BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Ketua OJK: Kami Ingin Mendorong FinTech Berkembang Lebih Cepat di Indonesia

27 Oktober 2015
Tags:
Ketua OJK: Kami Ingin Mendorong FinTech Berkembang Lebih Cepat di Indonesia
Pertemuan Ketua OJK Muliaman Hadad (tengah) dengan pendiri FinTech Indonesia, yakni: Founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra, Direktur Veritrans Budi G., Managing Partner Mountain Kejora Ventures Sebastian Togelang, CEO Kartuku Niki Luhur, CEO Compare88 Group JP Ellis; dan Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto, 26 Oktober 2015 (Bareksa)

"Kami ingin mencari berbagai terobosan."

Bareksa.com - Mengantisipasi gelombang perkembangan teknologi keuangan (fintech) yang begitu cepat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI akan mendirikan Expert Panel. Dewan pakar dari berbagai bidang terkait ini dibentuk untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan tentang fintech baik dari sisi regulasi, infrastruktur, sekuriti, mekanisme bisnis, dan berbagai hal lainnya; termasuk mempelajari pengalaman negara-negara lain.

“Kami ingin mendorong supaya fintech di Indonesia berkembang lebih cepat lagi,” kata Ketua OJK Dr. Muliaman D. Hadad saat menerima para pendiri FinTech Indonesia, asosiasi perusahaan layanan teknologi keuangan di Indonesia, di Gedung Sumitro - OJK, Senin 26 Oktober 2015.

Hadir dalam pertemuan itu adalah para pendiri FinTech Indonesia, yakni: Founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra, Managing Partner Mountain Kejora Ventures Sebastian Togelang, CEO Compare88 Group John Patrick Ellis, CEO Kartuku Niki Luhur, Direktur Veritrans Budi Gandasoebrata, Senior Manager Strategic Partnership Doku Alison Jap, COO CekAja Best Donald, dan Direktur Bareksa Fajrin Hermansyah.

Promo Terbaru di Bareksa

Adapun dari OJK, hadir mendampingi Muliaman antara lain Direktur Pengelolaan Investasi Sujanto.

“Fungsi OJK bukan hanya pengawasan, tapi juga mendorong dan mengakselerasi tersedianya akses keuangan yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia, supaya industri keuangan lebih inklusif,” demikian ditegaskan Muliaman. “Kami ingin mencari berbagai terobosan.”

Muliaman menekankan bahwa OJK di bawah kepemimpinannya sedang bergegas untuk terus meninjau dan merapikan berbagai regulasi di wilayah ini. “Kami mohon diberi masukan, apa policy yang dinilai kurang jelas, apa regulasi yang harus disesuaikan, apa support yang diperlukan.”

Dalam kaitannya dengan itu, Muliaman berharap FinTech Indonesia bisa berperan untuk membantu pemerintah membesarkan para pelaku industri keuangan lokal dan kecil agar bisa bersaing dengan pemain berskala besar.

“Misalnya, bagaimana supaya Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pembangunan Daerah, koperasi dan lembaga keuangan desa bisa dibantu dalam pemanfaatan teknologi, sehingga mereka pun bisa berkompetisi dan berkembang, dan ekonomi kita akhirnya bisa menjadi lebih efisien.”

Asosiasi FinTech

FinTech Indonesia dideklarasikan pada 17 September 2015 lalu di Jakarta, di sebuah acara bernama InvestDay 2015 yang antara lain dihadiri oleh Menko Perekonomian Dr. Darmin Nasution.

“FinTech Indonesia didirikan agar para pelaku industri teknologi-keuangan dan pemerintah bisa mulai intensif bekerja sama, bahu-membahu untuk membentuk ekosistem yang kondusif bagi perkembangan fintech di Indonesia,” kata Karaniya Dharmasaputra dari Bareksa.

Inisiatif seperti ini tengah intensif dilakukan di berbagai belahan dunia, dari Singapura hingga Malaysia, dari Inggris, Amerika Serikat, sampai Australia. Pemerintah dan regulator bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan fintech, bank, dan pemain lainnya untuk mempelajari, meriset, dan membentuk ekosistem keuangan masa depan seiring perkembangan fintech.

“Di Singapura, MAS (Monetary Authority of Singapore) sudah mendirikan FinTech Group and Advisory Panel,” J.P. Ellis dari Compare88 Group mencontohkan.

Dijelaskan Ellis, ada tiga area utama yang akan menjadi fokus FinTech Indonesia, yaitu: menyediakan riset kebijakan dan menjalin hubungan dengan regulator/pemerintah; mengembangkan komunitas fintech melalui berbagai program edukasi, dialog dan kampanye publik; serta menjembatani komunitas fintech di Indonesia dengan komunitas dan lembaga-lembaga fintech global. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua