BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Nilai Tawaran Sinar Mas Naik; Rothschild Mundur dari Induk Berau

Bareksa09 Juni 2015
Tags:
 MARKET FLASH: Nilai Tawaran Sinar Mas Naik; Rothschild Mundur dari Induk Berau
Pabrik petrokimia PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan anak usaha PT Chandra Astri Petrochemical Tbk (TPIA). Sumber: dokumentasi perseroan

Chandra Asri cari pinjaman $100 juta; UNTR turunkan produksi batu bara

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Berau Coal Energy TBk (BRAU)

Lewat NR Holding, Nathahiel Rothschild akhirnya mundur dari persaingan pengambilalihan Asia Resource Minerals Plc (ARMS). Taipan Inggris ini bersedia melepas seluruh portofolio di induk PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) setelah Grup Sinar Mas lewat kendaraan investasinya, Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE) menaikkan harga tawaran akuisisi ARMS.

Promo Terbaru di Bareksa

ACE menaikkan harga penawaran tunai saham ARMS 36,6 persen menjadi 56 pence (Rp1.064) per saham dari sebelumnya 41 pence. Harga yang lebih tinggi dari penutupan perdagangan ARMS di London sebelum disuspen itu menjadikan valuasinya kini $204,85 juta. Kesepakatan itu diteken antara Rothschild, ACE dan Sinar Mas Multiartha.
Rothschild dengan 17,2 persen di ARMS akan mengantongi dana $35,38 juta dan tidak akan menghalangi proses rekapitulasi utang Berau. Posisi Sinar Mas menguat seiring dengan mundurnya Rothschild dan mendapat dukungan sejumlah pemegang saham lain. Proposal Sinar Mas akan dimintakan persetujuan dalam rapat pemegang saham akhir Juni.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

TPIA menjajaki pinjaman sindikasi perbankan sebesar $100 juta untuk refinancing utang yang jatuh tempo tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan per Maret 2015, utang jatuh tempo tahun ini mencapai $75 juta, sementara utang bank jangka panjang senilai $440 juta. Perseroan masih menjajaki sejumlah bank lokal ataupun asing. Selain refinancing, TPIA juga menganggarkan belanja modal $200 juta untuk pembangunan beberapa pabrik.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

Koreksi harga batu bara mendorong UNTR untuk mengurangi produksinya. Selama April 2015, volume produksi batu bara perseroan melalui anak usahanya anjlok 55 persen menjadi 298.000 ton dibanding pada April 2014 sebanyak 657.000 ton. Total produksi selama empat bulan pertama tahun ini 2,01 juta ton, turun 13 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Afiliasi Grup Astra di bidang alat berat itu sengaja menurunkan produksi demi efisiensi biaya produksi.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL/Sritex)

Keluarga Lukminto, pemilik Sritex akan memperluas usaha bahan baku rayon senilai $300 juta. Ekspansi tersebut akan dilakukan oleh PT Rayon Utama Makmur dengan membangun pabrik pengolahan dan perkebunan eucalyptus di lahan seluas 80 hektare. Lokasi pabrik dan perkebunan berada di sekitar wilayah Sritex, yaitu Sukoharjo Jawa Tengah. Dana ekspansi sudah tersedia dan di luar Sritex tetapi akan disinergikan dengan kebutuhan produsen tekstil tersebut.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Unilever mempersiapkan belanja modal Rp1,2 triliun untuk ekspansi tahun ini termasuk peningkatan kapasitas produksi, memperkuat brand produk, distribusi dan penambahan kabinet penyimpanan es krim. Dana investasi menggunakan kas internal, dengan arus kas operasional perseroan mencapai Rp6 triliun. Jika diperlukan perseroan dapat mencari pendanaan dari sumber lain misalnya pinjaman bank atau dari induk usaha.

PT Bentara Sinergies Multifinance (Bess Finance)

Perusahaan pembiayaan Bess Finance menargetkan dapat meraup dana segar hingga Rp350 miliar melalui penawaran umum saham perdana (IPO) pada kuartal IV/2015. Perseroan akan melepas hingga 40 persen saham kepada publik. Dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan menambah kantor baru. Perusahaan yang fokus pada pembiayaan kendaraan bermotor ini menunjuk PT Danareksa Sekuritas menjadi penjamin emisi IPO tersebut.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

Bank BTN akan melakukan penerbitan obligasi senilai Rp3 triliun. Angka tersebut merupakan tahap pertama dari penawaran umum berkelanjutan senilai total Rp6 triliun. Bank milik pemerintah ini menawarkan empat seri obligasi dengan tenor mulai dari 3 tahun hingga 10 tahun. Terdapat opsi pembelian kembali obligasi setelah satu tahun tanggal penjatahan. Obligasi mendapat peringkat idAA dari Pefindo. Dana yang diperoleh dari penerbitan setelah biaya emisi akan digunakan untuk sumber pembiyaan kredit.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua