Rupiah Melemah Akibat Demam Brexit, Saham IMAS & GJTL Ambrol 8%
Kedua saham ini memiliki eksposure yang besar terhadap penguatan dolar AS
Kedua saham ini memiliki eksposure yang besar terhadap penguatan dolar AS
Bareksa.com – Kekhawatiran keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) membuat nilai tukar dolar AS yang menguat terhadap rupiah. Nilai tukar rupiah melemah 1,24 persen menjadi Rp13.403 terhadap dolar Amerika. Imbasnya, saham-saham yang memiliki eksposure besar terhadap dolar pun mengalami koreksi.
Di antara saham-saham tersebut, saham yang tergabung dalam indeks sektor aneka industri (Miscellenous Industry) terkena koreksi paling besar. Sebab, mayoritas komponen bahan baku produksi sektor industri ini yang merupakan perusahaan manufaktur masih sangat bergantung impor sehingga korelasi dengan dolar AS sangat tinggi.
Saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merupakan dua saham di sektor ini yang mengalami koreksi paling besar. Keduanya tercatat mengalami koreksi lebih dari 8 persen di sesi pertama perdagangan hari ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Pergerakan Intraday Saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
Sumber: Bareksa
Korelasi yang tinggi dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak hanya terlihat kali ini saja, dalam catatan Bareksa kedua saham itu mengalami penurunan harga dalam periode 17 April 2014 sampai 30 September 2015 karena pada saat itu rupiah ambrol menjadi Rp14.635 per dolar AS dari sebelumnya Rp11.687.
Kala itu rupiah terkoreksi imbas dari langkah bank sentral Amerika The Fed yang mengurangi stimulus ekonomi (tapering off) serta rencana untuk menaikkan suku bunga acuan.
Grafik Pergerakan Historis Saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) Periode 17 April 2014-30 September 2015
Sumber: Bareksa
Sementara itu saham-saham di sektor lain yang harga sahamnya juga merosot tajam terjadi karena perusahaan tersebut memiliki utang besar dalam mata uang dolar AS seperti saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT PTMNC SKY Vision Tbk (MSKY), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Alam Sutera Realiti Tbk (ASRI), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
(Baca juga: Dolar Sentuh Rp14.000, Ini Daftar Emiten yang Rentan Terhadap Pembengkakan Biaya).
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Capital Fixed Income Fund | 1.770,88 | 0,60% | 3,37% | 0,02% | 6,86% | 17,21% | 44,78% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.317,39 | 0,21% | 3,42% | 0,02% | 5,59% | 18,30% | - |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.749,76 | - 0,87% | 2,76% | 0,01% | 3,87% | 18,27% | 46,70% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.038,68 | 0,01% | 2,06% | 0,02% | 3,07% | - 2,20% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.035,51 | 0,52% | 3,55% | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.