Tertekan Depresiasi Rupiah, Sektor Konsumer Diperkirakan Melambat
Riset Mandiri Sekuritas memperkirakan pertumbuhan sektor konsumer melambat menjadi 10-11% pada 1Q15 dari 13% pada 4Q14

Riset Mandiri Sekuritas memperkirakan pertumbuhan sektor konsumer melambat menjadi 10-11% pada 1Q15 dari 13% pada 4Q14
Bareksa.com - Sektor konsumer diperkirakan melambat sepanjang kuartal pertama 2015 akibat depresiasi rupiah yang dibarengi dengan perlambatan volume penjualan. Riset Mandiri Sekuritas memperkirakan pertumbuhan pendapatan sektor konsumer kuartal pertama tahun ini menjadi 10-11 persen (year-on-year/yoy), turun dibanding kuartal sebelumnya 13 persen.
"Depresiasi rupiah sebesar 6 persen dan melemahnya indeks kepercayaan konsumen (IKK), khususnya di luar Jawa, mendorong kenaikan biaya tetap per unit dan menghambat pemulihan marjin laba," tulis Herman Koeswanto, analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya.
Data transaksi kurs menunjukkan bahwa sejak awal tahun hingga akhir Maret 2015, rupiah sudah melemah 5,2 persen terhadap dolar Amerika Serikat menjadi Rp13.065 per dolar. Pada saat bersamaan, Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan IKK pada Maret turun menjadi 116,9 dibanding 120,2 pada Februari, dengan 10 dari 18 kota mengalami penurunan.
Promo Terbaru di Bareksa
IKK sepanjang triwulan pertama 2015 relatif sama dengan angka pada triwulan sebelumnya, tetapi terlihat optimisme konsumen terhadap ekonomi selama enam bulan ke depan melemah. (Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga 7,5%; Daya Beli Akan Terganggu)
Grafik Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS

Sumber: data transaksi kurs Bareksa
Oleh sebab itu, menurut Mandiri Sekuritas, pertumbuhan laba bersih rata-rata perusahaan konsumer sepanjang kuartal pertama 2015 hanya 9,3 persen. Angka tersebut jauh dibanding perkiraan konsensus sebelumnya 31,7 persen sepanjang tahun ini. Meskipun begitu, ada potensi revisi turun (downgrade) dari proyeksi konsensus.
Sejumlah perusahaan konsumer yang labanya diperkirakan turun pada kuartal pertama tahun ini terdiri atas produsen makanan, rokok, dan farmasi. Dari kelompok produsen makanan adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Nipon Indosari Tbk (ROTI) dan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA).
Menurut Mandiri Sekuritas, laba setelah pajak produsen mie dan bahan pangan Indofood diperkirakan tidak tumbuh pada kuartal pertama tahun ini karena tingginya pendapatan tahun lalu di sektor agribisnis serta akibat pelemahan kurs. Hal sama juga terjadi pada ROTI, produsen makanan bermerek Sari Roti, yang mengalami penurunan volume penjualan akibat renovasi pabriknya di Cikarang.
Tiga Pilar yang berfokus pada beras akan menghadapi penurunan marjin karena depresiasi rupiah dan penyesuaian harga yang kurang tepat. Meski pertumbuhannya masih berkisar 14-15 persen pada tahun ini, beban bunga yang tinggi akan menyeret marjin bersih perseroan.
Laba produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) diperkirakan akan turun akibat rendahnya volume penjualan dan marjin tertekan oleh kenaikan cukai 12 persen. Kenaikan biaya bunga juga dinilai dapat menekan marjin bersih.
Produsen jamu PT Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksikan mengalami perlambatan pertumbuhan laba bersih akibat lemahnya penjualan minuman energi dan penyesuaian harga yang kurang tepat. Biaya promosi yang tinggi dan rendahnya pendapatan bunga juga diyakini menekan kinerja.
Pertumbuhan laba emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) diperkirakan akan sangat rendah, di bawah ekspektasi pasar. Hal itu diyakini terjadi karena di saat terjadi depresiasi rupiah, KLBF terlambat menyesuaikan harga jual dan ada potensi rugi akibat insiden produk yang ditarik dari pasar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.