BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

RIMO Sentuh Rp 300, Ini Potensi Keuntungan Benny Tjokro Dari Penjualan Saham

Bareksa19 Juli 2017
Tags:
RIMO Sentuh Rp 300, Ini Potensi Keuntungan Benny Tjokro Dari Penjualan Saham
Direktur Utama PT Armidian Karyatama Tbk Benny Tjokrosaputro bersama jajaran direksi dan komisaris, memaparkan rencana penawaran perdana saham (IPO) di Jakarta, Rabu (31/5)

Benny Tjokro mulai melepas saham RIMO sejak 7 April 2017

Bareksa.com – Saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) setelah libur Lebaran dalam kurun waktu 2 pekan telah menguat 68 persen dari Rp 175 pada 3 Juli menjadi Rp 294 per saham pada perdagangan pada 18 Juli 2017. Hingga pukul 10.50 WIB hari ini, harga saham RIMO pun masih beranjak naik 5,44 persen menjadi Rp 310 per saham.

Untuk diketahui, RIMO baru saja melakukan aksi korporasi rights issue pada Maret 2017 dengan harga pelaksanaan Rp 101 per saham dengan rasio 5 : 597. Tingginya rasio tersebut berdampak pada adanya dilusi mencapai 99 persen apabila pemegang saham lama memilih untuk tidak mengeksekusi haknya.

Dalam prospektus perseroan juga dijelaskan bahwa pihak-pihak yang akan menjadi standby buyer apabila saham RIMO tidak diserap oleh pemegang saham lama ialah Benny Tjokrosaputro sebesar Rp 3,2 triliun, Teddy Tjokrosaputro Rp 284,08 miliar, Anne Patricia Sutanto Rp 355,1 miliar, dan Ludjianto Setijo Rp 106,53 miliar. Dana yang diraih dari aksi korporasi senilai Rp 4,1 triliun ini mayoritas akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan properti dan menjadi jalan untuk mengubah lini bisnis perseroan.

Promo Terbaru di Bareksa

Tabel : Laporan Hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) I

Illustration

Sumber : Perseroan

Rights issue sudah selesai dilaksanakan. Hasilnya sudah diumumkan oleh perseroan dalam keterbukaan informasi tertanggal 4 April 2017. Dari jumlah saham baru yang ditawarkan sebanyak 40,59 miliar lembar, hanya sekitar 1,54 miliar atau 3,8 persen yang dieksekusi oleh pemegang saham lama. Sisanya, sebanyak 39,05 miliar lembar tidak terserap pasar, sehingga secara otomatis saham-saham yang tidak terserap akan dieksekusi oleh standby buyer, yakni Benny Tjokro dan keluarga.

Dari sini kita pun bisa menghitung seluruh jumlah saham RIMO yang beredar di pasar hingga 22 Maret 2017 dengan menjumlahkan saham sebelum HMETD dan jumlah HMETD yang dilaksanakan. Setelah aksi korporasi itu, praktis hanya tersisa 1,88 miliar lembar saham publik yang beredar di pasar (di luar standby buyer), atau hanya sekitar 4,6 persen dari total jumlah saham (outstanding shares).

Benny Tjokro Telah Melepas 33,6 Persen, Berapa Potensi Realisasi Profitnya?

Berdasarkan keterangan perseroan, sejak kejadian rights issue pada Maret lalu, total jumlah saham beredar yang diakui sebagai modal disetor mencapai 40,936 miliar lembar. Sedangkan pada 12 April 2017 perseroan juga merilis kepemilikan data saham yang menerangkan pemilik mayoritas RIMO saat itu adalah Benny Tjokrosaputro dengan kepemilikan 75,35 persen.

Tetapi seiring naiknya harga saham RIMO, kepemilikan saham pihak mayoritas itu secara perlahan justru berkurang.

Berdasarkan data kepemilikan saham RIMO yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) terlihat Benny Tjokro mulai melepas saham RIMO dari periode 7 April sampai 13 Juli 2017. Dalam laporan tersebut tidak disebutkan harga jual saham yang dilakukan oleh Benny Tjokro. Namun jika kita asumsikan saham RIMO milik Benny Tjokro dijual di pasar reguler BEI pada tanggal-tanggal penjualan tersebut, maka potensi keuntungan yang bisa diraih bisa mencapai Rp 530 miliar.

Tabel : Detail Tanggal Pelepasan Saham RIMO Kepemilikan Benny Tjokro

Illustration

*Harga saham rata-rata di pasar reguler BEI
Sumber : Perseroan, diolah Bareksa

Menariknya, harga saham RIMO justru melesat paska pelepasan saham oleh Benny Tjokro. Sepanjang periode 3 Juli - 18 Juli 2017, harga saham RIMO naik 68 persen menjadi Rp294 per saham.

Grafik: Harga Saham RIMO Maret - Juli 2017
Illustration
Sumber: Bareksa.com

Melihat performa RIMO yang meningkat signifikan di bulan Juli 2017, pelepasan saham Benny Tjokro secara masif justru terjadi pada Mei 2017 dibandingkan bulan lainnya. Bareksa mencatat setidaknya ada 6,3 miliar lembar yang terjual hanya di bulan Mei 2017.

Sedangkan dari 7 April hingga 13 Juli 2017, Benny telah melepas saham sebanyak 10,3 miliar lembar berdasarkan data BEI. Berarti, sekitar 61 persen pelepasan saham yang dilakukan Benny Tjokro terjadi pada bulan Mei 2017, di mana harga saham masih di kisaran Rp 150an.

Pada hari Selasa, 18 Juli 2017, harga saham RIMO diperdagangkan menguat 15,7 persen di level Rp 294 per saham. Hingga siang hari ini, pukul 10.50 WIB harga saham terus beranjak naik hingga mencapai level Rp 310 per saham. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,27

Up0,16%
Up4,01%
Up7,67%
Up8,39%
Up19,37%
Up38,49%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,38

Up0,14%
Up4,08%
Up7,08%
Up7,50%
Up2,87%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.083,3

Up0,57%
Up4,00%
Up7,45%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.850,63

Up0,53%
Up3,87%
Up7,01%
Up7,37%
Up17,62%
Up40,80%

Insight Renewable Energy Fund

2.282,09

Up0,82%
Up4,04%
Up7,09%
Up7,41%
Up20,36%
Up35,77%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua