MARKET BRIEF: HMSP Bantah Harga Rokok Rp50 Ribu, KREN Perlebar Bisnis Digital
PT Mayapada Properti Indonesia akan segera melangsungkan Initial Public Offering.

PT Mayapada Properti Indonesia akan segera melangsungkan Initial Public Offering.
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Mayapada Properti mengantre IPO
PT Mayapada Properti Indonesia akan segera melangsungkan Initial Public Offering (IPO). Selan Mayapada, ada enam emiten lain yang juga akan melantai di Bursa.
Promo Terbaru di Bareksa
Mayapada Properti menggunakan laporan keuangan 30 April 2016 untuk dasar valuasi dengan aset Rp12,3 triliun. Nilai utang perusahaan mencapai Rp294 miliar dengan ekuitas Rp12 triliun. Perusahaan ini mencetak pendapatan Rp1,2 triliun dengan laba bersih Rp34,2 miliar.
RHB Securities akan bertindak sebagai penjamin pelaksana efek. Jumlah saham yang dilepas sebesar 17,6 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Calon emiten lain adalah PT Aneka Gas Industri, PT Waskita Beton Precast, PT Anugerah Berkah Madani, PT Mega Power Makmur, dan PT Paramita Bangun Sarana. Selain itu ada pula rencana pencatatan kembali (relisting) PT Indo Komoditi Korpora yang bergerak di bidang perindustrian dan perdagangan karet melalui entitas anak, yaitu PT Sampit International.
Laba INDF melonjak 28,9 persen
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sepanjang semester pertama membukukan penjualan bersih Rp34,08 triliun. Catatan penjualan ini naik 4,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp32,63 triliun.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk berhasil menjaga beban penjualan, sehingga laba usaha masih tumbuh 4,2 persen menjadi Rp4,01 triliun dari Rp3,85 triliun. Turunnya beban keuangan juga menyebabkan laba bersih INDF naik 28,9 persen menjadi Rp2,2 triliun dari Rp 1,73 triliun.
Anthoni Salim, Direktur Utama INDF, mengatakan marjin laba bersih meningkat dari 5,3 persen menjadi 6,5 persen pada semester I 2016.
HMSP bantah naikkan harga rokok
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menegaskan isu kenaikan harga rokok hingga Rp50 ribu per bungkus, tidaklah benar. Sampoerna mengungkapkan informasi tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communications PT HM Sampoerna, Elvira Lianita, mengatakan kenaikan harga dan cukai secara drastis dan eksesif bukan langkah yang bijaksana. Setiap kebijakan yang berkaitan dengan harga dan cukai rokok menurutnya harus mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif.
"Jika harga rokok mahal, maka kesempatan ini akan digunakan oleh produk rokok ilegal yang dijual dengan harga sangat murah dikarenakan mereka tidak membayar cukai," demikian tertera dalam laporan keterbukaan HMSP ke BEI.
Berdasarkan studi yang dilakukan sejumlah universitas nasional, perlu dicatat bahwa dengan tingkat harga cukai saat ini perdagangan rokok Ilegal telah mencapai 11,7 persen dan merugikan negara hingga Rp9 triliun.
KREN perlebar bisnis digital
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) akan terjun ke bisnis layanan digital entertaintment dan media, lewat partisipasi kepemilikan sebesar 35 persen di PT Arjuna Indotech Media (PT AIM). Hal ini dilakukan KREN melihat besarnya potensi pasar bisnis media dan hiburan di dalam negeri.
“Indonesia yang memiliki jumlah populasi lebih dari 250 juta orang serta 70 juta pengguna aktif internet dan 300 juta koneksi mobile, adalah pasar yang sangat potensial bagi bisnis entertaintment dan media,” demikian ditulis KREN dalam laporan keterbukaan informasinya.
Sebelumnya, KREN telah melakukan investasi dan sejumlah inisiatif di bidang digital sejak 2015, khususnya di bidang e-commerce infrastructure and enabler di Indonesia. Beberapa investasi tersebut di antaranya meliputi e-wallet, online payment aggregator, proyek BSD Smart Digital City, travel online, e-groceries, dan offline-to-online marketplace untuk UMKM. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.