Kenapa Semen Indonesia Merambah Pasar Regional?
Penguasa pasar semen ASEAN saat ini adalah produsen asal Eropa

Penguasa pasar semen ASEAN saat ini adalah produsen asal Eropa
Bareksa.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) serius menggarap pasar regional ASEAN, di tengah kenyataan bahwa kapasitas produksi semen terbesar kawasan ini bukan bersumber dari produsen asal negara-negara ASEAN.
Menilik data industri semen, penguasa pasar ASEAN saat ini adalah produsen asal Eropa, LafargeHolcim -- setelah kedua produsen ini merger pada Oktober 2015 lalu. Tercatat, kapasitas produksi mereka di kawasan ini setelah digabung menjadi sekitar 44,5 juta ton. Angka ini melebihi kapasitas produksi Semen Indonesia sebesar 32,3 juta ton dan Siam Cement Group asal Thailand yang hanya 30,6 juta ton.
Tabel: Kapasitas Produksi Produsen Semen di ASEAN

Sumber: Presentasi Masing-Masing Perusahaan
Promo Terbaru di Bareksa
Potensi pasar ASEAN sejatinya sangatlah besar. Data statistik perdagangan ASEAN menunjukkan sepanjang tahun 2015, komoditas bahan bangunan termasuk semen masih defisit. Tercatat total nilai impor mencapai US$6,27 miliar sementara ekspor hanya US$4,35 miliar.
Jika ditelaah lebih dalam, 60,5 persen dari nilai impor itu bahkan merupakan perdagangan impor dari luar ASEAN. Artinya potensi pembangunan pabrik semen di kawasan regional ASEAN masih sangat feasible untuk menutup defisit perdagangan.
Besarnya kebutuhan komoditas bahan bangunan tak lepas dari besarnya belanja infrastruktur yang sedang digenjot oleh masing-masing Negara ASEAN. Dari 8 negara saja, belanja infrastruktur sepanjang 2010-2020 mencapai US$1,09 triliun.
Gambar: Proyeksi Belanja Infrastruktur Kawasan Regional ASEAN Periode 2010-2020

Sumber: ISEAS
Secara spesifik di industri semen, terlihat negara di ASEAN yang mengalami kelebihan konsumsi terjadi di Vietnam dan Thailand, sehingga dapat menjadi potensi pasar pengembangan pabrik semen. Hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia yang justru tengah mengalami oversupply sejak tahun 2014. Tentunya ini dapat menjadi strategi produsen semen di Indonesia untuk mengekspor kelebihan semen ke negara ASEAN lain yang masih defisit, termasuk Semen Indonesia.
Direktur Utama SMGR, Rizkan Chandra, kepada Bareksa mengatakan langkah ekspansi ke pasar ASEAN dilakukan untuk menghadapi masalah kelebihan kapasitas semen di Indonesia. “Tapi kami tidak hanya mau menjadi eksportir, kami juga ingin menjadi pemain utama di negara itu,” ia menandaskan.
Grafik: Data Pasar Semen di ASEAN, 2014 (Juta Ton)

Sumber: Presentasi SCG, diolah Bareksa
Pada tahun 2012 lalu, Semen Indonesia mengakuisisi 70 persen saham Thang Long Cement Vietnam. Sepanjang periode Januari-September 2016, volume penjualan semen dari Thang Long telah mencapai 1,34 juta ton, melonjak 15,1 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hal ini mendorong tambahan pertumbuhan volume penjualan sebesar 0,3 persen. Sehingga total pertumbuhan volume penjualan Semen Indonesia menjadi 2,8 persen di periode yang sama.
Hasil positif ini memotivasi Semen Indonesia untuk meneruskan langkah ekspansi di kawasan regional. Rizkan bahkan mengatakan tidak menutup kemungkinan Semen Indonesia akan bekerja sama dengan investor strategis untuk mengakuisisi pabrik semen lain di luar negeri. (AD | np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.