BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Hei Kamu Penganut Hedonisme, Baca Ini Dulu!

15 Januari 2019
Tags:
Hei Kamu Penganut Hedonisme, Baca Ini Dulu!
Ilustrasi sejumlah wanita muda menarik sedang berkumpul ngobrol hang out nongkrong di sebuah kafe sambil minum kopi ngopi bersama teman-teman.

Saat ini hedonisme bukan lagi sebuah pandangan, melainkan gaya hidup konsumtif yang dipilih masyarakat urban

Bareksa.com - Hedon hedon dan hedon. Itulah gaya hidup sebagian masyarakat khususnya di perkotaan saat ini. Sebagian dari mereka yang kemudian dikenal dengan julukan sosialita atau socialite, ada juga yang mentok di social climber.

Sebelum masuk lebih jauh, sebenarnya apa makna dari kata hedonisme itu sendiri? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.

Namun, saat ini hedonisme bukan lagi sebuah pandangan, melainkan gaya hidup konsumtif yang dipilih masyarakat urban. Gaya hidup yang menonjolkan kemewahan, kesenangan dan berfoya-foya serta menghamburkan uang, itulah hal-hal yang identik dengan istilah hedonisme.

Promo Terbaru di Bareksa

Seiring dengan naiknya penghasilan, biasanya akan diiringi naiknya gaya hidup. Bahkan tidak jarang akhirnya ada sebagian orang yang lebih memilih untuk rela berutang daripada menurunkan gaya hidupnya yang sudah hedon.

Perilaku hedonisme terlihat misalnya pada objek yang menekankan unsur kesenangan hidup, seperti fashion, makanan, barang mewah, tempat nongkrong (minat), serta memberi jawaban atau respon positif terhadap kenikmatan hidup (pendapat).

Gaya hidup konsumtif tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup hedonisme yang dianut. Di satu sisi, pola dan gaya hidup konsumtif memberikan kenikmatan dan kepuasan, baik secara fisik maupun psikologi.

Disadari atau tidak, gaya hidup konsumtif justru memiliki dampak kurang baik terhadap “kesehatan finansial” seseorang. Gaya hidup konsumtif dapat dikatakan sebagai sebuah pemborosan. Sementara pemborosan itu sendiri bisa dimaknai sebagai suatu perilaku yang berlebih-lebihan melampaui apa yang dibutuhkan.

Ketika kita masih memiliki daya beli, gaya hidup konsumtif memang mengasyikkan, kita bisa membeli segala sesuatu yang tak hanya sekadar apa yang dibutuhkan, tetapi juga apa yang diinginkan.

Tanpa disadari, perilaku ini akan menjadi kebiasaan yang mengendap dan membentuk karakter yang sulit diubah apalagi dihilangkan. Ketika kita telah menaikkan gaya hidup, maka untuk menurunkan gaya hidup bukanlah hal yang mudah.

Segera Ubah Gaya Hidup

Kita sepakat bahwa gaya hidup hedonisme merupakan suatu pola pikir yang banyak mendatangkan efek negatif bagi perilaku seseorang. Oleh sebab itu, alangkah baiknya kita segera memikirkan untuk secara perlahan mengurangi atau syukur-syukur bisa menghilangkan gaya hidup yang kelewat hedon, karena itu akan sangat berbahaya terutama bagi kehidupan finansial seseorang.

Namun faktanya, banyak dari kita enggan untuk mengubah gaya hidup yang hedon tersebut, atau memilih menunda-nunda untuk melakukan penyesuaian terhadap pengeluaran, sehingga tertunda dua kali.

Agar tidak tertunda sebenarnya bergantung pada kemauan kita saja. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Berat? Percayalah, biasanya berat hanya di awal saja, selanjutnya akan mengalir. Karena sebenarnya manusia didesain untuk mampu beradaptasi dalam segala kondisi, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk terus menunda.

Mengubah gaya hidup tidak seberat apa yang dibayangkan, kecuali jika memang hedonisme sudah terlanjut mendarah daging. Contohnya bagi kamu yang hobi nongkrong dengan kopi seharga Rp30-40 ribuan setiap dua hari sekali di sebuah coffeshop yang berlogo putri duyung dan berwarna hijau, cukup disesuaikan semisal hanya menjadi seminggu sekali.

Budget sekali ngopi sisanya dapat dialokasikan untuk tabungan dana darurat atau dibelikan ke instrumen investasi seperti reksadana. Ingat bahwa saat ini reksadana bisa dibeli mulai dengan Rp100.000 saja.

Simulasi Reksadana

Mari kita berandai-andai jika gaya hidup hedonisme seperti ngopi di coffeshop mahal tadi frekuensinya dikurangi lalu sisa uangnya dialihkan ke investasi reksadana saham.

Katakan seseorang penganut hedonisme rutin membeli kopi seharga Rp30 ribu setiap dua hari sekali, maka dalam sepekan ia akan menghabiskan Rp90 ribu, atau dalam sebulan menghabiskan Rp360 ribu.

Kemudian secara perlahan ia mulai bisa mengurangi frekuensi atau porsi ngopi-nya hanya menjadi seminggu sekali, maka secara total ia akan menghabiskan Rp120 ribu sebulan.

Alhasil, ia berhasil menghemat uang sebesar Rp240 ribu yang dapat diinvestasikan ke dalam produk reksadana saham. Andaikan secara rutin ia menginvestasikan dana tersebut ke dalam reksadana saham, akan jadi seberapa banyakkah uangnya dalam lima tahun ke depan?

Tabel Reksadana dengan Return Tertinggi di Bareksa

Illustration

Sumber: Bareksa

Berdasarkan data reksadana yang dijual oleh marketplace reksadana online Bareksa, dapat dilihat bahwa dalam lima tahun terakhir reksadana saham memberikan imbal hasil (return) yang cukup fantastis yang berkisar 63 hingga 124 persen, atau dengan rata-rata 85,78 persen (17,16 persen per tahunnya).

Jika kita gunakan asumsi rata-rata pertumbuhan tersebut dengan menginvestasikan uang sebesar Rp240 ribu secara rutin selama lima tahun (enam puluh bulan), maka hasilnya akan tampak sebagai berikut.

Illustration

Sumber: Bareksa

Berdasarkan kalkulator investasi Bareksa tersebut, uang sisa yang diperoleh dari menghemat biaya ngopi sebesar Rp240 ribu per bulan kalau kita investasikan dalam lima tahun mendatang akan menjadi Rp23,01 juta. Menarik bukan?

Dengan uang sebesar itu, banyak hal yang bisa kita lakukan tanpa terlilit utang dan bunganya. Contohnya seperti membeli motor baru, mulai membuka usaha kecil-kecilan, berjalan-jalan ke luar negeri, tambahan biaya menikah, membayar uang muka rumah, hingga mempersiapkan masa pensiun.

Sebuah cara yang terlihat sederhana tetapi bila ditekuni secara disiplin akan sangat bermanfaat bagi keuangan kita karena bisa mengurangi kebiasaan konsumtif yang tidak terlalu perlu, hingga mendapatkan tambahan uang yang cukup besar di masa depan.

Tertarik untuk mencoba mulai investasi di reksadana?

Sebagai informasi, mayoritas reksadana saham di Bareksa bisa dibeli dengan modal Rp100.000 saja. Jadi dengan modal minimal, investor bisa juga menikmati keuntungan maksimal.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (KA01/hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, gabung komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua