BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Valuasi Saham Properti Murah, Tapi Waspadai Utang

30 April 2015
Tags:
Valuasi Saham Properti Murah, Tapi Waspadai Utang
A labourer works on a residential construction site in Bukit Raja Klang, outside Kuala Lumpur July 4, 2014 - (REUTERS/Samsul Said)

Saham properti ikut terseret anjloknya bursa saham sepekan terakhir, mana saham terbaik?

Bareksa.com - Sektor properti menjadi salah satu sektor dengan penurunan paling dalam pada perdagangan sepekan terakhir. Sejak Senin 27 April 2015, indeks properti turun 5,75 persen di bawah sektor aneka industri yang anjlok 8,55 persen, sektor keuangan terjungkal 7,85 persen dan sektor infrastruktur turun 6,33 persen.

Anjloknya saham-saham properti pekan ini bukan sebagai akibat penurunan fundamental. Buktinya penjualan pemasaran kuartal pertama masih sejalan dengan target 2015, dan masih sesuai dengan rata-rata dalam lima tahun terakhir. Penurunan harga saham properti sepekan terakhir membuat valuasinya menjadi murah dibanding sektor lainnya.

Grafik: Marketing Sales Q1 Lima Tahun Terakhir

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

sumber: Deutsche Bank

Saham-saham yang mendorong ambruknya indeks properti di antaranya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 11,85 persen, PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI) turun 9,70 persen, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 8,55 persen, dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 7,98 persen. Secara fundamental, BSDE dan LPKR membukukan pertumbuhan penjualan kuartal pertama. Penjualan ASRI memang menurun 33 persen persen, sementara penjualan SMRA bertumbuh dua kali lipat dibantu oleh carry over dari kuartal IV-2014.

Grafik: Marketing Sales ASRI, SMRA., LPKR, & BSDE

Illustration

sumber:bareksa.com

Secara valuasi, harga saham BSDE, ASRI, dan LPKR masih relatif menarik dan murah. Indikasinya rasio harga terhadap pendapatan (price to earning ratio/PE) masih di bawah rata-rata industri. Berdasarkan data Bareksa, PE BSDE berada pada 8,9 kali, LPKR 10,8 kali, dan ASRI 10,8 kali di bawah rata-rata beberapa perusahaan properti sebesar 14,8 kali. Sementara SMRA rasio PE-nya 18,2 kali.

Meskipun secara valuasi harga sahamnya murah, perlu diperhatikan juga seberapa besar risiko yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan properti memiliki utang yang cukup besar sehingga memperbesar faktor risiko perusahaan di tengah tekanan ekonomi saat ini. Berikut ini rasio total utang terhadap total ekuitas (debt to equity ratio/DER) beberapa perusahaan properti berdasarkan data Bareksa.

Tabel: Data Perusahaan Properti

Illustration

sumber:bareksa.com

ASRI walaupun PE-nya murah, tapi memiliki rasio utang lebih tinggi dibanding perusahaan properti lainnya. Begitu pula dengan LPKR yang memiliki DER 56,65 persen atau di atas rata-rata industri sebesar 40,9 persen. Dari data di atas terlihat beberapa perusahaan yang memiliki PE dan rasio utang di bawah rata-rata industri di antaranya PT Ciputra Surya Tbk (CTRS), BSDE, dan PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA). (pi)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua