BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Setiap BBM Diturunkan, Harga CPO Selalu Naik? Ini Historikalnya

31 Maret 2016
Tags:
Setiap BBM Diturunkan, Harga CPO Selalu Naik? Ini Historikalnya
Sejumlah pekerja melakukan bongkar muat tandan buah segar kelapa sawit di pelabuhan Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur, Jambi - (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Hingga penutupan kemarin harga CPO telah melonjak 47 persen dari titip terendahnya pada Agusus 2015

Bareksa.com - Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) diperkirakan bisa terus meningkat seiring dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Besok, per 1 April 2016, harga bensin Premium dan Biosolar akan turun Rp500 per liter. Harga Premium akan menjadi Rp 6.550 dari sebelumnya Rp 7.050 dan Biosolar menjadi Rp5.150 dari sebelumnya Rp5.650.

Tahun ini pemerintah mewajibkan penggunaan biodiesel (dari CPO) sebesar 20 persen atau B20 dalam solar. Tahun lalu, penggunaan biodiesel sebagai campuran solar sebesar 15 persen (B15).

Promo Terbaru di Bareksa

Penurunan harga solar akan membuat konsumsinya meningkat. Pada gilirannya, permintaan biodiesel juga bisa naik dan diprediksi akan mendongkrak harga CPO.

Secara historikal, setiap terjadi penurunan harga minyak solar maka harga CPO menguat. Misalnya pada 10 Oktober 2015, pemerintah secara resmi menurunkan harga solar sebesar Rp200 per liter, lalu dilanjutkan pada 23 Desember 2015 dengan pemangkasan Rp750 per liter dan pada 1 Maret 2016 sebesar Rp300 per liter. (lihat grafik)

Sementara hingga penutupan kemarin (Rabu, 30 Maret 2016), harga CPO berada di level RM2.745 per metrik ton (MT), setelah sebelumnya menyentuh harga tertinggi pada 29 Maret 2016 sebesar RM 2.779 per MT. Padahal sebelum adanya penurunan harga minyak solar, CPO ini masih berada di level RM2.217per MT. Artinya dari titik tersebut hingga kemarin harga CPO telah melonjak 24 persen.

Grafik: Pergerakan harga CPO Selama 1 Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Penyerapan biodiesel tahun ini di dalam negeri diharapkan dapat mencapai 3,2 juta kilo liter (KL) Menurut laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) kenaikan penyerapan biodiesel di dalam negeri terjadi setelah diberlakukannya mandatori biodiesel.

Menurut Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), pada Februari 2016 penyerapan biodisel oleh PT Pertamina telah mencapai 294 ribu KL atau naik 30,5 persen dari bulan sebelumnya yang hanya menyerap 225 ribu KL.

Selain itu kenaikan harga CPO tidak terlepas dari beberapa faktor lain, seperti El Nino. Saat ini El Nino terkuat dalam dua dekade sehingga produksi kelapa sawit terganggu.

Gejala alam El Nino membawa curah hujan tinggi di Amerika Selatan, tetapi menimbulkan kekeringan di Asia Tenggara. Akibatnya produksi CPO Malaysia pada Februari jatuh ke level terendah sejak 2007, yakni mencapai 1,04 juta ton atau turun 7,7 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Naiknya harga minyak mentah dunia jenis WTI yang telah bertengger di level US$37,8 per barel atau melonjak 44 persen dibanding awal 11 Februari pada harga US$26,21 per barel--level terendah sejak tahun lalu juga ikut mendorong naiknya harga sawit.

***

Naiknya harga CPO tak pelak mendorong harga saham-saham produsen minyak sawit. Hingga jam 14.30 WIB hari ini (Kamis, 31 Maret 2016), harga saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) naik 4,2 persen menjadi Rp1.615 per saham, PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) juga naik 3,7 persen menjadi Rp1.800 per saham.

Grafik: Pergerakan Harga Saham Secara Intraday

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Sementara harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 2,4 persen, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) naik 2 persen, PT Sawit Sumber Mas Sarana Tbk (SSMS) naik 1 persen dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) naik 0,9 persen.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua