Rekomendasi Buy Saham SMRA, PWON & SSIA, Sektor Properti Diramal Prospektif di 2026
Analis mempertahankan rekomendasi Overweight untuk sektor properti 2026. SMRA, PWON hingga SSIA menjadi top picks

Analis mempertahankan rekomendasi Overweight untuk sektor properti 2026. SMRA, PWON hingga SSIA menjadi top picks
Bareksa - Rekomendasi overweight tetap dipertahankan untuk saham sektor properti, dengan potensi rerating seiring valuasi yang masih murah, sehingga saham properti dinilai masih diperdagangkan dengan diskon 50–60% terhadap RNAV (revaluasi aset bersih).
Mengutip riset Ciptadana Sekuritas Asia (14/10), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dinilai unggul berkat diversifikasi township dan momentum penjualan yang solid di beberapa kota satelit seperti Serpong dan Bekasi. Sementara itu, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menawarkan pendapatan berulang (recurring income) yang stabil dari sewa mal dan hotel, serta potensi pertumbuhan tambahan dari ekspansi pusat perbelanjaan baru.
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga menjadi saham menarik, dengan target harga yang dinaikkan menjadi Rp2.340 per saham (dari sebelumnya Rp1.930), mencerminkan prospek laba yang membaik dan potensi revaluasi aset di kawasan industri.
Promo Terbaru di Bareksa
Sektor properti diperkirakan tetap atraktif di 2026, dengan dukungan kebijakan pemerintah, stabilitas suku bunga, dan potensi rerating valuasi saham. Investor direkomendasikan fokus di SMRA, PWON, dan SSIA yang memiliki fundamental kuat dan prospek pertumbuhan solid di tengah pemulihan daya beli dan proyek infrastruktur yang berlanjut.
Tabel: Valuasi Saham Properti
Sumber: riset Ciptadana Sekuritas Asia (14/10)
Sementara itu, sektor ritel properti tetap tangguh, dengan tingkat hunian mal utama Jakarta diproyeksikan bertahan di 85–90%, sedangkan mal sekunder diuntungkan oleh diversifikasi penyewa dan ekspansi tenant F&B. Di segmen perkantoran, tingkat hunian diperkirakan stabil di 75% untuk CBD dan 71% di luar CBD, didukung permintaan dari sektor minyak dan gas, keuangan, serta lembaga pemerintah.
Prospek Pasar Properti 2026
Pasar properti residensial diproyeksikan tetap stabil sepanjang 2026, didorong oleh stimulus fiskal dan moneter yang berkelanjutan. Kebijakan akomodatif Bank Indonesia menjaga keterjangkauan KPR, sementara insentif pemerintah menopang daya beli masyarakat.
Momentum penjualan diperkirakan tetap kuat di wilayah pinggiran seperti Bekasi, Serpong, dan Depok, dengan dorongan tambahan dari peluncuran proyek baru dan permintaan tertahan (pent-up demand). Meski ada perlambatan musiman di awal tahun akibat libur Lebaran dan Imlek, tren penjualan diproyeksikan pulih pada pertengahan tahun.
Tren Harga dan Strategi Pengembang
Harga rata-rata apartemen di Jakarta pada 2025 naik tipis menjadi Rp35,9 juta per meter persegi, atau kurang dari 1% secara tahunan (YOY). Harga di kawasan CBD sedikit meningkat ke Rp53 juta per meter persegi karena pasokan baru yang terbatas, sementara wilayah pinggiran mencatat kinerja lebih baik dengan rata-rata Rp27 juta per meter persegi.
Untuk menjaga minat pembeli, pengembang tetap gencar menawarkan promosi seperti bebas biaya, paket furnitur, dan voucher belanja. Setelah insentif PPN sempat dipangkas menjadi 50%, pemulihan ke 100% insentif hingga 2026 berhasil memulihkan sentimen pasar dan memperkuat keyakinan pembeli.
Dukungan Pemerintah
Segmen hunian terjangkau tetap menjadi prioritas utama pemerintah, melalui program KPR FLPP dengan bunga tetap 5%, uang muka 1%, dan tenor hingga 20 tahun. Program ini diperluas dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan, yang juga membuka akses pembiayaan bagi pengembang dan pelaku UMKM konstruksi.
KPR FLPP (Kredit Pemilikan Rumah – Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) adalah program pembiayaan rumah bersubsidi dari pemerintah yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar dapat membeli rumah dengan syarat yang ringan.
Pemerintah menargetkan tiga juta rumah baru di bawah pemerintahan Prabowo–Gibran. Hingga akhir September 2025, telah disalurkan 198.766 unit FLPP senilai Rp24,67 triliun, melalui 40 bank dan lebih dari 10.000 pengembang di seluruh Indonesia.
(AM)
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.