MARKET BRIEF: ADHI Investasi Rp35T Untuk Properti; POLY Siapkan Capex US$20 Juta
BMRI mengantisipasi kredit yang masuk kategori dalam perhatian khusus

BMRI mengantisipasi kredit yang masuk kategori dalam perhatian khusus
Bareksa.com- Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI)
ADHI akan menginvestasikan dana sebesar Rp35 triliun untuk pengembangan kawasan properti yang berorientasi pada akses transportasi massal atau transit oriented development (TOD) di 10 stasiun.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Operasi II PT Adhi Kar ya Tbk. (ADHI) Budi Sadewa Soediro mengatakan, pengembangan kawasan TOD akan dilakukan oleh Departemen TOD perseroan. Departemen TOD menargetkan kepemilikan lahan pada 16 stasiun kereta api ringan (light rail transit/LRT). Saat ini, ADHI masih memiliki lahan TOD untuk 10 stasiun dengan total lahan 54 hektare dan rencananya mengakuisisi hingga 130 hektare selama tahun ini.
PT Astra International Tbk (ASII)
PT Astratel Nusantara, anak usaha ASII, akan membayar Rp 351 miliar kepada PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sebagai uang muka (down payment/DP) pembelian saham pengelola jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) pada awal April tahun ini. Sisanya Rp 1,9 triliun bakal dibayar pada Januari 2018.
Pembayaran transaksi akuisisi tersebut merupakan bagian dari proses pembelian saham PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pemegang konsesi jalan tol Cipali, milik Surya Internusa senilai total Rp 2,34 triliun. Saat ini, Astratel masih menunggu penuntasan proses legal dari Surya Internusa sebelum merampungkan transaksi tersebut.
PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY)
POLY mengestimasi belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$20 juta tahun ini. Dana ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan mesin pabrik. Executive Assistance to President Director Asia Pacific Fibers Prama Yudha Amdan mengatakan, pendanaan belanja modal bersumber dari kas internal senilai US$10 juta. Sisanya diharapkan berasal dari dana hasil restrukturisasi dan mitra strategis untuk pengoperasian unit purified terephtalic acid (PTA).
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
BMRI mengantisipasi kredit yang masuk kategori dalam perhatian khusus. Hal ini karena kredit dalam kategori ini berpeluang untuk jatuh dalam kategori non performing loan (NPL) seiring dengan ekonomi yang belum terlalu pulih.
“Kami mempunyai beberapa strategi terkait ini, salah satunya restrukturisasi,” ujar Toni Eko Boy Subari, Senior Executive Vice President (SEVP) Special Asset Management Bank Mandiri, Sabtu (11 Maret 2017). Restrukturisasi ini dilakukan ketika prospek bisnis debitur bagus tetapi hanya mengalami kesulitan penjualan. Namun, jika debitur masih mengalami kesulitan, cara kedua adalah dengan melakukan penurunan suku bunga dan perpanjangan tenor.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,57 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,86 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,16 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,96 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.