Bareksa.com - Dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana syariah pada Januari 2020 menjadi Rp56,23 triliun, tumbuh 4 persen secara year to date (YtD) dan naik 50 persen secara year on year (YoY).

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Januari 2020 menyebutkan, dari 10 manajer investasi (MI) yang menerbitkan produk reksadana syariah, pertumbuhan AUM-nya dalam satu tahun terakhir mulai dari 5 persen hingga 447 persen. Kesepuluh MI dimaksud, memiliki market share yang variatif yakni mulai dari 5 persen hingga 10 persen.

Manulife AM menempati posisi pertama MI dengan AUM reksadana syariah terbesar pada Januari 2020, dengan total AUM mencapai Rp5,39 triliun. Manulife AM menguasai market share 10 persen.

Pada posisi kedua MI dengan AUM reksadana syariah terbesar Januari 2020 adalah Eastspring Investments Indonesia (Eastspring) dengan nilai AUM-nya Rp4,44 triliun. Pertumbuhan year on year (YoY) AUM Eastpring mencapai 117 persen, dengan market share yang dikuasai 8 persen.

Sementara PT BNP Paribas Asset Management (BNP AM), menempati posisi ke-3 yang memiliki AUM reksadana syariah terbesar. AUM yang dikantongi BNP AM Rp3,99 triliun, dan mengalami pertumbuhan AUM 109 persen pada Januari 2020.

PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia PAM), berada di posisi ke-4 memiliki AUM reksadana syariah terbesar Januari 2020. AUM Batavia PAM mengalami pertumbuhan 361 persen, sehingga total AUM-nya pada Januari 2020 mencapai Rp3,82 triliun. Market share yang berhasil dikuasi Batavia PAM hingga Januari 2020, sebesar 7 persen.

Adapun posisi ke-5 MI yang memiliki AUM reksadana syariah terbesar Januari 2020 ditempati Danareksa IM, dengan AUM yang dikantongi Rp3,63 triliun. Danareksa mengalami pertumbuhan AUM reksadana syariah 447 persen pada Januari 2020 dan menguasai market share 6 persen pasar reksadana syariah.

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Januari 2020

Menyusul Danareksa, Maybank AM menempati posisi ke-6 dengan AUM reksadana syariah terbesar di Indonesia pada Januari 2020. Nilai AUM reksadana syariah Maybank AM tercatat Rp3,10 triliun dan menguasai market share 6 persen.

Kemudian PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menempati posisi ke-7 dengan AUM reksadana syariah terbesar di Indonesia pada Januari 2020. Nilai AUM reksadana syariah MMI tercatat Rp3,05 triliun, tumbuh 94 persen secara year on year (YOY).

Pada posisi ke-8, ditempati Bahana TCW dengan nilai AUM reksadana syariah Rp2,79 triliun pada Januari 2020. AUM Reksadana syariah Bahana TCW, tercatat tumbuh 209 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Januari 2020

BNI Asset Management (BNI AM) berada di posisi ke-9 dari 10 MI dengan AUM reksadana syariah terbesar pada Januari 2020. AUM BNI AM mengalami pertumbuhan 418 persen, nilai totalnya AUM reksadana syariahnya mancapai Rp2,79 triliun.

Sedangkan PNM IM berada di posisi ke-10 dari 10 MI dengan AUM reksadana syariah terbesar Januari 2020, tercatat AUM reksadana syariah yang dimiliki Rp2,66 triliun. PNM IM mengalami lonjakan AUM reksadana syariah 272 persen.

MMI, Bahana TCW, BNI AM, dan PNM IM tercatat sama-sama memiliki market share 5 persen pada reksadana syariah Januari 2020.

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Januari 2020

Di sisi lain, Syailendra Capital tercatat sebagai MI dengan pertumbuhan AUM reksadana syariah terbesar pada Januari 2020 yakni hingga sebesar 827 persen secara year on year (YOY). AUM reksadana syariah Syailendra pada Januari 2020 tercatat Rp1,84 triliun dan market share yang dikuasai 3 persen.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah, dan tentunya masih terikat dengan batasan investasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Januari 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.