CHART OF THE DAY: Saham Properti & Konstruksi Paling Tertekan Pelemahan Rupiah
Saham sektor komoditas juga turut ambrol imbas dari penurunan harga komoditas.

Saham sektor komoditas juga turut ambrol imbas dari penurunan harga komoditas.
Bareksa.com - Sejak rupiah kembali bergejolak mulai awal Maret 2015, saham emiten properti dan konstruksi menjadi dua sektor yang paling tertekan. Sektor komoditas yang seharusnya diuntungkan karena mayoritas barangnya di ekspor ternyata juga turut mengalami tekanan.
Sejak awal Maret 2015, nilai tukar rupiah sudah mulai menyentuh level Rp13.000 per dolar Amerika. Penguatan dolar dipicu kekhawatiran jika Bank Sentral Amerika, The Fed berencana untuk meningkatkan suku bunga acuan.
Selain itu, langkah beberapa negara yang memang ingin melemahkan nilai mata uang untuk mendorong perekonomiannya seperti Jepang, turut memperkokoh posisi dolar Amerika.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika
Sumber: Bareksa.com
Pada periode 2-16 Maret 2015, saham sektor properti dan konstruksi turun 7 persen. Harga saham PT Alam Sutera Tbk (ASRI) merosot 15,15 persen akibat investor khawatir akan hutangnya yang besar dalam mata uang dolar.
Sementara di sektor konstruksi, saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga masing-masing turun 9,84 persen dan 10,14 persen. Penurunan saham BUMN konstruksi ini dikarenakan kekhawatiran akan naiknya barang modal proyek akibat melemahnya nilai tukar.
Grafik Return Indeks Sektoral
Sumber: Bareksa.com
Indeks sektor industri dasar menjadi sektor yang paling tertekan kedua yang pada periode yang sama dengan penurunan 5,33 persen. Ambrolnya sektor semen terutama saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) 11,57 persen menjadi pendorong utama koreksi di sektor ini. Selain semen, saham pakan ternak juga turun karena mayoritas bahan bakunya diperoleh dari impor. Saham PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) yang memimpin penurunan hingga 7,91 persen.
Lalu dalam pelemahan nilai tukar rupiah ini ternyata tidak turut mendorong saham-saham di sektor komoditas yang justru merosot 3,68 persen di periode yang sama. Harga komoditas mengalami penurunan akibat turunnya permintaan dunia yang turun menekan harga minyak dunia. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang mengalami tekanan paling dalam 9,38 persen karena juga memiliki utang dalam mata uang dolar yang besar.(al)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,57 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,86 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,16 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,96 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.