BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Membedah kinerja 2013 dan target 2014 Bank BNI (BBNI)

20 Februari 2014
Tags:
Membedah kinerja 2013 dan target 2014 Bank BNI (BBNI)
Suasana public expose Bank BNI (Bareksa/Adityo)

Peningkatan laba didorong oleh kenaikan kredit yang ditopang rendahnya NPL (non performing loan).

Bareksa.com - Akhir tahun 2013, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menunjukkan kinerja keuangan yang impresif. Tercatat, laba bersih naik 28,5 persen dibandingkan tahun 2012. Angka tersebut melebihi perkiraan analis yang sebelumnya memproyeksikan hanya akan tumbuh 20 persen. Hal itu dipaparkan pada "Analyst Meeting, Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2013 Bank BNI" di Gedung Bank BNI, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2014, yang juga dihadiri oleh analis Bareksa.com.

Kenaikan laba itu didorong oleh kredit yang tumbuh signifikan, yakni 25 persen, dibandingkan tahun 2012. Pertumbuhan kredit terbesar datang dari segmen kredit korporasi yang meningkat hingga 41,3 persen. Selain itu kredit konsumsi dan kredit ritel masing-masing tumbuh 15,5 persen dan 16 persen.

Walaupun kredit meningkat signifikan, kualitas aset BBNI tampak masih terjaga di mana rasio kredit bermasalah kotor (gross non performing loan, NPL) menurun, dari 2,8 persen di tahun 2012 menjadi 2,1 persen pada 2013. Kami menilai hal ini mengindikasikan keberhasilan BBNI menurunkan kredit bermasalah pada segmen korporasi medium dengan melakukan write off dan recovery aset, sehingga membuat NPL turun dan menyebabkan turunnya provisi; yang akhirnya mendorong peningkatan laba bersih.

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Grafik: Rasio NPL (Non-Performing Loan) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). (Sumber: Bank BNI)

Rata-rata yield yang dihasilkan dari aset menghasilkan seperti kredit dan surat berharga sedikit merosot dari level 10,6 persen di tahun 2012 ke level 10,2 persen pada 2013. Namun, rasio CASA di tahun 2013 meningkat sehingga membuat beban bunga BBNI turun dari level 2,7 persen pada 2012 ke level 2,4 persen di tahun 2013. Ini membuat marjin pendapatan bunga bersih (net interest margin, NIM) naik ke level 6,1 persen. Rasio CASA mencerminkan porsi tabungan dan giro yang memiliki beban bunga yang lebih rendah dibandingkan deposito yang beban bunganya lebih tinggi. Artinya, semakin besar nilai CASA, semakin baik.

Untuk tahun 2014, BBNI menargetkan pertumbuhan kredit 14-17 persen dengan mempertimbangkan proyeksi BI rate di level 7-7,5 persen serta ketatnya likuiditas. Juga, karena alokasi kredit BBNI akan lebih banyak ditujukan ke business banking ketimbang consumer banking. Ini karena menimbang adanya limitasi dari regulasi pada segmen tersebut. Untuk kredit konsumsi dan otomotif, misalnya, kini dibatasi aturan Loan to Value (LTV).

Pertumbuhan kredit business banking (korporasi) tahun 2014 diperkirakan sekitar 15-18 persen sedangkan consumer banking diperkirakan hanya tumbuh sekitar 14-16 persen. Kami melihat potensi kredit di segmen korporasi pada tahun 2014 cukup memiliki peluang. Tahun ini merupakan "tahun pemilu" dan akan cenderung mendorong pemerintah meningkatkan belanja modal terutama di sektor infrastruktur.

Dari segi deposit, pertumbuhan dana pihak ketiga pada akhir tahun 2014 diperkirakan tumbuh 13-14 persen dan akan difokuskan pada peningkatan tabungan dan giro. Ini membuat rasio CASA ditargetkan meningkat menjadi 69 persen. Jika target CASA terpenuhi, beban bunga akan rendah sehingga BBNI masih dapat mempertahankan rasio NIM sebesar 6 persen.

Terkait aksi korporasi, seperti akuisisi bank lain, BBNI menyatakan membuka peluang adanya akuisisi dengan syarat aset bank tersebut berkisar antara Rp 30-40 triliun. Sementara untuk pengembangan perusahaan, BBNI akan menambah modal BNI Syariah sebesar Rp500 miliar karena melihat potensi pertumbuhan yang bagus dan menilai akan memperkuat sisi mikro BBNI.

Illustration

Grafik: Matriks industri perbankan (Sumber: Bareksa.com)

Berdasarkan data bareksa.com dari segi valuasi, kami menilai saham BBNI saat ini masih menarik. Jika dibandingkan dengan beberapa saham lain di sektor perbankan -- seperti tercermin dalam matriks di atas -- dengan PER proyeksi 2014 BBNI yang sebesar 9x masih lebih rendah dibandingkan PER proyeksi 2014 industri yang sudah mencapai 12x.

Illustration

Grafik: Perbandingan return BBNI dengan benchmark (Sumber: Bareksa.com)

Selain itu, jika kita melihat kinerja BBNI berdasarkan data bareksa.com di atas, dibandingkan dengan IHSG, LQ45, dan indeks sektor finansial dalam satu tahun terakhir ini, saham BBNI outperformed ketiga indeks tersebut. (kd)

*Ni Putu Kurniasari adalah Head of Research, Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua