"7 Manusia Harimau" Bawa MNC Juarai Persaingan Televisi Januari 2015

Bareksa.com - Persaingan ketat stasiun TV free to air (FTA) di bulan Januari 2015 dimenangkan oleh grup media milik Hary Tanoesoedibjo yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Dengan kekuatan pada tiga stasiun TV yang dimilikinya yaitu RCTI, MNC TV, dan Global TV, MNCN menguasai pangsa penonton baik prime time maupun all time.

Mengutip riset mandiri sekuritas dipublikasikan kepada nasabah Selasa 3 Januari 2015, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) menguasai 34,6 persen All-time Audience Share, sementara PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menguasai 25,8 persen dan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menguasai 18,6 persen.

Sementara pada jam-jam utama (prime time), MNCN menguasai 34,9 persen Audience Share, sementara SCMA 16,5 persen dan VIVA 21 persen.

All-time Audience Share RCTI bulan Januari ini naik menjadi 16,1 persen atau meningkat 0,5 poin dari bulan sebelumnya. sementara pesaing terdekat yaitu SCTV justru mengalami penurunan 1,8 poin menjadi 16,1 persen dari bulan sebelumnya.

Grafik Audience Share Januari 2015

sumber: Mandiri Sekuritas, Nielsen

Rizky Hidayat, Analis Mandiri Sekuritas menyatakan bahwa program terbaru RCTI, "7 manusia harimau" berhasil mendongkrak pangsa penonton RCTI mengalahkan program "Ganteng-Ganteng Serigala" milik SCTV. Hal tersebut menyebabkan pangsa penonton yang dikumpulkan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) -- induk usaha SCTV dan Indosiar -- mengalami penurunan sebesar 2 poin.

Namun Rizky menyebutkan pada bulan Febuari ini pangsa penonton SCMA akan terbantu dengan bergulirnya program "D'Academy" mulai pekan ini. Senada dengan Rizky, Henry Wibowo Analis Citi Research juga melihat bergulirnya program "D'Academy" pekan ini akan memberi katalis yang kuat untuk meningkatkan kembali pangsa penonton SCMA.

Namun Henry Berpendapat bahwa bisnis media masih akan melaporkan kinerja tahun 2014 yang suram karena pemotongan anggaran iklan pada smester kedua 2014. Deflasi yang terjadi pada Januari ini akan meningkatkan daya beli masyarakat dan membuat perusahaan konsumer kembali gencar beriklan. Menurut Henry, hal ini dapat dijadikan momentum bagi perusahaan media untuk meningkatkan rating.(al)