BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Sektor Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan Loyo, Laba Astra Melorot 6%

01 November 2016
Tags:
Sektor Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan Loyo, Laba Astra Melorot 6%
Kiri ke kanan, Direktur PT Menara Astra, Regina Okthory, Chied of Astra Property PT Astra International Tbk, David Iman Santosa, dan Direktur Menara Astra, Herawati prasetyo dalam Grand Launching bisnis Astra di sektor properti. (Bareksa/Alfin Tofler).

Penjualan mobil yang merupakan lini bisnis utama Astra mengalami kenaikan sebesar 10 persen

Bareksa.com - Kinerja grup Astra pada kuartal ketiga 2016 masih tertekan meski lini bisnis utama di bidang otomotif mengalami perbaikan signifikan. Selama Sembilan bulan pertama 2016, lini bisnis keuangan, distribusi alat berat dan pertambangan masih memberatkan konglomerasi ini.

Pada periode Januari-September 2016, laba bersih Direktur PT Astra International Tbk (ASII) mencapai Rp11,2 trilun atau Rp279 per lembar sahamnya. Angka ini turun 6 persen dari Rp296 per lembar saham pada periode sama tahun lalu.

Pada kuartal ketiga ini penjualan mobil yang merupakan lini bisnis utama Astra mengalami kenaikan sebesar 10 persen sedangkan penjualan motor turun tiga persen.

Promo Terbaru di Bareksa

“Kinerja Grup Astra pada tahun ini diharapkan merefleksikan terus membaiknya kinerja bisnis otomotif, bersamaan dengan beberapa peningkatan kinerja di bisnis agribisnis serta sedikit pulihnya bisnis alat berat dan pertambangan, walaupun masih ada kekhawatiran terhadap tingkat kredit bermasalah di Bank Permata,” kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dalam keterangan persnya, Senin 31 Oktober 2016.

Pendapatan bersih konsolidasian Astra pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2016 turun 4 persen menjadi Rp132,3 triliun. Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp2.611 pada 30 September 2016, meningkat 4 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015.

Tabel Kontribusi Anak Usaha ASII

Illustration

Sumber: ASII

Alat berat dan juga pertambangan menjadi sektor yang kontribusinya paling menurun terhadap perseroan. Kontribusi lini bisnis ini turun hingga 43 persen menjadi Rp1,89 triliun dari sebelumnya mencapai Rp2,99 triliun di periode yang sama tahun 2015.

Sektor agribisnis menjadi sektor yang naik paling tinggi kontribusinya bagi ASII. Jika pada kuartal ketiga 2015 sektor ini hanya memberikan laba bersih sebesar Rp116 miliar, pada kuartal ketiga tahun ini lini bisnis ini telah memberikan kontribusi hingga Rp913 miliar. Dengan kata lain kontribusinya terhadap perseroan naik hingga 687 persen.

Sektor properti juga tercatat tumbuh hingga 1.580 persen dengan memberikan kontribusi Rp84 miliar dari sebelumnya hanya Rp5 miliar. Hal ini disebabkan sektor ini baru saja resmi berjalan pada tahun lalu.

Laba bersih dari segmen otomotif Grup naik 12 persen menjadi Rp6,0 triliun selama periode sembilan bulan, sebagian besar merupakan dampak dari peluncuran model baru yang turut berdampak positif terhadap marjin.

Penjualan mobil secara nasional meningkat sebesar 2 persen menjadi 783.000 unit. Penjualan nasional mobil Astra naik sebesar 10 persen menjadi 422.000 unit, sehingga meningkatkan pangsa pasar menjadi 54 persen dari 50 persen. Grup telah meluncurkan sepuluh model baru dan tujuh model revamped selama periode ini.

Penjualan sepeda motor nasional menurun sebesar 10 persen menjadi 4,4 juta unit. Sementara penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami penurunan 3 persen menjadi 3,2 juta unit, meski pangsa pasarnya meningkat menjadi 73 persen dari 68 persen dengan didukung oleh peluncuran enam model baru dan delapan model revamped selama periode ini.

Laba bersih PT Astra Otoparts Tbk, bisnis komponen Grup, meningkat 59 persen menjadi Rp284 miliar dengan peningkatan pendapatan dari segmen pasar pabrikan otomotif (Original Equipment Manufacturer/OEM), after market dan segmen ekspor.

Bank Permata, yang 44,6 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat kerugian bersih sebesar Rp1,2 triliun sepanjang sembilan bulan pertama dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp938 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan signifikan provisi kerugian kredit akibat peningkatan kredit bermasalah menjadi 4,9 persen dari 2,7 persen pada akhir tahun lalu. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua