El Nino mengintai, apa peluang dan bahaya saham kebun sawit
El Nino bisa berdampak positif, tapi sejumlah faktor tetap perlu diwaspadai. Apa saja itu?

El Nino bisa berdampak positif, tapi sejumlah faktor tetap perlu diwaspadai. Apa saja itu?
Bareksa.com - Sejak akhir tahun 2013 sampai 25 April 2014, harga saham emiten produsen kelapa sawit rata-rata mengalami kenaikan didorong lonjakan harga minyak kelapa sawit (Crude Oil Price, CPO). Pertanyaannya, apakah kenaikan tersebut terkait dengan kabar bahwa El Nino bakal kembali datang menerpa?
Hingga saat ini harga CPO telah merambat naik 8 persen dibandingkan awal tahun, menjadi RM2.700/ton. Kenaikan pada awal tahun ini lebih disebabkan perubahan cuaca yang tak terkait El Nino, yang membuat curah hujan di daerah-daerah kebun kelapa sawit berada di bawah normal. Akibatnya, tanaman kelapa sawit kekurangan air, jadwal panen jadi mundur dan produksi CPO pun merosot. Selain itu juga ada faktor pemerintah Indonesia dan Malaysia sama-sama merilis kewajiban pemakaian biodiesel sehingga menaikkan permintaan dalam.
Badan Meteorologi Australia memprediksi El Nino baru akan datang sekitar bulan Mei atau Juli 2014 dan akan menyebabkan kemarau panjang di sekitar Asia dan Australia. Dampaknya, produksi CPO akan terganggu, suplai akan anjlok dan ujung-ujungnya mengerek naik harga CPO.
Promo Terbaru di Bareksa
Berdasarkan laporan riset Mandiri Sekuritas yang kami pelajari, secara historis setiap kali terjadi El Nino harga saham kelapa sawit melonjak secara amat signifikan, jauh melebihi kenaikan harga CPO. Saat El Nino mengempas di tahun 2004, harga CPO naik dari MYR1.464 di bulan Juli ke MYR1.603 pada Januari 2005. Harga saham perusahaan perkebunan seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melonjak dari semula Rp2.250 ke level Rp3.300 dan PT Sampoerna Agro (SGRO) dari semula Rp185 menuju Rp310.
Fenomena ini berulang saat El Nino datang lagi di bulan September 2006 dan berakhir pada Januari 2007. Harga CPO terdongkrak dari MYR1.512 jadi MYR2.000 dan melesatkan harga saham AALI dari Rp9.200 jadi Rp14.400 dan SGRO dari Rp960 ke Rp1.330. Pada periode El Nino Juli 2009 - April 2010, harga CPO melonjak dari MYR2.280 jadi MYR2.701. Lagi-lagi, harga saham perkebunan meroket. AALI dari semula Rp16.850 menjadi Rp21.784, SGRO dari Rp1.640 jadi Rp.3050, saham PT BW Plantation (BWPT) dari Rp550 ke Rp800 dan PT London Sumatera Indonesia (LSIP) dari Rp1.200 ke Rp2.040.
Hingga akhir tahun nanti, harga CPO diasumsikan akan mencapai RM3.000/ton. Artinya, jika melihat harga CPO saat ini yang sudah mencapai RM2.700/ton, masih ada peluang tambahan kenaikan harga sebesar 11%. Jika kita menghitung kenaikan total harga CPO dari awal tahun menuju angka target tersebut, kenaikan tahun ini bisa mencapai sekitar 19%. Dalam analisa sensitivitas yang dicantumkan di laporan tersebut, setiap 15% kenaikan harga CPO, laba PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 48% dan PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) 38%, dengan asumsi faktor yang lain tidak berubah (ceteris paribus).
Singkat kata, El Nino dapat membawa momentum positif bagi produsen kelapa sawit di tahun ini. Kenaikan harga CPO dengan sendirinya berpotensi mendongkrak keuntungan mereka. Namun, ada yang perlu diperhatikan oleh investor, baik dari sesi internal maupun eksternal. Dari segi eksternal, El Nino juga bisa mengakibatkan ketidakpastian pada volume produksi sehingga memicu volatilitas harga CPO dan membuat harga saham emiten di sektor ini juga bergerak jadi lebih fluktuatif. Dari segi internal, investor perlu menghindari emiten-emiten yang memiliki rasio hutang tinggi karena memiliki risiko yang tinggi jika muncul ketidakpastian volume produksi.
Berdasarkan data Bareksa.com, berikut perbandingan rasio kredit beberapa emiten di sektor ini.
|
Tahun 2013 |
AALI |
LSIP |
BWPT |
SGRO |
SIMP |
|
Total Debt To Equity (%) |
26.51 |
0 |
163.28 |
48.07 |
48.95 |
Hal lain, jika kita lihat valuasinya menggunakan P/E band, saham-saham produsen CPO juga sudah tergolong mahal, walaupun ditinjau dengan memperhitungkan periode historikal El Nino sebelumnya yakni pada akhir tahun 2009. Karena itu, investor perlu mewaspadai potensi adanya koreksi dalam jangka pendek ini. (kd)
*Anita Eka Cahyani adalah analis Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,57 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,86 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,16 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,96 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.