Peluang Suku Bunga Turun Makin Kuat, Ini Strategi Investasi di Emas, Saham dan Reksa Dana
Harga Emas global diperkirakan bisa mencapai US$4.000 per ounce

Harga Emas global diperkirakan bisa mencapai US$4.000 per ounce
Bareksa.com - Setelah menahan suku bunga acuan di level tinggi sepanjang paruh pertama 2025, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada September 2025. Prediksi ini menguat menyusul revisi data tenaga kerja AS yang menunjukkan perlambatan ekonomi lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.
Kondisi makro global yang melemah ini menjadi pertimbangan penting dalam strategi alokasi aset. Tim Analis Bareksa menilai bahwa fase penurunan suku bunga acuan akan membuka peluang bagi sejumlah instrumen investasi yang sensitif terhadap likuiditas dan perubahan kebijakan moneter. Berikut ulasan untuk investasi Emas, Saham dan Reksa Dana.
1. Emas Logam Mulia: Aset Lindung Nilai Saat Ketidakpastian
Dalam kondisi suku bunga turun dan dolar AS cenderung melemah, harga emas berpotensi naik karena daya tariknya sebagai aset lindung nilai meningkat. Emas juga cenderung diminati saat prospek ekonomi melambat dan inflasi belum sepenuhnya terkendali.
Promo Terbaru di Bareksa
Sejumlah bank besar seperti Goldman Sachs dan JPMorgan meyakini harga emas bisa mencapai US$4.000 per ons pada pertengahan 2026, bahkan bisa lebih cepat jika risiko resesi atau konflik geopolitik meningkat. Oleh karena itu, alokasi sebagian portofolio ke emas fisik online dapat menjadi strategi diversifikasi yang bijak.
Emas | Harga |
|---|---|
Global Spot | US$3.371/ounce |
Emas Antam | Rp1.946.000/gr |
Treasury | Rp1.831.830/gr |
Pegadaian | Rp1.877.000/gr |
Indogold | Rp1.816.836/gr |
Harga per 5 Agustus 2025 11:35 WIB; Sumber Investing, Bareksa Emas
Beli Emas Logam Mulia, Klik di Sini
2. Saham Sektor Properti dan Perbankan: Momentum Rebound
Penurunan suku bunga biasanya menjadi katalis positif bagi saham sektor properti dan perbankan. Suku bunga yang lebih rendah dapat menurunkan biaya pinjaman, mendorong permintaan pembiayaan perumahan dan kredit konsumsi. Emiten properti seperti BSDE dan SSIA berpotensi memperoleh dorongan permintaan, terutama di tengah tren pemulihan ekonomi domestik.
Baca juga Grup Djarum Tambah Kepemilikan di SSIA Jadi 10%, Ini Prospek Sahamnya
Sementara itu, bank besar seperti BMRI (Bank Mandiri) dipandang mampu memanfaatkan momentum ini dengan memperluas penyaluran kredit, terutama pada segmen korporasi dan konsumer, dengan kualitas aset yang tetap terjaga. Bank BUMN ini juga membukukan kinerja keuangan yang cukup kuat pada kuartal kedua 2025.
Kode Saham | Target Harga (Rp) | Harga Terakhir (Rp) |
BSDE | 830-860 | 825 |
SSIA | 2.600-2.800 | 2.640 |
BMRI | 4.840-4.950 | 4.750 |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 5 Agustus 2025
3. Reksa Dana Pendapatan Tetap: Stabil di Tengah Transisi
Saat yield obligasi cenderung turun akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga, harga obligasi akan naik. Oleh karena itu, reksa dana pendapatan tetap menjadi instrumen yang cukup menarik untuk jangka pendek-menengah. Berikut sejumlah produk yang direkomendasikan oleh Tim Analis Bareksa dengan nilai Barometer tertinggi dan return setahun per 4 Agustus 2025::
Trimegah Dana Obligasi Nusantara (+9,09%): Fokus pada obligasi korporasi dengan imbal hasil menarik.
Syailendra Sharia Fixed Income Fund (+9,06%): Cocok bagi investor yang mengutamakan prinsip syariah, dengan portofolio sukuk yang stabil.
Allianz Fixed Income Fund 2 (+8,59%): Mayoritas portofolio di obligasi negara yang lebih sensitif terhadap pergerakan suku bunga, sehingga berpeluang menguat di tengah penurunan suku bunga acuan.
Sumber: Bareksa, data per 4 Agustus 2025
Strategi Investasi: Saatnya Rebalancing Portofolio
Memasuki paruh kedua 2025, investor disarankan mulai melakukan penyesuaian alokasi aset. Instrumen yang sebelumnya defensif bisa mulai dikombinasikan dengan aset yang sensitif terhadap penurunan suku bunga. Diversifikasi menjadi kunci utama dalam menghadapi ketidakpastian global, dengan tetap memperhatikan profil risiko masing-masing investor.
(Christian Halim/Sigma Kinasih CTA, CFP/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.