Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta: Yang mana jadi pilihan pasar keu
Sektor apa saja yang bisa dilirik oleh investor jika Jokowi atau Prabowo yang menang? Ada sektor netral?

Sektor apa saja yang bisa dilirik oleh investor jika Jokowi atau Prabowo yang menang? Ada sektor netral?
Bareksa.com – Penantian masyarakat mengenai siapakah yang akan mendampingi masing-masing calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, terjawab sudah. Senin kemarin, 19 Mei 2014, kubu Joko Widodo secara resmi mendeklarasikan mantan Wakil Presiden dan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla sebagai wakilnya di Gedung Joang 45, Jakarta. Sementara kelompok Prabowo Subianto memilih Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, di hari yang sama. Karena Golkar dan Partai Demokrat batal mendirikan poros ketiga, dengan hanya ada dua pasangan kandidat, pemilu presiden pun akan hanya berlangsung satu putaran.
Siapa pemenangnya, kini memang menjadi susah ditebak. Jokowi dan Prabowo memiliki kans yang sama untuk menang. Peta koalisi di parlemen nanti -- meski sekarang sudah terjadi pengelompokan partai di kedua poros tersebut -- juga belum tergambar jelas dan masih akan cair sampai pembentukan kabinet nanti. Di sini, masih ada faktor risiko politik ke depan.
Namun demikian, berdasarkan laporan-laporan riset yang kami pelajari, pemilu satu putaran ini -- jika berlangsung aman dan mulus -- dinilai akan berdampak positif terhadap pasar saham, karena mengurangi salah satu risiko ketidakpastian politik.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut data Bareksa.com, keberhasilan penyelenggaraan pemilu berpotensi membawa dampak pada kenaikan harga saham serta arus-masuk dana investor asing. Tabel di bawah memperlihatkan dari awal tahun hingga kemarin, investor asing telah melakukan pembelian sebesar Rp32 triliun.
Lantas, jika salah satu kandidat itu menang dan masuk Istana Merdeka, bagaimanakah impaknya terhadap pasar saham?
Joko Widodo, yang akrab dipanggil Jokowi, mengusung program yang berfokus pada sektor pangan, ketahanan energi, dan infrastruktur. Menurut analis PT Syailendra Capital, Lanang Trihadian, Jokowi secara normatif memang tak bisa tidak harus mengutamakan program di sektor pertanian, kemudian menekan impor, mengendalikan harga pangan, dan mensejahterakan petani.
Di sektor infrastruktur, Jokowi juga mencanangkan program percepatan pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari pengurangan subsidi BBM. Menurut Lanang, program pemangkasan ini dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 1-2 tahun dengan pertimbangan faktor inflasi dan ekonomi lain, serta pro-kontra yang mungkin muncul di masyarakat.
Sementara itu, Prabowo Subianto sejak lama mengkampanyekan program ekonomi kerakyatan. Dia juga berjanji untuk memprioritaskan sektor pertanian, perikanan, dan UKM. Mantan Komandan Jenderal Kopassus yang sempat lama hijrah ke Yordania ini juga berikrar untuk mengurangi ketergantungan perekonomian nasional terhadap asing sehingga Indonesia jadi lebih mandiri.
Namun, di antara keduanya, Lanang menilai pasar lebih bisa memperkirakan langkah apa yang akan ditempuh Jokowi. Terlebih, setelah ia menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Figur Kalla dianggap memilliki pandangan yang sama dengan Jokowi, baik dalam hal percepatan pembangunan infrastruktur maupun program penghapusan dana subsidi BBM secara gradual.
Untuk Prabowo, Lanang melihat investor masih merasa was-was dan khawatir ia dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan kontroversial yang di luar perkiraan. Selain itu, Prabowo juga dianggap belum memiliki track record sebagai pemimpin sipil, masih dibayangi sejumlah kasus hak asasi di masa lalu, dan seberapa diterima ia oleh dunia internasional.
Terlepas dari siapa yang akan menang nanti, sejumlah laporan riset yang kami pelajari menyatakan investor perlu mewaspadai fluktuasi pasar menjelang pemilu presiden 9 Juli nanti.
Lalu sektor manakah yang akan memperoleh impak positif dari terpilihnya Jokowi atau Prabowo?
Hampir semua analis menunjuk sektor infrastruktur. Dan jika Rupiah menguat karena respons positif investor asing terhadap hasil pemilu, sektor barang konsumsi dan perbankan juga akan terdongkrak. Belakangan ini, kedua sektor tersebut tertekan akibat langkah pengetatan yang dilakukan Bank Indonesia guna menstabilkan nilai Rupiah.
Hal itu sejalan dengan data Bareksa.com, dari awal tahun hingga kemarin. Terlihat, adalah sektor infrastruktur, perbankan dan barang konsumsi yang mendorong kenaikan IHSG.
Jika investor mengkhawatirkan fluktuasi pasar akibat pemilu, investor direkomendasikan memilih saham CPO. Lanang melihat sektor perkebunan tidak akan terlalu terpengaruh faktor pemilu. Pasalnya, sektor ini memiliki fundamental tersendiri seiring dengan perkembangan industrinya.
Analis investasi PT Narada Capital Wisnu Karto juga merekomendasikan hal yang sama. Menurut dia, siapapun yang akan terpilih sebagai presiden tidak akan terlalu banyak mempengaruhi performa sektor ini. Kekhawatiran bakal datangnya El Nino lagi di tahun ini, menambah peluang emiten CPO untuk mendongkrak laba mereka.
Di sektor ini, Wisnu merekomendasikan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) atas pertimbangan neraca keuangan kuartal I-nya paling bagus dibandingkan emiten lain. Selain itu, AALI dia nilai memiliki track record dan good corporate governance yang bagus dan valuasinya masih cukup menarik. Adapun Lanang merekomendasikan saham PT BW Plantation Tbk (BWPT). Dia melihat, dari sisi operasional perusahaan, pertumbuhan produktivitas perseroan merupakan yang paling tinggi dibandingkan kompetitor, yaitu 20 persen per tahun. (np/ma/kd)
*Anita Eka Cahyani adalah analis Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,57 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,86 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,16 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,96 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.