Lain 1998 Lain Sekarang, Ini Kata Pemerintah Soal Rupiah Rp13.000
Sehingga selama tahun 2015 Rupiah mengalami depresiasi terhadap mata uang dollar AS sebesar 4,81% (ytd)

Sehingga selama tahun 2015 Rupiah mengalami depresiasi terhadap mata uang dollar AS sebesar 4,81% (ytd)
Bareksa.com - Siang ini nilai tukar rupiah terhadap doalr Amerika mencapai Rp13.192. Depresiasi rupiah ini merupakan yang terlemah dibandingkan dengan kondisi rupiah pada tahun 1998.
Walaupun demikian pemerintah tetap bersikeras jika depresiasi rupiah yang saat ini tengah terjadi memiliki perbedaan kondisi jika dibandingkan dengan krisis tahun 1997-1998 dan krisis 2008-2009.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Senin 9 Maret 2014 berada pada level Rp13.047. Jika diihitung secara Year to Date (YTD), selama tahun 2015 rupiah terdepresiasi sebesar 4,81 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Kementerian Keuangan melihat saat ini, Indonesia tengah berada di kondisi perekonomian yang lebih baik dengan indikator seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan posisi cadangan devisa yang menunjukkan peningkatan.
Depresiasi nilai tukar Rupiah tersebut seiring dengan tren depresiasi mata uang yang dialami oleh negara-negara lain. Pelemahan kali ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal antara lain penguatan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang negara-negara lain sejalan dengan perbaikan perekonomian AS serta kebijakan normalisasi moneter yang diambil oleh the US Fed.
Menurut pemerintah, ditinjau dari indikator Real Effective Exchange Rate (REER) yang mengukur kondisi perekonomian suatu negara dengan memperhatikan pergerakan nilai tukar, pergerakan REER Indonesia masih sejalan dengan arah pergerakan negara emerging markets lainnya.
"Posisi REER Indonesia juga masih berada level yang cukup kompetitif, khususnya dibandingkan dengan negara ASEAN-5," tulis Kementerian Keuangan dalam rilisnya 10 Maret 2015.
Secara historis, berdasarkan data perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir pada saat terjadi depresiasi rupiah seperti krisis global 2008/2009 serta isu tapering off mulai bergulir, arus FDI masih tetap masuk ke Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah karena aktivitas investasi di Indonesia, baik asing maupun domestik, banyak yang dikategorikan investasi mendukung konsumsi domestik.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini jauh lebih baik, dan beberapa indikator lain seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) dan posisi cadangan devisa menunjukan tren peningkatan, berbeda dibandingkan dengan kondisi pada saat dua krisis terdahulu terjadi.
Namun, pemerintah memahami bahwa depresiasi ini dapat membawa dampak pada pelaksanaan APBN-P 2015, utamanya penurunan defisit. Dalam data yang dilansir dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, depresiasi rupiah menyebabkan penerimaan negara akan lebih tinggi dibandingkan belanja yang harus dikeluarkan. Dengan reformasi kebijakan subsidi energi yang telah dilakukan oleh pemerintah, tekanan belanja subsidi akibat pergerakan kurs akan menjadi berkurang.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang lebih mengandalkan sumber pembiayaan dalam negeri serta penerapan negative net flow untuk utang luar negeri, membuat tambahan belanja pembayaran bunga utang relatif terkendali.
Saat ini, risiko eksternal yang akan terjadi dan harus dimitigasi berasal dari rencana kenaikan suku bunga The Fed. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi yaitu membentuk protokol managemen krisis nasional di dalam wadah FKSSK, menyiapkan implementasi Bond Stabilization Framework (BSF), membentuk beberapa currency swap line serta menyiapkan Deferred Draw Down Option (DDO).(al)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.202,74 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,32 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,7 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,13 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.