BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Investor China Mulai Kucurkan Dana Bangun Smelter US$410 Juta

27 Juli 2015
Tags:
Investor China Mulai Kucurkan Dana Bangun Smelter US$410 Juta
Pekerja berjalan di dalam pabrik produksi baja China Steel di Kaohsiung, Taiwan. REUTERS/Pichi Chuang

Satu proyek Grup Harita di Halmahera dan Grup Central Omega di Morowali

Bareksa.com - Investor asal China mulai mengucurkan modal untuk membangun pengolahan mineral (smelter) di Indonesia. Investasi tersebut seiring dengan tujuan pemerintah memberi nilai tambah bagi industri pertambangan dalam negeri dengan kerja sama perusahaan lokal dan investor asing.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat setidaknya ada dua investor asal Republik Rakyat Tiongkok yang sudah memulai investasi dengan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) selama kuartal kedua tahun ini. Nilai dua investasi awal tersebut mencapai US$410 juta.

"Kami catat ada dua investor untuk pembangunan smelter dalam triwulan kedua tahun ini. Satu investasi smelter sudah groundbreaking di Halmahera Selatan, Maluku berpatungan dengan Grup Harita, nilainya US$220 juta. Selain itu, smelter nikel di Morowali juga sudah groundbreaking, nilainya US$190 juta," kata M. Azhar Lubis, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM.

Promo Terbaru di Bareksa

Dia pun menambahkan bahwa investor asal China tersebut juga akan mengembangkan pembangkit listrik untuk kebutuhan masing-masing smelter. Nilai investasinya, akan terus meningkat seiring dengan kemajuan proyek ke depannya.

Grup Harita melalui anak usahanya PT Megah Surya Pertiwi akan membangun smelter untuk mengolah nikel menjadi feronikel dengan kapasitas 100.000 ton feronikel per tahun. Grup Harita pun menggandeng perusahaan China bernama Xinxing Ductile Iron Pipes Co. Ltd untuk membangun proyek setara Rp4,16 triliun itu.

Proyek lainnya berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah yang nantinya dapat mengolah nickel pig iron (NPI) berkapasitas hingga 300.000 ton per tahun. Hasil produksi NPI itu digunakan sebagai alternatif nikel murni untuk membuat stainless steel. Proyek ini merupakan patungan dari PT Central Omega Resources (COR) Industri Indonesia dan Marconing Group asal China dengan total investasi tiga tahap US$412 juta.

Smelter di Morowali yang merupakan proyek patungan dari afiliasi PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) itu akan dikerjakan dalam tiga tahap hingga 2017. Tahap pertama membangun kapasitas 100.000 ton diperkirakan selesai pada akhir tahun ini.

China merupakan salah satu investor yang selalu masuk dalam jajaran 10 besar investasi di Indonesia sejak lima tahun lalu. Dalam periode enam bulan pertama tahun ini, investasi China dan Hong Kong sudah masuk peringkat 9 investor terbesar Indonesia dengan total investasi US$335,3 juta. Angka tersebut terdiri dari 136 proyek dengan investor asal Hong Kong senilai US$17,03 juta dan 407 proyek dengan investor China senilai US$160,27 juta.

Grafik Pertumbuhan Investasi China di Indonesia

Illustration

Sumber: BKPM

Kepala BKPM Franky Sibarani optimistis bisa mencapai target investasi langsung tahun ini sebesar Rp530 triliun. Hal itu dapat dicapai dengan sejumlah upaya termasuk reformasi birokrasi dan penyederhanaan izin.

"BKPM juga fokus pada lima sektor prioritas yaitu infrastruktur, maritim, pariwisata, subsitusi impor dan manufaktor. Sementara lima negara tujuan investasi utama adalah Singapura, Jepang, Korea Selatan, China dan Taiwan," ujarnya di depan wartawan 27 Juli 2015.

Nilai investasi langsung (direct investment) hingga paruh pertama tahun ini mencapai Rp259,7 persen, naik 17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal itu menunjukkan potensi besar investasi meski ekonomi sedang dalam tekanan. (Baca juga: Investasi Langsung Tumbuh Positif, Sektor Telekomunikasi Jadi Pilihan)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua