BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Holding Bank BUMN Terbentuk Awal 2019, Penjualan MYOR Melonjak

01 Oktober 2018
Tags:
Berita Hari Ini : Holding Bank BUMN Terbentuk Awal 2019, Penjualan MYOR Melonjak
Direktur PT Danareksa Sekuritas Santi Suryandari, Direktur Retail & Capital Market Saidu Solihin (kanan) dan Head of Equity Research Helmy Kristianto (kedua kanan), berbincang disela-sela diskusi Economic & Market Outlook; Perkembangan dan Prospek Makro Ekonomi serta pasar modal 2018 – 2019, di Jakarta, Rabu (19/9). (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

MGRO bidik pendapatan naik 150 persen di 2019, MDLN catat marketing sales Rp2,5 triliun, laba bersih MDKA US$32,56 juta

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 1 Oktober 2018 :

Holding BUMN Perbankan dan Keuangan

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan holding BUMN perbankan dan keuangan baru akan terbentuk awal 2019. Rencana ini molor dari rencana sebelumnya yang ditargetkan terbentuk tahun ini.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro, menyatakan mundurnya pembentukan holding perbankan dan keuangan disebabkan beragam hal. Utamanya, industri perbankan merupakan salah satu industri yang sangat ketat akan peraturan.

"Karena bank termasuk salah satu yang highly regulated, salah satu yang berat aturannya," ujar Aloysius seperti dilansir Kontan (30/09).

Aloysius menyatakan saat ini pemerintah masih terus melakukan kajian dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan regulator di antaranya Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.

Salah satu peraturan yang paling menjadi sorotan antara lain mengenai perlindungan terhadap dana pihak ketiga (DPK) milik nasabah. Kementerian BUMN harus sangat berhati-hati dalam pengelolaan DPK tersebut nantinya. Dia memastikan susunan penggabungan perusahaan holding, tidak akan ada perubahan.

Sekadar informasi, formasi pembentukan holding jasa keuangan rencananya akan dipimpin oleh Danareksa sebagai induk dengan anggota bank-bank milik negara (Himbara), Pegadaian, hingga Permodalan Nasional Madani.

PT Mahkota Group Tbk (MGRO)

PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mengharapkan pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan pada 2019. Presiden Direktur MGRO, Usli Sarsi, mengatakan kenaikan pendapatan dan laba bersih diharapkan berasal dari bisnis pengolahan minyak goreng dan kernel. MGRO menargetkan, pabrik baru di Dumai akan mulai beroperasi Juni 2019.

"Dengan adanya pabrik baru, kami berharap laba bersih bisa tumbuh di angka sekitar Rp120 miliar di tahun 2019. Sedangkan, pendapatan diharapkan naik sekitar 150 persen di tahun depan," ujarnya seperti dilansir Kontan (28/9).

Pada akhir tahun ini, MGRO menargetkan mampu membukukan kenaikan pendapatan 10 - 15 persen atau sekitar Rp2 triliun dibanding tahun lalu. Sedangkan untuk laba bersih ditargetkan tumbuh 100 persen menjadi Rp50 miliar dibanding tahun 2017.

MGRO mulai membangun refinery penghasil minyak goreng dan kernel crushing plant di Dumai yang ditargetkan beroperasi pada Juni 2019. "Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 1.500 ton per hari. Sedangkan pabrik kernel crushing plant memiliki kapasitas 400 ton per hari," terang Usli.

Untuk pembangunan pabrik, MGRO menggelontorkan dana Rp330 miliar. "Rincian dana tersebut adalah dari IPO diambil Rp 90 miliar. Lalu sisanya Rp120 miliar dari kas internal dan Rp120 miliar dari pinjaman bank," paparnya.

PT Modernland Realty Tbk (MDLN)

PT Modernland Realty Tbk (MDLN) mencatat marketing sales Rp2,5 triliun pada semester I 2018. Perseroan juga menjual lahan senilai Rp1,15 triliun kepada PT Waskita Modern Realti, yang merupakan perusahaan patungan 40:60 antara PT Bagasasi Inti Pratama (anak perusahaan PT Modernland Realty Tbk) dengan PT Waskita Karya Realty.

Proyek kerjasama ini akan mengembangkan sebuah kota mandiri dengan mengusung konsep Toll-Road City (TRC) yang akan terintegrasi langsung dengan ruas jalan Tol Tanjung Priok – Cibitung, serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas transportasi dan sarana pendukung lainnya.

Seperti dilansir Bisnis.com (28/09), manajemen MDLN menyatakan hingga 30 Juni 2018, perseroan membukukan pendapatan Rp1,4 triliun, turun Rp37,63 miliar atau 2,62 persen bila dibandingkan Juni 2017 yang sebesar Rp1,43 triliun.

Penurunan ini dikarenakan menurunnya volume penjualan atas rumah tinggal dan ruko, akan tetapi diimbangi oleh penjualan atas lahan perseroan yang meningkat jika dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski begitu, laba bersih yang dibukukan perseroan per 30 Juni 2018 sebesar Rp181,49 miliar, naik Rp43,08 miliar atau 31,12 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Peningkatan atas laba bersih ini sebagian besar disebabkan penurunan beban usaha serta beban keuangan.

PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Emiten makanan dan minuman, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) berhasil membukukan pertumbuhan penjualan 15 persen per Agustus 2018. Raihan ini sudah menjangkau target yang ditetapkan akhir 2018. Direktur Utama Mayora Indah Andre Sukendra Atmadja mengungkapkan, target pertumbuhan pada 2018 sekitar 12 persen, akan tetapi hingga Agustus 2018.

Pada 2017, nilai penjualan yang dibukukan Mayora mencapai Rp20,81 triliun, naik 13,46 persen year on year. Pada 2018, MYOR memproyeksikan penjualan tumbuh 12 persen atau setara Rp23,3 triliun.

"Target penjualan tahun ini 12 persen. Secara year to date hingga Agustus 2018 sudah lebih 15 persen, melampaui prediksi," ungkapnya seperti dilansir Bisnis.com (30/09).

Andre mengatakan, peningkatan daya beli masyarakat sudah mulai dirasakan pada kuartal I 2018. Kemudian, pada kuartal II 2018, perayaan Lebaran memberikan dampak positif pada kinerja perseroan. Rerata peningkatan penjualan pada Lebaran naik 25 persen.

Untuk meningkatkan penjualan, MYOR juga berencana membangun pabrik baru untuk menambah 3 line produk biskuit dan 15 line produk wafer.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Emiten pertambangan mineral PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan laba bersih US$32,56 juta pada semester I 2018. Perseroan juga sudah merampungkan akuisisi tambang Wetar di Maluku Barat.

Dalam keterbukaan informasi (28/9) manajemen MDKA melaporkan pendapatan perusahaan pada semester I 2018 mencapai US$114,86 juta, naik signifikan dari semester I 2017 yang senilai US$8,87 juta.

Sebetulnya, perseroan membukukan penjualan ekspor US$119,89 juta dan domestik US$75.059. Namun, adanya aksi lindung nilai US$5,1 juta membuat pemasukan ekspor terkoreksi jadi US$114,78 juta. “Kontribusi ekspor didominasi penjualan ke HSBC Global Markets senilai US$107,54 juta, naik dari semester I 2017 sebesar US$8,87 juta,” papar manajemen MDKA.

MDKA berhasil membukukan laba bersih US$32,56 juta pada semester I 2018. Sementara pada semester I 2017 perseroan rugi US$1,75 juta.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua