BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Masuk Daftar Penyebab Neraca Dagang AS Defisit, Ini Tanggapan Indonesia

06 April 2017
Tags:
Masuk Daftar Penyebab Neraca Dagang AS Defisit, Ini Tanggapan Indonesia
Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump

Donald Trump menerbitkan executive order dan akan menyelidiki 16 negara mitra dagang yang membuat AS defisit

Bareksa.com - Presiden AS Donald Trump baru-baru ini telah menerbitkan executive order atau aturan baru yang tujuannya menyelidiki negara-negara mitra dagangnya yang menyebabkan neraca perdagangan AS defisit, termasuk Indonesia, China, dan India. Dia kecewa melihat kondisi neraca perdagangan AS yang defisit hingga US$500 miliar atau setara dengan Rp 6.650 triliun (kurs Rp 13.300) selama 2016.

Terkait hal ini, Trump meminta Departemen Perdagangan dan Kantor Perwakilan Dagang AS menindaklanjuti dengan mengumpulkan data-data yang valid penyebab defisit neraca perdagangan AS. Mereka harus menyampaikan laporannya dalam 90 hari ke depan.

Grafik : Pertumbuhan Defisit Neraca Dagang AS 2016 – 2017 (US$ miliar)

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber : Tradingeconomics.com, diolah Bareksa.com

Mengutip Economic Times, Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross mengatakan, salah satu perintah Trump yakni mengenai analisis negara per negara dan produk per produk. Ross akan melihat bukti kecurangan, perilaku tak pantas, kesepakatan dagang yang tidak sesuai dengan perjanjian, kurangnya penegakan hukum, persoalan mata uang hingga kendala dengan Organisasi Perdagangan Dunia, WTO. Bahkan ia telah mengidentifikasi ada 16 negara yang menjadi mitra dagang utama AS tetapi neraca perdagangannya jomplang atau tidak seimbang.

Tabel : Negara Penyebab Defisit AS

Illustration

Sumber : Economic Times

Uniknya, masih ada negara-negara lain yang disebutkan dalam daftar itu seperti Italia, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Perancis, Swiss, Taiwan, Kanada dan Indonesia tetapi tidak disebutkan jumlah transaksi perdagangannya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, memang dalam dua tahun terakhir ini neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus terhadap AS, atau AS mengalami defisit. Dari sisi Indonesia, terdapat surplus US$8,78 miliar per 2016, naik dibandingkan dengan US$7,67 miliar pada tahun sebelumnya. Tren ini pun terlihat tetap berlanjut pada Februari 2017 dengan surplus US$2,75 miliar dibandingkan dengan US$1,15 miliar pada periode sama tahun lalu.

Grafik: Neraca Perdagangan Surplus (Defisit) dengan AS dari Sisi Indonesia

Illustration

Sumber: Kementerian Perdagangan, diolah Bareksa.com

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menyatakan yang namanya perdagangan antar negara itu bergerak dinamis, bisa surplus dan bisa juga defisit. Semuanya berjalan dengan baik dan tidak ada masalah selama kedua negara berlaku adil dan atas kepentingan bersama.

Menurut JK, hal itu lumrah terjadi dalam perdagangan antar negara. "Ekspor Indonesia ke AS sudah makin beragam, dulu Indonesia pernah ekspor minyak dan gas, sekarang beralih ke garmen, alas kaki, mesin, dan lain-lain," katanya.

Maka dari itu, wajar saja jika AS mengalami defisit karena Indonesia tidak banyak mengimpor barang dari AS. Beberapa produk yang diimpor contohnya produk pertanian, seperti kedelai, jagung, dan sebagainya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan ada tiga kriteria yang dianggap negara mitra dagang benar-benar merugikan neraca perdagangan AS defisit. Pertama, surplus terhadap AS tidak boleh lebih dari US$ 20 miliar, sementara surplus Indonesia tidak sampai sebesar itu. Kedua, negara mitra surplus dalam sektor barang dan jasa, sementara Indonesia masih defisit untuk jasa. Ketiga, negara mitra melakukan intervensi pada kurs dengan satu arah secara terus menerus selama satu tahun sehingga membuat nilai tukar pada negara tersebut melemah dan harga barang yang diekspor ke AS menjadi lebih murah.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan akan menginvestigasi penyebab neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) defisit selama 2016. Salah satu yang akan direview adalah komoditas yang sering diekspor Indonesia ke AS. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,57

Up0,36%
Up5,38%
Up9,72%
Up9,86%
Up18,65%
Up8,78%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,86

Up0,46%
Up5,00%
Up8,84%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,16

Up0,41%
Up4,45%
Up9,64%
Up9,88%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,96

Up1,04%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua