Pasar Otomotif Belum Pulih Tapi Outlook Netral, Begini Peluang Cuan di Saham ASII & AUTO
Kesenjangan daya beli melebar, harga mobil naik 7,5% per tahun, sementara pendapatan kelas menengah hanya naik 3-3,5%

Kesenjangan daya beli melebar, harga mobil naik 7,5% per tahun, sementara pendapatan kelas menengah hanya naik 3-3,5%
Bareksa.com - Penjualan mobil di Indonesia masih lesu pada Mei 2025. Baik penjualan grosir (wholesale) maupun ritel anjlok 15,1% secara tahunan (YOY). Menurut riset Ciptadana Sekuritas Asia (5/8), penurunan itu dipicu sentimen konsumen yang melemah dan daya beli yang terus tergerus. Kesenjangan kemampuan membeli makin melebar, karena harga mobil naik sekitar 7,5% per tahun, sementara pendapatan kelas menengah hanya tumbuh 3-3,5%.
Secara kumulatif Januari–Mei 2025, penjualan grosir turun 5,5% YoY menjadi 316.981 unit, dan penjualan ritel turun 9,2% YoY menjadi 328.852 unit. Toyota masih memimpin pangsa pasar, disusul Daihatsu, Honda, dan Mitsubishi. GAIKINDO memperingatkan tanpa reformasi struktural untuk meningkatkan keterjangkauan, tekanan industri ini akan berlangsung lebih lama.
Meski saat ini lesu, ada harapan pemulihan pada paruh kedua 2025, seiring penyelenggaraan GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) mulai Juli hingga November di lima kota besar: Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Makassar. Berdasarkan tren sebelumnya, GIIAS mendorong peningkatan penjualan mobil lewat peluncuran model baru dan promo menarik. Sebagai contoh, penjualan mobil di semester II 2024 naik 11% dibanding semester I 2024.
Promo Terbaru di Bareksa
Mobil Listrik Lampaui Hybrid
Sejak masuknya BYD pada Juni 2024, adopsi EV (mobil listrik) meningkat pesat. Pada bulan pertama, BYD langsung menjual 1.596 unit, dan menutup tahun dengan 15.429 unit. Hingga Mei 2025, BYD sudah menjual 15.978 unit, hampir separuh dari target tahunan 38.000 unit.
Pangsa pasar BEV (kendaraan listrik baterai) nasional kini mencapai 9,34% per Mei 2025, naik hampir dua kali lipat dari 4,99% pada 2024. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, dan BEV diprediksi akan mengungguli HEV (mobil hibrida) dalam pangsa pasar.
GAIKINDO masih menetapkan target penjualan mobil 2025 di kisaran 750.000–900.000 unit. “Namun kami mengambil pendekatan lebih hati-hati dengan proyeksi 750.000–790.000 unit untuk tahun penuh,” tulis analis Ciptadana Sekuritas, Christopher Rusli dalam risetnya.
Rata-rata, penjualan mobil di paruh kedua hanya naik 11–13% dibanding paruh pertama, yang menjadi dasar proyeksi konservatif di tengah tekanan makro yang belum reda.
Rekomendasi Saham ASII & AUTO
Ciptadana Sekuritas memantau sektor otomotif dengan rating Netral, mempertimbangkan lemahnya daya beli konsumen. Namun, dua saham unggulan tetap yakni PT Astra International Tbk (ASII dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO).
ASII jadi pilihan karena portofolio bisnisnya yang terdiversifikasi, sehingga membuatnya lebih tahan banting saat krisis. Dividen yield ASII 7% menjadi daya tarik utama bagi investor jangka panjang. Sedangkan AUTO beroperasi di segmen mobil baru dan bekas. AUTO juga mendapat keuntungan dari bisnis suku cadang yang lebih stabil, khususnya saat pasar mobil baru melemah.
Saham ASII dan AUTO direkomendasikan beli dengan target harga masing-masing di Rp5.450 dan Rp2.450, atau mencerminkan potensi kenaikan 10,7% dan 15,6% dari harga terakhirnya (4/8). Rasio perbandingan antara harga saham dan laba per saham perusahaan (PER) 2025 diperkirakan 5,2x untuk ASII dan 5,4x untuk AUTO.
Adapun rasio PBV (Price to Book Value) yaitu rasio keuangan yang membandingkan harga pasar saham suatu perusahaan dengan nilai buku per saham untuk ASII dan AUTO masing-masing diperkirakan 0,8x.
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.200,15 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,3 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,95 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,2 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.