MARKET BRIEF: Buyback Saham RALS Rampung, BBCA Serap Tebusan Tax Amnesty Rp40T
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit kelistrikan pada tahun ini 15%

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit kelistrikan pada tahun ini 15%
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
BCA mencatatkan dana tebusan tax amnesty yang masuk sebesar Rp 40,2 triliun hingga akhir periode kedua program per Desember 2016. Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan, dana tebusan yang masuk memang tidak sebesar pada periode pertama.
Promo Terbaru di Bareksa
“Sebagian besar ditempatkan di giro dan deposito,” ujarnya.
Untuk dana repatriasi, Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA sebelumnya menargetkan pada akhir 2016 akan berada di angka Rp 50 triliun. Secara umum, menurut Jahja, BCA akan menyediakan instrumen yang menarik untuk peserta pengampunan pajak, seperti untuk simpanan deposito di atas Rp 2 miliar akan diberikan tingkat bunga bersaing.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
BNI menargetkan pertumbuhan kredit kelistrikan pada tahun ini sebesar 15 persen year on year (yoy) menjadi Rp 32,2 triliun. Hal ini seiring dengan pembangunan proyek 35.000 MW oleh pemerintah.
Menurut Direktur Bisnis Banking I BNI Herry Sidharta, pada 2017, kredit sektor kelistrikan diproyeksi bisa banyak membantu tumbuhnya kredit BNI. Herry mengakui, sampai saat ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan proyek listrik pemerintah ini mengalami hambatan. Beberapa faktor ini diantaranya pembebasan lahan, perizinan, transmisi listrik yang berhasil diperbaiki.
Sampai Desember 2016, penyaluran kredit sektor kelistrikan di BNI sebesar Rp 27 triliun atau 7 persen dari total kredit bank berkode saham BBNI ini. Besarnya realisasi kredit terkait listrik BNI pada 2016 lalu, salah satunya disumbang oleh proyek 35.000 MW pemerintah.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
BTN akan menerbitkan sejumlah obligasi sebagai alternatif pendanaan di luar dana simpanan masyarakat yaitu dana pihak ketiga (DPK). Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasuri BTN mengatakan, bank masih membutuhkan dana lain selain dari masyarakat atau DPK.
Bank yang mengkhususkan untuk kredit perumahan ini berencana untuk menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) baru nilainya sekitar Rp 10 triliun. BTN akan menerbitkan PUB secara bertahap tergantung dari kebutuhan likuiditas serta perolehan dana DPK di tahun 2017 ini.
BTN menargetkan DPK tumbuh di atas 20 persen di tahun 2017. Andai DPK tumbuh sesuai target maka PUB yang diterbitkan tak akan besar, sebaliknya jika DPK tak tumbuh sejalan dengan target maka PUB yang diterbitkan sesuai dengan kebutuhan likuiditas untuk memenuhi penyaluran kredit.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Perusahaan ritel ini telah merealisasikan proses pembelian saham kembali atau buyback senilai Rp 201,8 miliar. Direktur Ramayana Lestari Sentosa Suryanto dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu, 4 Januari 2017 mengatakan dana sebesar Rp 201,8 miliar untuk membeli 161,5 juta lembar saham atau setara dengan 50,54 persen modal disetor. Pembelian saham ini dengan rata-rata harga Rp 1.249 per lembar saham.
“Kami telah merealisasikan proses buyback yang dilakukan dalam kurun waktu 1 Juli 2016 sampai 31 Desember 2016,” ujar Suryanto.
Sebelum proses buyback kali ini, Ramayana sudah merampungkan dua periode pembelian saham kembali, periode pertama dilakukan 25 November 2015 sampai 31 Desember 2015. Transaksi pembelian dalam periode ini yaitu Rp 3 miliar untuk 4,8 juta lembar saham dengan nilai rata-rata pembelian Rp 633.
Periode kedua yaitu pada kurun waktu 1 Januari 2016 sampai 30 Juni 2016, transaksi pembelian dalam periode ini yaitu Rp 1,8 miliar untuk 3,3 juta lembar saham dengan nilai per saham Rp563.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.202,74 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,32 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,7 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,13 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.