BeritaArrow iconBareksa InsightArrow iconArtikel

Pasar Bergejolak Akibat Sentimen Silicon Valey Bank, Investasi Emas dan Reksadana Ini Aman

Hanum Kusuma Dewi15 Maret 2023
Tags:
Pasar Bergejolak Akibat Sentimen Silicon Valey Bank, Investasi Emas dan Reksadana Ini Aman
KAUFBEUREN, GERMANY - November 27, 2021. Logo Silicon Valley Bank (SVB) dari website, terlihat melalui kaca pembesar di depan layar komputer. (Dennis Diatel / Shutterstock.com)

Fundamental ekonomi dan perbankan nasional yang kuat bisa mendorong reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara

Bareksa.com - Bangkrutnya dua bank AS, Silicon Valley Bank dan Signature Bank membuat sejumlah kalangan cemas hal ini akan menular ke institusi keuangan di Tanah Air. Namun, fundamental perbankan RI masih kuat dan emiten bank yang ada dalam portofolio reksadana dinilai tidak terdampak langsung. Sehingga investor disarankan untuk tenang dan bisa mempertimbangkan investasi di reksadana pendapatan tetap dengan portofolio rendah risiko yakni Surat Berharga Negara (SBN) dan emas yang berpotensi diuntungkan dari ketidakpastian ekonomi.

Rekomendasi Produk Reksadana Pendapatan Tetap Berbasis Obligasi Negara

Nama Produk

Dana Kelolaan

Imbal Hasil

6 Bulan

1 Januari 2023-10 Maret 2023

Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II

Rp 526,56 Miliar

3,69%

1,43%

Manulife Obligasi Unggulan Kelas A

Rp 885,60 Miliar

-0,29%

0,01%

Schroder Dana Mantap Plus II

Rp 2,34 Triliun

1,54%

1,26%

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

Rp 2,07 Triliun

3,87%

1,58%

BNP Paribas Prima II Kelas RK1

Rp 590,08 Miliar

3,58%

1,27%


Promo Terbaru di Bareksa

Rekomendasi Produk Reksadana Pasar Uang

Nama Produk

Dana Kelolaan

Imbal Hasil

1 Tahun

1 Januari -10 Maret 2023

Capital Money Market Fund

Rp 266,93 Miliar

4,65%

0,96%

Syailendra Dana Kas

Rp 5,67 Triliun

3,91%

0,78%

STAR Money Market

Rp 153,33 Miliar

3,92%

0,88%

Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia

Rp 158,01 Miliar

3,98%

0,73%

Syailendra Sharia Money Market Fund

Rp 589,74 Miliar

3,89%

0,76%

Sumber: Tim Analis Bareksa

Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS) bangkrut mengakibatkan nilai tukar dolar AS terhadap mata utang negara-negara utama lain di dunia merosot. Hal itu membuat aset berisiko seperti saham teknologi dan perbankan global yang memiliki paparan terhadap bank tersebut turun signifikan pada perdagangan Senin, 13 Maret 2023.

Sebab, runtuhnya dua bank AS itu menimbulkan kekhawatiran akan terjadi krisis finansial seperti pada 2008-2009. Aset minim risiko seperti Obligasi Negara jadi pilihan utama di pasar keuangan global saat ini.

Sementara itu, pasar saham Indonesia juga ikut bereaksi akibat sentimen ini, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,54% dalam perdagangan Selasa 14 Maret 2023. Saham-saham perbankan juga menjadi penekan utama kinerja pasar saham hari ini.

Meskipun respon di pasar saham sangat cepat, secara fundamental sektor perbankan nasional masih kuat. Buktinya, rasio kredit bermasalah menunjukan tren membaik, sehingga minim risiko gagal bayar. Seperti terlihat di dalam grafik rasio kredit macet sudah turun ke 2,44% dibandingkan sebelumnya di kisaran 3%.

Illustration

Sumber: Tim Analis Bareksa

Kinerja penyaluran kredit juga masih bertumbuh dengan baik seperti masa sebelum pandemi yang rata-rata naik 9-10%. Seperti terlihat di dalam grafik, penyaluran kredit secara total tumbuh 11,35% setahun terakhir hingga akhir Desember 2022.

Illustration

Sumber: Tim Analis Bareksa

Perbankan Indonesia saat ini juga memiliki likuiditas cukup baik, sehingga nasabah tidak perlu takut untuk kehilangan uangnya di bank. Selain itu, uang simpanan nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan bunga penjaminan deposito 4,25% dan nilai maksimum Rp2 miliar per nasabah per bank.

Dari segi makro ekonomi, neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus dan defisit anggaran yang terjaga dengan baik, bisa jadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah ke depannya.

Positifnya fundamental ekonomi dan perbankan nasional bisa mendorong penguatan reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara (SBN). Terutama, yang berdurasi pendek sehingga bisa tetap mendapatkan peluang cuan dari momentum investasi saat ini.

Investasi Reksadana Sekarang, Klik di Sini

Surat Berharga Negara

Tak hanya reksadana pendapatan tetap, tetapi juga Surat Berharga Negara (SBN) termasuk SBN Ritel yang masih menjadi instrumen investasi aman dengan risiko rendah hingga saat ini. Di tengah gejolak pasar akibat sentimen bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB), Sukuk Ritel SR018 bisa dipertimbangkan karena aman dan anti gagal bayar.

Sebab pembayaran imbal hasil dan dana pokok investasinya sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan dananya disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya.

Dengan begitu, SR018 bisa dikategorikan sebagai instrumen investasi yang hampir bebas risiko (risk free instrumen). SBN Ritel seri kedua di 2023 ini ditawarkan pada 3-29 Maret dengan 2 jangka waktu (tenor) investasi, yakni tenor 3 tahun atau SR018T3 dan tenor 5 tahun atau SR018T5.

SR018 tenor 3 tahun menawarkan imbal hasil 6,25% dan SR018 tenor 5 tahun memberikan imbalan 6,4% per tahun. Imbal hasil ini bersifat tetap hingga jatuh tempo. Sehingga meskipun kondisi pasar sedang bergejolak seperti saat ini, investor tidak perlu khawatir imbal hasil investasi di SR018 akan menurun.

Harga Emas

Sentimen buruk dari bangkrutnya Bank Silicon Valley mengakibatkan indeks dolar AS anjlok, tetapi harga emas justru meningkat. Tim Analis Bareksa optimistis harga emas tahun ini akan menguat bisa menembus Rp1,2-1,3 juta per gram.

Harga emas di pasar spot dunia pada Selasa (14/3) pukul 09.05 WIB, seperti dilansir Investing, tercatat US$1.905.15 per troy ounce. Kemarin harga emas di pasar spot sekitar US$1.884,25 per troy ounce. Pada Jumat (10/3) harga emas sekitar US$1.831,21 per troy ounce.

Harga emas menguat tajam dan membukukan kenaikan tiga hari berturut-turut karena pembelian aset safe haven terkait dengan ketakutan atas kegagalan bank-bank AS setelah SVB runtuh. Bahkan, harga emas mencapai level tertinggi dalam 6 bulan terakhir. Gejolak yang terjadi di industri perbankan AS dinilai jadi pendorong investor berlari ke logam mulia emas sebagai tempat berlindung yang aman.

Bank Silicon Valley Bangkrut Dongkak Harga Emas Meroket, Investasi Logam Mulia Bisa untuk Apa Saja?

Investasi Emas Sekarang, Klik di Sini


(Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)

* * *

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini

- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas,klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.



Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Empty Illustration

Produk Belum Tersedia

Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua