5 Jurus Investasi Anti Boncos Saat Pasar Obligasi AS Kolaps
Kerugian investor Obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun atau lebih, telah mencapai 46% sejak Maret 2020
Kerugian investor Obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun atau lebih, telah mencapai 46% sejak Maret 2020
Bareksa.com - Aksi jual di pasar Obligasi Pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) mengakibatkan imbal hasil melonjak hingga level tertinggi sejak 2007. Dilansir Business Insider yang mengutip Bloomberg (6/10), tekornya US Treasury tenor 10 tahun atau lebih, telah mencapai 46% sejak Maret 2020, bahkan obligasi tenor 30 tahun anjlok 53%. Kerugian ini bahkan lebih besar dibandingkan saat pasar obligasi anjlok tahun 1981 yang minus 16%.
Ironisnya, kerugian obligasi ini setara dengan kerugian ketika gelembung dotcom pecah pada 2000 dan krisis keuangan dunia tahun 2008 yang menyebabkan pasar saham AS anjlok 49% dan 57%. Padahal investor obligasi merupakan pemodal berprofil risiko konservatif hingga moderat, yang pada dasarnya ingin menghindari kerugian besar di aset saham.
Runtuhnya pasar obligasi AS pada 1981 terjadi setelah mantan ketua Federal Reserve Paul Volcker menaikkan suku bunga hingga 20% untuk menjinakkan inflasi Negara Paman Sam. Meskipun suku bunga saat ini masih jauh di bawah 20%, namun kebijakan moneter agresif The Fed akhir-akhir ini telah mengakibatkan ambruknya harga obligasi.
Promo Terbaru di Bareksa
Para pelaku pasar terus melakukan aksi jual terhadap obligasi AS di tengah kekhawatiran inflasi masih akan tetap tinggi. Selain itu, membanjirnya penerbitan Treasury tahun ini juga turut menekan harga surat utang. Akibatnya, imbal hasil obligasi tenor panjang telah naik ke level tertinggi sejak 2007, dengan obligasi bertenor 30 tahun melampaui 5% untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Investor kawakan seperti Bill Ackman, Ray Dalio dan Bill Gross memperkirakan obligasi tenor 10 tahun bakal naik mencapai 5% dalam waktu dekat dari saat ini di kisaran 4,7%.
Pasar SBN Dalam Negeri
Ambrolnya pasar obligasi AS ikut berimbas ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) dalam negeri. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyatakan sejalan dengan pasar global, pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga mencatatkan arus modal keluar (outflow) investor asing Rp23,3 triliun pada September 2023. Jumlah itu lebih besar dari outflow Agustus 2023 yang senilai Rp8,89 triliun.
“Sehingga mendorong kenaikan yield (ekspektasi imbal hasil) SBN rata-rata 26,54 basis poin (bps) sepanjang bulan berjalan (MTD) di seluruh tenor. Sepanjang tahun berjalan hingga September (YTD), yield SBN turun rata-rata 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy Rp60,81 triliun YTD,” kata dia (9/10).
Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18% MTD, namun secara YTD masih menguat 5,91% ke level 365,17 pada September 2023. Pada Agustus 2023, indeks pasar obligasi korporasi menguat 0,09% MTD dan 7,17% YTD. Menurut Inarno, untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor asing (non resident) tercatat Rp349,15 miliar MTD dan secara YTD tercatat outflow Rp911,13 miliar.
5 Jurus Investasi Agar Tetap Cuan
Menurut Tim Analis Bareksa, di tengah sentimen buruk ambruknya pasar obligasi AS, investor tidak perlu panik dan disarankan menerapkan 5 jurus berikut:
1. Menghindari investasi di obligasi pemerintah tenor panjang karena sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga
2. Diversifikasi investasi ke reksadana obligasi korporasi karena memiliki kupon lebih tinggi dan tenor lebih pendek. Sehingga tidak terlalu sensitif terhadap pergerakan suku bunga seperti Capital Fixed Income, Star Stable Income Fund dan I-Hajj Syariah Fund.
Reksadana Pendapatan Tetap | Imbal hasil 1 Tahun | Imbal Hasil 3 Tahun | Imbal Hasil 5 Tahun |
Capital Fixed Income Fund | 7,96% | 19,37% | 47,23% |
STAR Stable Income Fund | 7,21% | 32,09% | 71,19% |
I-Hajj Syariah Fund | 6,91% | 23,07% | 40,1% |
Sumber : Bareksa, kinerja per 10/10/2023
Beli Capital Fixed Income Fund di Sini
Investasi Star Stable Income Fund di Sini
Beli I-Hajj Syariah Fund di Sini
3. Diversifikasi investasi ke instrumen pasar uang karena imbal hasil cenderung bertambah seiring dengan kenaikan suku bunga seperti Capital Money Market, Capital Sharia Money Market dan Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia.
Reksadana Pasar Uang | Imbal hasil 1 Tahun | Imbal Hasil 3 Tahun | Imbal Hasil 5 Tahun |
Capital Money Market Fund | 5,16% | 15,41% | 31,82% |
Reksa Dana Syariah Capital Sharia Money Market | 4,59% | 12,5% | 26,92% |
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia | 4,43% | 12,54% | 25,14% |
Sumber : Bareksa, kinerja per 10/10/2023
Beli Capital Money Market Fund di Sini
Beli Majoris Pasar Uang Syariah di Sini
4. Emas mulai bersinar merespons perang Israel - Palestina. Namun reli aset aman ini bergantung pada seberapa jauh krisis Timur Tengah ini akan meluas dan berdampak pada harga minyak.
5. Pasar saham pada umumnya kurang prospektif dan lebih berfluktuasi saat suku bunga meningkat karena biaya untuk melakukan ekspansi menjadi lebih mahal. Namun bagi investor agresif, ini merupakan momen paling ditunggu, karena bisa membeli saham di harga bawah. Reksadana yang disarankan adalah Syailendra Equity Opportunity, Trim Kapital Plus dan BNP Paribas Sri Kehati karena banyak berinvestasi di sektor perbankan yang biasanya diuntungkan dari kenaikan suku bunga.
Reksadana Saham | Imbal hasil 1 Tahun | Imbal Hasil 3 Tahun | Imbal Hasil 5 Tahun |
Reksa Dana Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | 4,03% | 34,83% | 7,66% |
TRIM Kapital Plus | 6,14% | 61,01% | 29,48% |
Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati | 7,39% | 42,96% | - |
Sumber : Bareksa, kinerja per 10/10/2023
Beli TRIM Kapital Plus di Sini
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
(Christian Halim/Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.365,39 | 0,78% | 3,86% | 6,20% | 7,90% | 18,56% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.830,22 | 1,10% | 3,97% | 5,83% | 7,51% | 17,35% | 41,91% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.069,4 | 0,78% | 3,81% | 6,07% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.244,77 | 0,70% | 3,52% | 5,34% | 6,93% | 19,53% | 35,46% |
Reksa Dana Syariah Syailendra Tunai Likuid Syariah | 1.157,86 | 0,31% | 2,47% | 3,84% | 5,00% | 14,18% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.