MARKET BRIEF: Laba BIRD Anjlok 40%, HRUM Siapkan $27 Juta Untuk Buyback Saham
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mendapatkan pinjaman Rp1,35 triliun.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk mendapatkan pinjaman Rp1,35 triliun.
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
JSMR melalui kelompok usahanya PT Jasa Marga Pandaan Malang (JPM) memperoleh pembiayaan kredit dari sindikasi BNI, BCA dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp 1,35 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk, Dwimawan Heru mengatakan pinjaman itu diberikan guna talangan tanah untuk proyek Jalan Tol Pandaan – Malang sepanjang 37,62 km. Pinjaman perjanjian kredit sindikasi itu berjangka waktu 2 tahun.
PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Produsen batu bara ini akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham milik perusahaan yang beredar di pasar. Hal ini dilakukan karena harga saham sedang fluktuatif.
Perseroan akan terus melakukan buyback secara bertahap hingga 18 bulan ke depan, sebanyak maksimal 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh atau 270,36 juta saham. HRUM mengalokasikan dana $ 27 juta atau Rp 352,56 miliar (kurs Rp 13.058 per dollar AS) untuk buyback.
Rencana ini akan dilakukan usai mendapat restu rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 9 Desember 2016. Sebelumnya, aksi buyback saham ini dilakukan selama periode 1 Juni 2015 hingga 30 November 2016.
PT Blue Bird Tbk (BIRD)
Emiten transportasi taksi ini mencatatkan penurunan laba hingga 40 persen menjadi Rp 7,2 miliar sepanjang Januari-September 2016 dari periode sama tahun lalu Rp 12,11 miliar. Penurunan ini disebabkan turunnya pendapatan sebesar 43 persen menjadi Rp 722 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,28 triliun.
Selain masih menanggung beban usaha yang besar, perusahaan juga rugi selisih kurs sebesar Rp 1,81 miliar. Penurunan kinerja perusahaan ini memang sudah dirasakan dari kemunculannya taksi berbasis online.
Direktur BIRD, Andrianto Djokoseotono mengatakan strategi pengembangan bisnis perusahaan masih seputar pelayanan serta sistem IT. "Strategi perusahaan masih secara kontinyu mengedepankan kepentingan pelayanan, baik pengemudi, kendaraan maupun sistem IT," kata Andrianto.
PT Nusa Konstruksi Enjineering Tbk (DGIK)
Perusahaan konstruksi ini membukukan pendapatan usaha senilai Rp 722,78 miliar per kuartal ketiga tahun ini. Jika ditambahkan dengan proyek joint operation (JO), maka total perolehannya menjadi Rp 942 miliar. Pencapaian tersebut lebih rendah 26 persen dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,28 triliun.
“Penghasilan usaha yang dibukukan di kuartal III 2016 tidak mencapai target yang telah ditentukan oleh perseroan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain melesetnya beberapa proyek yang telah ditargetkan untuk diraih dan beberapa proyek yang mengalami masalah seperti penundaan proyek sampai penghentian proyek," kata Sekretaris Perusahaan Djohan Halim.
Djohan mengungkapkan, beberapa proyek bermasalah juga mengakibatkan peningkatan pada beban usaha terkait dengan biaya-biaya proyek yang harus ditanggung perusahaan. Pada kuartal III 2016, DGIK mencatatkan beban usaha sebesar Rp 675,18 miliar.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF)
Perusahaan farmasi milik negara ini berhasil membukukan peningkatan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk periode Januari-September 2016 sekitar 6,26 persen atau menjadi Rp173,825 miliar dari periode sama tahun lalu Rp163,581 miliar.
Disebutkan,raihan laba ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sekitar 14,19 persen atau menjadi Rp3,967 triliun dari periode serupa tahun lalu Rp3,474 triliun. Perseroan juga berhasil meningkatkan pendapatan lainnya sekitar 18,53 persen atau menjadi Rp49,984 miliar pada periode yang berakhir September 2016 dari periode serupa tahun lalu tercatat Rp42,168 miliar.
Beban usaha BUMN distribusi obat-obatan ini membengkak sekitar 19,2 persen menjadi Rp1,030 triliun selama sembilan bulan tahun ini dari Rp864 miliar periode sama tahun lalu. Beban kurs yang harus ditanggung perseroan pun turut meningkat hampir dua kali lipat atau menjadi Rp466 miliar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,57 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,86 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,16 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,96 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.