BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Reksa Dana Ini Berkorelasi dengan Indeks Infrastruktur yang Turun 21,6% Setahun

22 Oktober 2015
Tags:
Reksa Dana Ini Berkorelasi dengan Indeks Infrastruktur yang Turun 21,6% Setahun
Pekerja menyelesaiakan proyek konstruksi jalan layang tol akses Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (5/5). BPS menilai realisasi proyek infrastruktur yang dananya cair pada Mei 2015 itu akan memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan menjadi 4,71 persen pada triwulan I 2015. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Anjloknya indeks sektor infrastruktur dalam setahun terakhir diprediksi akibat perlambatan ekonomi

Bareksa.com - Dalam satu tahun terakhir, indeks saham sektor infrastruktur menurun cukup tinggi sebesar 21,58 persen. Sektor infrastruktur termasuk dalam tiga sektor yang mengalami penurunan tertinggi dalam satu tahun terakhir.

Pertambangan merupakan sektor yang anjlok paling tinggi sekitar 29,66 persen, kemudian sektor industri dasar turun 27,58 persen, dan ketiga sektor infrastruktur.

Anjloknya indeks sektor infrastruktur dalam setahun terakhir diprediksi akibat perlambatan ekonomi yang berimbas pada kinerja emiten infrastruktur. Efeknya pergerakan sahamnya pun ikut melesu.

Promo Terbaru di Bareksa

Saham sektor infrastruktur yang menurun paling tinggi dalam 1 tahun adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang terjungkal 47,14 persen. Anjloknya saham PGAS inilah diprediksi ikut menarik turun pergerakan indeks sektor infrastruktur karena kapitalisasi pasar PGAS terbesar kedua setelah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam sektor tersebut.

Lalu apakah hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham?

Dalamnya penurunan indeks sektor infrastruktur berpengaruh terhadap pergerakan reksa dana saham, khususnya yang memiliki saham sektor infrastruktur dalam portofolionya. Memang tidak semuanya akan memiliki korelasi positif yang cukup besar pada indeks infrastruktur. Namun bila saham sektor ini masuk dalam top holdings portofolio, maka akan berpengaruh terhadap pergerakan reksa dana tersebut.

Tabel: Reksa Dana Saham dengan Korelasi Terbesar terhadap Indeks Sektor Infrastruktur

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Pada tabel di atas terlihat bahwa reksa dana saham yang memiliki korelasi positif tertinggi pada saham sektor infrastruktur adalah First State Indoequity High Conviction Fund. Reksa dana yang dikelola oleh PT First State Investment Indonesia ini memiliki korelasi terhadap indeks infrastruktur sebesar 80,54 persen.

Reksa dana yang memiliki korelasi terbesar kedua adalah Mega Asset Greater Infrastructure dengan korelasi sekitar 80,24 persen, dan ketiga AAA Enhanced Strategy Fund dengan tingkat korelasi 80,04 persen.

Mayoritas reksa dana yang memiliki korelasi cukup tinggi pada sektor infrastruktur memiliki saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam alokasi portofolio terbesarnya. TLKM merupakan saham dengan kapitalisasi terbesar di sektor ini sehingga pergerakan sahamnya ikut berpengaruh pada pergerakan reksa dana ini.

Grafik: Return Reksa Dana Saham yang Berkorelasi Positif dengan Indeks Infrastruktur dalam 1 Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Reksa dana saham yang memiliki korelasi positif terhadap pergerakan indeks infrastruktur tentu mengalami sensitifitas yang cukup tinggi, terutama pada berita atau sentimen yang berpengaruh pada perekonomian.

Misalnya saja pada industri gas saat ini masih terpengaruh oleh perlambatan ekonomi, dan mengakibatkan menurunnya penjualan gas. Tentu saja hal ini juga berpengaruh pada operasional emiten dan juga harga saham emiten tersebut.

Namun, bagi Anda yang tertarik pada saham-saham infrastruktur, dapat mulai membeli reksa dana yang memiliki korelasi cukup tinggi pada indeks infrastruktur. Apalagi saat ini reksa dana tersebut termasuk 'murah' terimbas penurunan yang terjadi setahun terakhir.

Ke depan, akan banyak infrastruktur yang akan dibangun sehingga saham dan reksa dana tersebut juga berpotensi naik. Misalnya saat ini emiten jalan tol sedang melakukan ekspansi secara masif dengan perbaikan jalan tol dan pembuatan ruas tol baru.

Begitu pula untuk industri telekomunikasi, saat ini cenderung stabil dan cukup kuat untuk menghadapi perlambatan ekonomi karena telekomunikasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama kebutuhan akses internet.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua