BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini: Industri Rokok Lesu, TINS Terbitkan Obligasi Rp 2,8 T

24 Agustus 2017
Tags:
Berita Hari Ini:  Industri Rokok Lesu, TINS Terbitkan Obligasi Rp 2,8 T
Sejumlah buruh menyelesaikan lintingan rokok di pabrik rokok Desa Munjung Agung, Tegal, Jawa Tengah. Kementerian Perindustrian merencanakan menolak kenaikan cukai rokok sebesar 23 persen pada 2016, karena berdampak akan memberatkan sektor industri dan bisa menimbulkan gejolak dan pemutusan hubungan kerja (PHK). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Maskapai dengan pelayanan penuh GIAA bersama Vietnam Airlines menandatangani perjanjian kerja sama

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

Cukai Rokok

Kementerian Keuangan diminta untuk menunda kenaikan tarif cukai rokok yang dapat memukul industri.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Willem Petrus Riwu, mengusulkan agar Kementerian Keuangan menunda kenaikan tarif cukai rokok. Penyebabnya industri tembakau skala kecil sampai pabrikan besar tengah mengalami penurunan omzet.

Willem menyatakan persaingan bisnis rokok tengah terhimpit dengan semakin lesunya permintaan pasar domestik. Kenaikan tarif cukai bakal menyebabkan industri rokok skala kecil berguguran. “Mereka yang industri kecil itu sedang pukul-pukulan memperebutkan pasar untuk bisa bertahan. Kalau masih dipukul lagi dengan kenaikan cukai, bisa banyak lagi yang tutup,” ujarnya.

PT Timah Tbk (TINS)

TINS akan menerbitkan surat utang dengan plafon sebesar Rp 2,8 triliun. Untuk tahap pertama, nilai emisi yang diterbitkan Rp 1,5 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 1,05 triliun atau setara 70 persen dari perolehan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan pelat merah ini. Porsi ini masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni 30 persen untuk rekondisi peralatan produksi dan 40 persen untuk peningkatan kapasitas produksi perusahaan.

Lalu, sebesar Rp 450 miliar atau setara 30 persen dari perolehan dana surat utang TINS akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja rupiah.

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

Maskapai dengan pelayanan penuh GIAA bersama Vietnam Airlines menandatangani perjanjian kerja sama penggunaan jadwal penerbangan secara bersama-sama guna memperluas penetrasi pasar di luar negeri.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Pahala N. Mansury, mengatakan Vietnam merupakan pasar yang berharga bagi Indonesia. Dengan kerja sama itu, Garuda dapat menawarkan lebih banyak lagi pilihan perjalanan antara kedua negara

PT Tower Bersama Infrastuctrure Tbk (TBIG)

TBIG mencatatkan pendapatan Rp1,94 triliun pada semester I 2017. Akan tetapi, laba bersihnya turun 39,5 persen menjadi Rp 509,11 miliar.

Perseroan membukukan laba bersih Rp 509,11 miliar sepanjang semester I 2017. Laba bersih tersebut turun 39,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 841,99 miliar. Padahal, perseroan mampu membukukan pendapatan Rp 1,94 triliun, naik 7,18 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp1,81 triliun.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

BMRI berencana menurunkan bunga deposito pada akhir tahun ini. Hal ini sebagai langkah penyesuaian Bank Indonesia (BI) yang sudah memangkas bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points menjadi 4,5 persen.

Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, bank akan menurunkan bunga deposito 3-4 bulan setelah penurunan 7-DRR rate. Sedangkan untuk penurunan bunga kredit akan dilakukan 4-6 bulan setelah 7-DRR rate.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,57

Up0,36%
Up5,38%
Up9,72%
Up9,86%
Up18,65%
Up8,78%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,86

Up0,46%
Up5,00%
Up8,84%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,16

Up0,41%
Up4,45%
Up9,64%
Up9,88%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,96

Up1,04%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua