Di tengah ekonomi menjepit, kinerja BCA jadi yang terbaik di
Likuiditas BBCA saat ini masih sangat melimpah di mana LDR mereka meningkat 6,8 persen menjadi 75,35 persen

Likuiditas BBCA saat ini masih sangat melimpah di mana LDR mereka meningkat 6,8 persen menjadi 75,35 persen
Bareksa.com – Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan bahwa kinerja usaha dan keuangan mereka cukup solid selama tahun 2013. Seperti dinyatakan dalam siaran pers BBCA, itu ditunjukkan dari laba bersih yang tercatat sebesar Rp14,3 triliun, naik 21,6 persen YoY. Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan kinerja ini berhasil dicapai meskipun 2013 adalah tahun di mana situasi ekonomi dan bisnis tidak menentu.
Analis PT Panin Sekuritas, Raymond Budiman, memaparkan kepada Bareksa.com pertumbuhan laba BBCA itu berada di atas rata-rata industri perbankan yang hanya 15 persen. Kinerja itu didorong pertumbuhan kredit yang mencapai 22 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih didominasi oleh dana murah (tabungan dan deposito) sebesar 79 persen. Menurut Raymond, likuiditas BBCA pada tahun 2013 menjadi daya tarik utama karena untuk tahun 2014 ini likuditas menjadi isu penting di sektor perbankan. Ini mengingat likuiditas industri perbankan semakin ketat di mana Loan to Deposit Ratio (LDR) industri mencapai 89 persen.
Sementara itu, likuiditas BBCA saat ini masih sangat melimpah di mana LDR mereka meningkat 6,8 persen menjadi 75,35 persen. Total kredit BBCA tercatat sebesar Rp312 triliun. Sebanyak 33 persen disalurkan untuk kredit korporasi, 39 persen untuk kredit komersial dan UKM. KPR hanya sekitar 17 persen dari total portfolio kredit BCA. Sisanya adalah kredit konsumsi lainnya, seperti kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor.
Promo Terbaru di Bareksa
Pendapat Raymond tersebut sejalan dengan analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Joseph Pangaribuan. Kepada IMQ21.com, dia menjelaskan bahwa pertumbuhan laba bersih BBCA sepanjang 2013 berada di atas estimasi Samuel. Namun demikian, cost of fund hanya meningkat 18 bps sejak Maret 2013. Rendahnya kenaikan cost of fund ini karena kontribusi deposito hanya sekitar 20 persen terhadap total simpanan. BBCA juga tidak akan melakukan penyesuaian terhadap bunga dana giro dan tabungan (CASA) untuk memfaktorkan kenaikan suku bunga Bank Indonesia, atau tetap di bawah 1 persen.
Tabel perbandingan kinerja emiten perbankan untuk kuartal 3 2013. Source: Bareksa.com
Grafik harga saham emiten perbankan selama satu tahun. Sumber Bareksa.com
Menurutnya, kinerja BBCA sepanjang 2013 adalah yang terbaik dibandingkan dengan bank-bank lain dalam pantauan Samuel Sekuritas. Joseph mempertahankan rekomendasi 'hold' seiring dengan kinerja yang telah merefleksikan fundamental perseroan. Target harga Rp10.000 mencerminkan Price to Book Value (PBV) 2014 sekitar 3,5x, premium 85 persen dari PBV peers yang diperdagangkan saat ini.
Sementara itu, Raymond memprediksi BBCA akan menjadi bank yang paling kuat di 2014. Ini karena isu di tahun 2014 adalah likuiditas yang mengetat. Karena itulah dia memilih bank yang memiliki likuiditas paling kuat. Raymond mematok target harga saham BBCA untuk tahun 2014 sebesar Rp12.000 yang merefleksikan PBV 3,9x. Meskipun PBV ini di atas rata-rata industri, dia menilai BBCA layak dinilai premium karena memiliki struktur keuangan yang kokoh. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,57 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,86 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,16 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,96 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.