Kapan Momentum Capital Market Boom di Indonesia? Inilah Waktunya Berinvestasi.
GDP Indonesia berpotensi masuk nomer 4 terbesar pada 2030
GDP Indonesia berpotensi masuk nomer 4 terbesar pada 2030
Bareksa.com - Didukung oleh populasi yang besar, pasar modal dan keuangan Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang. Peran teknologi juga dapat mendorong perkembangan pasar finansial tersebut.
Presiden Direktur Kresna Securities Michael Steven menjelaskan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi yang besar. Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya nomor 18 terbesar di dunia. Akan tetapi diprediksi dapat mencapai nomor 4 pada 2030.
"Populasi menjadi kunci potensi Indonesia. Saat ini momentum yang baik untuk berinvestasi di Indonesia karena 2010 - 2030 waktu capital market boom Indonesia. Bila masuk setelah ini, sudah terlambat," katanya dalam diskusi bertajuk Fintech: The Game Changer For Indonesia's Financial World di Jakarta (17/9).
Promo Terbaru di Bareksa
Investor Indonesia harus mengenali risiko dalam berinvestasi dan mengenali profilnya sebelum menanamkan modal di industri keuangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah aktif mencari tahu dengan internet.
Sebastian Togelang, Co-Founder Mountain Kejora Ventures, menjelaskan bahwa teknologi dapat digunakan untuk melatih orang yang belum mengerti tentang keuangan untuk bisa memahami lebih dalam. Menurut dia, banyak orang yang belum tahu, tetapi sulit menemukan sumber tepat yang dapat memberi penjelasan. Namun, dengan keberadaan teknologi internet, hambatan itu dapat diatasi.
"Sekarang banyak banyak portal edukasi keuangan seperti Cekaja atau Bareksa. Industri keuangan bisa meraih orang di daerah yang jauh dari bank atau malu untuk bertanya. Namun, melalui internet, mereka tidak perlu kenal tetapi bisa memahami industri keuangan," ujarnya dalam kesempatan sama.
Kekuatan teknologi internet bisa digunakan untuk perkembangan industri finansial. Dia mengambil contoh keadaan di Jerman pada 1999 saat industri finansial ritel mulai berkembang.
"Di Jerman pada 1999 keterlibatan populasi dalam industri finansial dapat tumbuh dari 9 persen populasi menjadi 17 persen hanya dalam waktu singkat karena promosi besar-besaran," ujarnya
Orang Indonesia memiliki sifat yang sangat sosial. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna Facebook yang aktif di Indonesia merupakan terbanyak di dunia. Di Twitter, Jakarta merupakan kota paling aktif. "Kalau bisa gunakan itu, industri finansial bisa semakin memperbesar produk mereka."
Akan tetapi, Sebastian memperingatkan pentingnya risiko dalam investasi. Ia merujuk kelemahan pasar di Jerman adalah promosi yang hanya mengedepankan imbal hasil tanpa edukasi jelas tentang risikonya. Oleh sebab itu, saat booming industri teknologi dan bubble pada 2008, banyak orang terkejut dan belum siap menerima risiko.
"Saat itu di Jerman banyak orang yang shock. Saya rasa Indonesia bisa belajar dari situ. Edukasi harus tepat, jangan hanya janji dulu tetapi investor harus tahu risiko dan profilnya. Apakah dia investasi untuk jangka pendek atau jangka panjang," ujarnya.
Edukasi masyarakat diperlukan agar bisnis finansial terus tumbuh secara berkelanjutan, bukan hanya naik secara cepat.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.