BeritaArrow iconSBNArrow iconArtikel

Obligasi RI Diprediksi Bakal Diserbu Asing Tahun Depan

Abdul Malik27 November 2020
Tags:
Obligasi RI Diprediksi Bakal Diserbu Asing Tahun Depan
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020)). IHSG ditutup menguat 0,70 persen atau 41,01 poin ke level 5.925,18 menjelang penutupan perdagangan kemarin. (ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp)

Selisih antara SBN dan US Treasury sebesar 550 basis poin

Bareksa.com - Pasar obligasi Indonesia diprediksi tetap atraktif setidaknya hingga awal 2021 mendatang. Kebijakan moneter yang longgar dan tingkat imbal hasil atau yield yang masih tinggi menjadi daya tarik bagi investor. Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan pasar obligasi Indonesia masih menjanjikan hingga awal tahun 2021 mendatang. Hal ini salah satunya ditopang oleh kebijakan pemangkasan suku bunga acuan yang kembali dilakukan Bank Indonesia beberapa pekan lalu. Pemangkasan ini juga ditopang oleh kebijakan akomodatif dari bank sentral di dunia.

Menurut Fikri, saat ini hampir seluruh bank sentral di dunia menerapkan kebijakan moneter yang ultra longgar. Selain itu, tren stimulus fiskal yang dikucurkan oleh bank sentral serta negara-negara di dunia juga turut menguntungkan pasar obligasi Indonesia. "Kebijakan ini akan meningkatkan likuiditas global sehingga aliran modal asing melalui obligasi kemungkinan akan ikut naik," katanya dilansir Bisnis.com Kamis (26/11/2020).

Fikri melanjutkan, tingkat imbal hasil obligasi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju. Sentimen ini akan membuat obligasi Indonesia semakin dilirik oleh investor asing. Sentimen risk on dari pelaku pasar global juga semakin diperkuat dengan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS dan transisi kekuasaan di Negeri Paman Sam yang telah dimulai.

Promo Terbaru di Bareksa

"Beberapa menteri yang mengisi kabinet Biden juga disambut positif oleh pasar karena kebanyakan mendukung stimulus fiskal untuk meningkatkan permintaan masyarakat AS. Dengan pemulihan ekonomi AS, maka perekonomian juga akan pulih lebih cepat," jelasnya.

Fikri menuturkan, spread atau selish antara yield surat berharga negara (SBN) Indonesia dengan US Treasury bertenor 10 tahun saat ini juga masih cukup menarik. Ia mengatakan, saat ini selisih antara SBN dan US Treasury sebesar 550 basis poin. Celah ini lebih besar dibandingkan spread pada 2018 - 2019 lalu yang berada di level 450 hingga 550 basis poin.

"Ini menjadi daya tarik bagi investor asing untuk masuk ke pasar obligasi Indonesia. Apalagi, pergerakan nilai rupiah juga cenderung stabil," katanya.

​Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan pada pekan lalu terdapat dua pencatatan Obligasi di BEI. Obligasi pertama adalah Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank BJB Tahap II Tahun 2020 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) dengan nilai Rp500 miliar. Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan II Bank Sulselbar Tahap II Tahun yang diterbitkan oleh PT Bank Sulsebar dengan nilai Rp750 miliar.

Emisi Obligasi dan Sukuk (Rp triliun)

Emisi
2019
2020 (per 6 November)
Obligasi dan sukuk pemerintah
689,47
684,32
Obligasi korporasi
110.41
69
Sukuk korporasi
12,57
6,59

Sumber : statistik pasar modal OJK

BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2020 adalah 94 emisi dari 58 emiten dengan nilai Rp74,47 triliun.

Outstanding Obligasi dan Sukuk

Outstanding
2019
2020 (per 6 November)
Total outstanding (Rp triliun)
3.197,84
4.024
Obligasi dan sukuk pemerintah
2.752,74
3.578,1
Obligasi korporasi, sukuk dan EBA
445,1
445,3
Total outstanding (US$ juta)
447,5
447,5
Obligasi dan sukuk pemerintah
400
400
obligasi korporasi, sukuk dan EBA
47,5
47,5

Sumber : statistik pasar modal OJK

Sementara total emisi obligasi dan sukuk secara akumulasi yang tercatat di BEI mencapai 466 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp425,18 triliun dan US$47,5 juta serta diterbitkan oleh 127 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 127 seri dengan nilai nominal Rp3.667,39 triliun dan US$400 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp7,18 triliun.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Dengan berinvestasi di SBN Ritel kita tidak hanya mendapatkan imbal hasil namun juga membantu pembiayaan APBN untuk pembangunan negara. Tunggu penerbitan SBN Ritel berikutnya di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).

Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ST007.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua