Ketua OJK: Kami Ingin Mendorong FinTech Berkembang Lebih Cepat di Indonesia
"Kami ingin mencari berbagai terobosan."

"Kami ingin mencari berbagai terobosan."
Bareksa.com - Mengantisipasi gelombang perkembangan teknologi keuangan (fintech) yang begitu cepat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI akan mendirikan Expert Panel. Dewan pakar dari berbagai bidang terkait ini dibentuk untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan tentang fintech baik dari sisi regulasi, infrastruktur, sekuriti, mekanisme bisnis, dan berbagai hal lainnya; termasuk mempelajari pengalaman negara-negara lain.
“Kami ingin mendorong supaya fintech di Indonesia berkembang lebih cepat lagi,” kata Ketua OJK Dr. Muliaman D. Hadad saat menerima para pendiri FinTech Indonesia, asosiasi perusahaan layanan teknologi keuangan di Indonesia, di Gedung Sumitro - OJK, Senin 26 Oktober 2015.
Hadir dalam pertemuan itu adalah para pendiri FinTech Indonesia, yakni: Founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra, Managing Partner Mountain Kejora Ventures Sebastian Togelang, CEO Compare88 Group John Patrick Ellis, CEO Kartuku Niki Luhur, Direktur Veritrans Budi Gandasoebrata, Senior Manager Strategic Partnership Doku Alison Jap, COO CekAja Best Donald, dan Direktur Bareksa Fajrin Hermansyah.
Promo Terbaru di Bareksa
Adapun dari OJK, hadir mendampingi Muliaman antara lain Direktur Pengelolaan Investasi Sujanto.
“Fungsi OJK bukan hanya pengawasan, tapi juga mendorong dan mengakselerasi tersedianya akses keuangan yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia, supaya industri keuangan lebih inklusif,” demikian ditegaskan Muliaman. “Kami ingin mencari berbagai terobosan.”
Muliaman menekankan bahwa OJK di bawah kepemimpinannya sedang bergegas untuk terus meninjau dan merapikan berbagai regulasi di wilayah ini. “Kami mohon diberi masukan, apa policy yang dinilai kurang jelas, apa regulasi yang harus disesuaikan, apa support yang diperlukan.”
Dalam kaitannya dengan itu, Muliaman berharap FinTech Indonesia bisa berperan untuk membantu pemerintah membesarkan para pelaku industri keuangan lokal dan kecil agar bisa bersaing dengan pemain berskala besar.
“Misalnya, bagaimana supaya Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pembangunan Daerah, koperasi dan lembaga keuangan desa bisa dibantu dalam pemanfaatan teknologi, sehingga mereka pun bisa berkompetisi dan berkembang, dan ekonomi kita akhirnya bisa menjadi lebih efisien.”
Asosiasi FinTech
FinTech Indonesia dideklarasikan pada 17 September 2015 lalu di Jakarta, di sebuah acara bernama InvestDay 2015 yang antara lain dihadiri oleh Menko Perekonomian Dr. Darmin Nasution.
“FinTech Indonesia didirikan agar para pelaku industri teknologi-keuangan dan pemerintah bisa mulai intensif bekerja sama, bahu-membahu untuk membentuk ekosistem yang kondusif bagi perkembangan fintech di Indonesia,” kata Karaniya Dharmasaputra dari Bareksa.
Inisiatif seperti ini tengah intensif dilakukan di berbagai belahan dunia, dari Singapura hingga Malaysia, dari Inggris, Amerika Serikat, sampai Australia. Pemerintah dan regulator bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan fintech, bank, dan pemain lainnya untuk mempelajari, meriset, dan membentuk ekosistem keuangan masa depan seiring perkembangan fintech.
“Di Singapura, MAS (Monetary Authority of Singapore) sudah mendirikan FinTech Group and Advisory Panel,” J.P. Ellis dari Compare88 Group mencontohkan.
Dijelaskan Ellis, ada tiga area utama yang akan menjadi fokus FinTech Indonesia, yaitu: menyediakan riset kebijakan dan menjalin hubungan dengan regulator/pemerintah; mengembangkan komunitas fintech melalui berbagai program edukasi, dialog dan kampanye publik; serta menjembatani komunitas fintech di Indonesia dengan komunitas dan lembaga-lembaga fintech global. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.