BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Naik 2 Kali Lipat, Apakah Harga Saham AGRO, BNII, BEKS Sudah Mahal?

13 Juli 2016
Tags:
Naik 2 Kali Lipat, Apakah Harga Saham AGRO, BNII, BEKS Sudah Mahal?
Seorang mahasiwa melintas di dekat layar online trading yang menampilkan harga saham di Galeri Investasi STIE MDP Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (7/4). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Harga saham AGRO Naik 4 kali lipat menjadi Rp458 dari sebelumnya hanya di level Rp97

Bareksa.com - Sejumlah saham sektor perbankan kelas menengah (secondliner) mengalami lonjakan yang signifikan pada perdagangan Selasa 12 Juli 2016. Pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) sejak awal tahun bahkan mencatat lompatan setidaknya 2 kali lipat.

Pada penutupan perdagangan 12 Juli 2016, harga saham AGRO tercatat naik 23,1 persen menjadi Rp458. Bahkan secara year to date (YTD) harga saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini telah naik lebih dari empat kali lipat dari sebelumnya Rp97.

Pada saat yang sama, harga saham BEKS melonjak 34,1 persen menjadi Rp114 , menyentuh batas maksimal kenaikan harga dalam satu hari perdagangan. Jika dilihat secara YTD, saham ini telah mengalami kenaikan sebesar 115 persen dari sebelumnya Rp53.

Promo Terbaru di Bareksa

Kenaikan harga saham Bank Pundi juga terdorong rencana akan diakuisisi oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui Banten Global Development (BGD). (Baca juga: Akuisisi Bank Pundi oleh Pemprov Banten Makin Dekat, Valuasi Saham Melonjak)

Kondisi sama terjadi pada saham BNII yang naik 24,6 persen menjadi Rp344 pada 12 Juli 2016. Sejak awal tahun, saham bank yang terafiliasi dengan lembaga keuangan asal Malaysia tersebut naik 2 kali lipat dari Rp171.

Grafik: Pergerakan Harga Saham AGRO, BEKS dan BNII Secara Year to Date (YTD)

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Dengan kenaikan harga sebesar itu, apakah tiga saham emiten bank ini sudah terbilang mahal?

Analis Bareksa mencoba menghitung valuasi tiga saham itu menggunakan metode harga saham terhadap nilai buku (Price to Book Value/PBV). Semakin tinggi nilai PBV, maka harga saham emiten tersebut semakin mahal, begitupun sebaliknya.

Jika dilihat pada harga sekarang, PBV saham AGRO sebesar 3,8 kali sedangkan PBV saham BEKS sebesar 5,3 kali. Angka tersebut sangat premium jika dibandingkan dengan 12 emiten perbankan menengah lainnya yang memiliki rata-rata PBV 1,2 kali -- sebagai catatan, AGRO dan BEKS tidak dimasukkan ke dalam penghitungan rata-rata.

Sementara itu, PBV saham BNII masih sebesar 1,3 kali, tidak jauh berbeda dengan rata-rata 12 emiten bank secondliner yang dipantau Bareksa. PBV dari BNII ini melampaui sejumlah saham perbankan menengah lain seperti PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) yang hanya memiliki rasio 0,6 kali, PT Bank OCBC NISP (NISP) 0,9 kali, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) 0,5 kali, dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar 0,5 kali.

Grafik: Perbandingan Nilai Price to Book Value (PBV) Saham Perbankan

Illustration

Sumber: Data diolah

Bila dilihat dari sisi kinerja keuangan ketiga bank itu, BNII mencatat peningkatan tertinggi dalam periode tiga bulan pertama tahun ini. Laba BNII melonjak 76 persen pada kuartal I-2016 menjadi Rp450 miliar dari kinerja periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp255 miliar.

Naiknya laba BNII ditopang pendapatan bunga bersih yang berhasil tumbuh 8,8 persen menjadi Rp1,73 triliun pada kuartal pertama 2016 dari Rp1,59 triliun dibanding periode sama tahun lalu. Pada saat yang sama pendapatan non-bunga naik sebesar 10,7 persen menjadi Rp687 miliar dari Rp621 miliar. Kenaikan pendapatan non-bunga diperoleh dari fee terkait dengan treasury, bancasurrance, administrasi pinjaman dan ritel, serta jasa lain yang diberikan bank.

Grafik: Laba-Rugi AGRO, BEKS dan BNII Kuartal I 2013-2016

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Sementara AGRO mengalami pertumbuhan laba sebesar 35 persen menjadi Rp27 miliar pada kuartal pertama 2016 dari Rp20 miliar pada periode sama tahun lalu.

Akan tetapi, Bank Pundi justru mengalami kerugian semakin dalam tidak seperti kedua bank lainnya. Pada kuartal I-2016, BEKS mengantongi kerugian Rp80 miliar, nilai tersebut membengkak dari periode sebelumnya yang rugi Rp60 miliar.

Jebloknya kinerja perusahaan akibat menurunnya pendapatan bunga menjadi Rp148,2 miliar pada kuartal pertama tahun ini dari Rp327,8 miliar sebelumnya. Secara lebih rinci, pendapatan bunga bersih BEKS anjlok menjadi hanya Rp35,6 miliar dari sebelumnya Rp137,2 miliar.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua