Ketentuan impor semen dan penjualan Semen Indonesia (SMGR)
November, penjualan semen nasional turun 0,2 persen, penjualan SMGR merosot 0,4 persen dibandingkan bulan lalu.

November, penjualan semen nasional turun 0,2 persen, penjualan SMGR merosot 0,4 persen dibandingkan bulan lalu.
Bareksa.com - Penjualan semen nasional pada November tahun ini sedikit menurun. Tercatat, ada pertumbuhan negatif sebesar 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, year on year, penjualan semen masih mencatatkan kenaikan 6,6 persen, yakni sebanyak 5,56 juta ton. PT Semen Indonesia Tbk atau sebelumnya bernama Semen Gresik (SMGR) hingga November 2013 mencatatkan peningkatan penjualan paling signifikan, sebesar 9,3 persen, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pesaingnya, PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 3,9 persen dan 3,3 persen.
Pada November lalu, penjualan SMGR merosot 0,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu disebabkan karena adanya penurunan ekspor yang juga anjlok dibandingkan bulan sebelumnya, sebesar 14 persen. Namun, secara kumulatif, penjualan semen perseroan masih memberikan kontribusi terbesar pada total nilai ekspor nasional yakni sebesar 57 persen. Hingga November 2013 total ekspor SMGR adalah sebesar 562 ribu ton, sedangkan INTP 152 ribu ton. Penjualan domestik SMGR mengalami kenaikan 13,5 persen year on year. Peningkatan penjualan domestik ini pun tercatat paling tinggi dibandingkan INTP dan SMCB, yang masing–masing mencatatkan hanya sebesar 0,6 persen dan 1,6 persen year on year.
Asosiasi Semen di Indonesia (ASI) memperkirakan di tahun 2013 ini penjualan domestik tumbuh sebesar 5,8-6 persen menjadi 58 juta ton, sedangkan impor sekitar 1,5 juta ton. ASI memperkirakan akan ada pertumbuhan sebesar 6-7 persen tahun depan dengan kapasitas yang dimiliki industri lebih dari 70 juta ton. Ketentuan Impor Semen Clinker dan Semen No. 40/M-DAG/PER/8/2013 (selengkapnya klik di sini) yang diterbitkan Departemen Perdagangan dan berlaku per 1 September 2013 lalu, juga diyakini akan meningkatkan penjualan. Seperti dirilis Tribun News, Ketua Umum ASI Widodo Santoso menyatakan selama ini impor semen terus meningkat meskipun produksi semen di dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional. Dengan aturan ini, Widodo yakin, ke depan impor semen dan clinker (semen setengah jadi) akan semakin ketat sehingga tidak semua produsen semen asing bisa menjual produknya di Indonesia. Selain itu perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa lebih leluasa berekspansi dan menarik investor baru untuk membangun pabrik.
Promo Terbaru di Bareksa
Sejalan dengan itu, Valbury Asia Securities (CP) memberikan outlook positif bagi fundamental keuangan SMGR. Ini terkait dengan beberapa faktor. Salah satunya, pertumbuhan volume penjualan semen perseroan relatif tinggi hingga November 2013, melebihi pertumbuhan konsumsi semen nasional. Selain itu, ada pembangunan pabrik baru di Rambang dan Padang dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 3 juta ton semen per tahun. Juga, akan ada investasi di tahun 2014 sebesar Rp6-Rp 7 triliun untuk berekspansi di dalam negeri maupun untuk pengembangan usaha di Myanmar dan Bangladesh. Perseroan berencana membangun pabrik semen baru dengan total investasi sekitar USD200 juta, bekerja sama dengan beberapa mitra lokal di Myanmar. Untuk mereduksi biaya logistik, juga akan dibangun empat pabrik pengepakan di tahun 2014 dengan total investasi Rp480 miliar. Dan yang terakhir, beroperasinya unit pembangkit listrik 2 x 35 MW dan investasi Semen Tonasa, yang kini diarahkan untuk mendukung pemasaran dan efisiensi perusahaan.
Dengan sejumlah katalis tersebut, CP memproyeksikan penjualan SMGR akan bertumbuh sekitar 10 persen pada 2014. Angka ini diperkirakan melebihi pertumbuhan konsumsi semen nasional sebesar 5-6 persen. Dengan ikut mempertimbangkan sejumlah faktor lainnya seperti kenaikan tingkat suku bunga, harga rumah dan bahan bangunan, serta depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, CP memperkirakan pendapatan SMGR year on year akan bertumbuh 21,4 persen pada tahun 2013 dan 11,9 persen pada 2014 mendatang. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.