Ada Tax Amnesty, Orang Kaya Indonesia Malah Borong Properti Mewah Singapura
Hingga Selasa, 13 September 2016 kebijakan tax amnesty telah berhasil menarik dana repatriasi sebesar Rp18,8 triliun.

Hingga Selasa, 13 September 2016 kebijakan tax amnesty telah berhasil menarik dana repatriasi sebesar Rp18,8 triliun.
Bareksa.com - Program pengampunan pajak yang diberlakukan sejak Juni 2016 masih belum cukup menggembirakan dalam menggaet dana repatriasi maupun uang tebusan yang dapat menjadi sumber penerimaan negara. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa semakin banyak orang Indonesia yang membeli properti mewah di Singapura.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan dana repatriasi dalam program tax amnesty yang berhasil ditarik masuk sebesar Rp18,8 triliun hingga Selasa, 13 September 2016. Angka tersebut belum mencapai 2 persen dari target yang dicanangkan pemerintah senilai Rp1.000 triliun. Pada saat yang sama, nilai uang tebusan juga baru mencapai Rp8,93 triliun, sekitar 5,4 persen dari target Rp165 triliun. Adapun deklarasi aset sebesar Rp388 triliun, dibandingkan perkiraan pemerintah sebesar Rp4.000 triliun.
Rendahnya realisasi dibandingkan target tersebut belum tentu menunjukkan bahwa pemerintah salah memperkirakan nilai kekayaan orang Indonesia yang ada di luar negeri. Seperti dilansir Bloomberg, pembelian properti di Singapura oleh orang Indonesia malah meningkat tertinggi pada kuartal kedua. Bahkan, sebagian besar terjadi di properti mewah.
Promo Terbaru di Bareksa
Pembelian properti orang Indonesia di Singapura naik hampir empat kali lipat menjadi $3,7 juta (sekitar Rp49 miliar) pada kuartal kedua dibandingkan nilai pembelian periode sama tahun lalu. Peristiwa ini terjadi berbarengan dengan target dana repatriasi yang ingin ditarik pemerintah Indonesia yang mencapai $300 miliar. Orang Indonesia juga menjadi pembeli terbesar pada properti OUE Twin Peaks Tower yang mulai dijual pada bulan Juli.
"Kami melihat adanya peningkatan jumlah orang Indonesia yang membeli properti yang paling mahal di Singapura," kata agen penjual properti dari SLP Realty Pte, Ang Kok Leong. Ang mengatakan motivasi orang Indonesia untuk membeli properti berkaitan dengan pertukaran data keuangan pada tahun depan.
Seperti diketahui, Indonesia, Singapura dan negara lain akan segera mengadopsi laporan pajak global yang mewajibkan masing-masing anggota untuk membuka data kepemilikan aset di negara mereka. Orang-orang Indonesia mulai membeli properti karena data aset yang dibagi hanyalah yang berada di bank, bukan pada aset riil.
Walaupun data secara resmi pembelian orang Indonesia masih relatif kecil, permintaan yang tinggi mulai tercermin di kepemilikan properti. Orang Indonesia disebutkan membeli 30 properti senilai SGD5 juta (Rp48 miliar) sejak awal tahun hingga bulan Agustus. Padahal di tahun 2015 hanya ada 8 transaksi serupa berdasarkan data Urban Development Authority.
Selama semester pertama 2016 ada 189 properti yang dibeli oleh orang Indonesia dari seluruh kisaran harga. Berdasarkan data Cushman & Wakefield, angka ini 23 persen lebih banyak dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya.Pembelian dari orang China dan Malaysia mengalami penurunan sepanjang kuartal kedua 2016, namun pembelian dari orang Indonesia malah mengalami peningkatan hingga 19 persen.
Walaupun demikian, tidak semua orang Indonesia membeli properti untuk menghindari pajak. Sebagian pembeli melihat akhir tahun 2015 sebagai "bottom" jatuhnya harga properti di negeri Singa tersebut.Kejatuhan harga properti di Singapura saat ini merupakan yang paling parah dalam sejarah sejak tahun 1975. Harga rumah turun selama 11 kuartal berturut-turut hingga Juni 2016.
Berdasarkan data Jones Lang LaSalle, pertumbuhan properti di Singapura baru mulai terjadi pada kuartal ini. Sebelumnya, penjualan tertinggi terjadi di kuartal ketiga tahun 2013.
Pada kuartal kedua 2016, ada dua transaksi gedung yang menjadi penyumbang angka penjualan tertinggi di Singapura. Pertama adalah Asia Square Tower yang diakuisisi oleh Qatar Investment Authority senilai SGD2,4 miliar dan yang kedua adalah akuisisi Straits Trading Building senilai SGD560 juta (Rp5,4 triliun) oleh salah satu orang terkaya di Indonesia, Tahir. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.