Valuasi Saham Properti Murah, Tapi Waspadai Utang
Saham properti ikut terseret anjloknya bursa saham sepekan terakhir, mana saham terbaik?

Saham properti ikut terseret anjloknya bursa saham sepekan terakhir, mana saham terbaik?
Bareksa.com - Sektor properti menjadi salah satu sektor dengan penurunan paling dalam pada perdagangan sepekan terakhir. Sejak Senin 27 April 2015, indeks properti turun 5,75 persen di bawah sektor aneka industri yang anjlok 8,55 persen, sektor keuangan terjungkal 7,85 persen dan sektor infrastruktur turun 6,33 persen.
Anjloknya saham-saham properti pekan ini bukan sebagai akibat penurunan fundamental. Buktinya penjualan pemasaran kuartal pertama masih sejalan dengan target 2015, dan masih sesuai dengan rata-rata dalam lima tahun terakhir. Penurunan harga saham properti sepekan terakhir membuat valuasinya menjadi murah dibanding sektor lainnya.
Grafik: Marketing Sales Q1 Lima Tahun Terakhir
Promo Terbaru di Bareksa

sumber: Deutsche Bank
Saham-saham yang mendorong ambruknya indeks properti di antaranya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 11,85 persen, PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI) turun 9,70 persen, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 8,55 persen, dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 7,98 persen. Secara fundamental, BSDE dan LPKR membukukan pertumbuhan penjualan kuartal pertama. Penjualan ASRI memang menurun 33 persen persen, sementara penjualan SMRA bertumbuh dua kali lipat dibantu oleh carry over dari kuartal IV-2014.
Grafik: Marketing Sales ASRI, SMRA., LPKR, & BSDE

sumber:bareksa.com
Secara valuasi, harga saham BSDE, ASRI, dan LPKR masih relatif menarik dan murah. Indikasinya rasio harga terhadap pendapatan (price to earning ratio/PE) masih di bawah rata-rata industri. Berdasarkan data Bareksa, PE BSDE berada pada 8,9 kali, LPKR 10,8 kali, dan ASRI 10,8 kali di bawah rata-rata beberapa perusahaan properti sebesar 14,8 kali. Sementara SMRA rasio PE-nya 18,2 kali.
Meskipun secara valuasi harga sahamnya murah, perlu diperhatikan juga seberapa besar risiko yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan properti memiliki utang yang cukup besar sehingga memperbesar faktor risiko perusahaan di tengah tekanan ekonomi saat ini. Berikut ini rasio total utang terhadap total ekuitas (debt to equity ratio/DER) beberapa perusahaan properti berdasarkan data Bareksa.
Tabel: Data Perusahaan Properti

sumber:bareksa.com
ASRI walaupun PE-nya murah, tapi memiliki rasio utang lebih tinggi dibanding perusahaan properti lainnya. Begitu pula dengan LPKR yang memiliki DER 56,65 persen atau di atas rata-rata industri sebesar 40,9 persen. Dari data di atas terlihat beberapa perusahaan yang memiliki PE dan rasio utang di bawah rata-rata industri di antaranya PT Ciputra Surya Tbk (CTRS), BSDE, dan PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA). (pi)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.201,44 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.181,6 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,06 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.047,01 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.