BeritaArrow iconSahamArrow iconArtikel

Laba ANTM, INCO hingga ARTO Naik Ratusan Persen, Ini Rekap Kinerja Emiten Kakap di Kuartal I 2025

Abdul Malik16 Mei 2025
Tags:
Laba ANTM, INCO hingga ARTO Naik Ratusan Persen, Ini Rekap Kinerja Emiten Kakap di Kuartal I 2025
Asap keluar dari cerobong pabrik Feronikel PT Aneka Tambang (ANTAM) di Kecamatan Pomala, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (4/7). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Kinerja keuangan emiten penghuni indeks LQ45 di kuartal I 2025 beragam. Ada yang naik ratusan persen, ada yang anjlok 90%. Apa rekomendasi sahamnya?

Bareksa.com - Kinerja sebagian perusahaan dalam daftar 45 emiten kakap (LQ45) di Bursa Efek Indonesia di kuartal I 2025 ciamik. Menurut Tim Analis Bareksa, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih ratusan persen, namun dengan beberapa catatan.

Lonjakan kinerja ANTM karena ada faktor “low base” pada kinerja kuartal I 2024, dimana perseroan tidak membukukan penjualan feronikel dan bauksit sama sekali, karena masalah perizinan sehingga penjualan terjadi di kuartal berikutnya. Selain itu ada dorongan dari animo masyarakat berburu emas, ketika harga logam kuning reli sejak awal tahun ini, sehingga mengatrol penjualan emas ANTM.

Sedangkan kinerja INCO dikatrol keuntungan kenaikan nilai pasar wajar aset derivatif yang timbul dari skema kerja sama investasi smelter dengan Huaqi, Huayou dan Ford Motor. INCO membukukan keuntungan US$16,6 juta di kuartal I 2025, dari sebelumnya rugi US$12,9 juta periode yang sama tahun lalu.

Promo Terbaru di Bareksa

Beli Saham di Sini

Tabel: Pertumbuhan Kinerja Emiten Kuartal I 2025

Kode
Sektor
Penjualan
Laba
Catatan

ANTM

Tambang

203.4%

794.1%


INCO

Tambang

-6.2%

268.0%


ARTO

Bank

78.3%

177.7%


CPIN

Peternakan

11.3%

116.2%


BRPT

Bahan Baku

30.6%

90.5%


GOTO

Teknologi

3.7%

67.1%

Rugi menyusut

JSMR

Tol

6.8%

49.5%


CTRA

Properti

17.9%

36.6%


MAPA

Ritel

17.0%

20.8%


MAPI

Ritel

5.8%

14.1%


ICBP

Barang Konsumsi

1.3%

13.0%


KLBF

Kesehatan

5.8%

12.5%


INKP

Kertas

1.5%

11.9%


INDF

Barang Konsumsi

2.5%

11.2%


BRIS

Bank

10.2%

10.1%


BBCA

Bank

6.8%

9.8%


AMRT

Ritel

11.8%

9.5%


BBTN

Bank

6.8%

5.1%


BMRI

Bank

7.9%

3.9%


JPFA

Peternakan

2.9%

2.4%


ISAT

Telekomunikasi

-1.9%

1.3%


BBNI

Bank

-4.2%

1.0%


TLKM

Telekomunikasi

-2.1%

-4.0%


AKRA

Energi

4.5%

-5.1%


ASII

Otomotif

2.7%

-7.1%


BBRI

Bank

-0.2%

-13.9%


UNVR

Barang Konsumsi

-6.1%

-14.6%


ESSA

Bahan Baku

-1.5%

-16.9%


EXCL

Telekomunikasi

1.9%

-28.7%


UNTR

Tambang

5.7%

-29.9%


ACES

Ritel

7.2%

-30.9%


PGEO

Energi

2.6%

-31.0%


SIDO

Kesehatan

-25.1%

-40.4%


ADMR

Tambang

-23.9%

-41.1%


SMRA

Properti

-1.4%

-46.0%


PGAS

Energi

6.3%

-46.5%


PTBA

Tambang

5.8%

-50.5%


ADRO

Tambang

-18.9%

-78.6%


SMGR

Semen

-8.6%

-91.0%


AMMN

Tambang

-99.9%

-100.0%

Merugi

Rata-rata


6.7%

26.2%


Sumber: BEI, diolah Tim Analis Bareksa

Beli Saham di Sini

Pertumbuhan laba ratusan persen juga dicatatkan oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO). Bank digital tersebut berhasil menyalurkan kredit Rp20 triliun di kuartal I 2025, melesat 42% dari kuartal I 2024. ARTO juga berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp21,4 triliun, meroket 62%. Kualitas kredit cukup terjaga dengan rasio kredit macet (NPL) 0,3%, naik 0,1% dari kuartal sebelumnya, tetapi turun 0,3% dari tahun lalu.

Meskipun cost of credit membengkak menjadi 4,6% di kuartal I 2025, dari sebelumnya 1,5% di kuartal I 2024, namun ARTO masih sanggup menorehkan laba melambung 178%. Net interest margin (NIM) juga naik menjadi 8,8%, dari sebelumnya 7,5%, di tengah persaingan perebutan DPK yang menyebabkan biaya dana membengkak dari 3,1% menjadi 4%.

Beli Saham di Sini

Emiten yang Kinerjanya Menurun

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat penurunan pendapatan lebih dari 99% pada kuartal I 2025, yakni hanya US$2,12 juta dibandingkan US$601,55 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan drastis ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni pertama, peralihan operasional ke Fase 8 yang melibatkan pengolahan bijih berkadar rendah dari area terluar tambang, sehingga produksi tembaga dan emas turun masing-masing 62% dan 81% secara tahunan. Kedua, transisi operasional smelter baru di Sumbawa Barat yang baru mulai produksi katoda tembaga pada akhir Maret 2025, namun masih dalam tahap stabilisasi sehingga belum menghasilkan volume penjualan selama kuartal tersebut.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), juuga mencatat volume penjualan turun menjadi 8,57 juta ton di kuartal 2025, dari 9,18 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu seiring lesunya permintaan semen, akibat melemahnya daya beli dan pemangkasan anggaran infrastruktur. Kondisi oversupply dan turunnya permintaan menekan margin keuntungan perusahaan, ditambah rugi selisih kurs Rp50,08 miliar, berbalik dari sebelumnya laba kurs Rp15,92 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Senada, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mencatat laba bersih di kuartal I 2025, anjlok 79,5% menjadi US$76,6 juta atau sekitar Rp1,27 triliun, dari sebelumnya US$374,3 juta di kuartal I 2024. Ini akibat IPO anak usaha, dimana ADRO melepas sebagian besar saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dengan total 5.811.178.298 saham atau setara 74,63% melalui mekanisme PUPS, menjadi 15,37%. Langkah ini berdapak pada penurunan kontribusi pendapatan dan laba bersih dari AADI ke ADRO yang tercatat US$295,84 juta.

Beli Saham di Sini

Sektor Juara Lonjakan Laba

Secara sektoral, sektor pertambangan, peternakan dan operator jalan tol menjadi juara pertumbuhan laba. Laba ketiga sektor masing-masing melesat 109%, 59% dan 50%. Untuk sektor pertambangan, kinerja positif ditorehkan oleh penambang nikel. Sedangkan kinerja negatif dicatatkan penambang batu bara yang terpukul oleh penurunan harga emas hitam seiring pelemahan harga minyak.

Untuk sektor peternakan, perbaikan harga ayam menjelang Lebaran menjadi pendorong utama profitabilitas. Adapun sektor operator jalan tol, kinerjanya terbantu oleh kenaikan tarif jalan tol, faktor konsolidasi anak usaha, hingga penurunan beban bunga dan kinerja usaha SPBU.

Tabel: Pertumbuhan Kinerja Emiten LQ45 Secara Sektoral di Kuartal I 2025

Sektor
Penjualan
Laba

Tambang

9.4%

108.9%

Teknologi

3.7%

67.1%

Peternakan

7.1%

59.3%

Tol

6.8%

49.5%

Bahan Baku

14.6%

36.8%

Bank

15.1%

27.7%

Kertas

1.5%

11.9%

Ritel

10.4%

3.4%

Barang Konsumsi

-0.8%

3.2%

Properti

8.3%

-4.7%

Otomotif

2.7%

-7.1%

Telekomunikasi

-0.7%

-10.5%

Kesehatan

-9.7%

-14.0%

Energi

4.5%

-27.6%

Semen

-8.6%

-91.0%

Rata-rata

6.7%

26.2%

Sumber : BEI, diolah Tim Analis Bareksa

Beli Saham di Sini

Sektor yang Terpukul

Sektor semen mengalami tekanan akibat permintaan nasional turun 7,4% secara tahunan, dipicu oleh lemahnya daya beli masyarakat dan pemangkasan anggaran infrastruktur, termasuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang belum berdampak signifikan.

Selain itu, industri semen menghadapi tantangan struktural seperti kelebihan kapasitas dengan tingkat utilisasi hanya 56,5%, kebijakan Zero Over Dimension Over Load yang meningkatkan biaya logistik, serta tuntutan dekarbonisasi yang memerlukan investasi besar dan dukungan pemerintah.

Sektor energi juga terdampak signifikan sepanjang kuartal I 2025, akibat volatilitas harga minyak global dan transisi menuju energi bersih. Harga minyak Brent sempat mencapai US$82 per barel namun turun menjadi sekitar US$75 per barel di akhir Maret, sementara ICP (Indonesian Crude Oil Price) Maret 2025 tercatat US$71,11 per barel, turun dari bulan sebelumnya.

Penurunan harga ini menggerus profitabilitas emiten energi, diperparah oleh ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan proteksionis baru dari AS.

Beli Saham di Sini

Rekomendasi Saham Pilihan

Menurut Tim Analis Bareksa, dengan mempertimbangkan kinerja fundamental di kuartal I 2025, beberapa emiten yang bisa dipertimbangkan investor di antaranya ARTO, ANTM, CPIN dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Pendapatan ARTO di kuartal I 2025 melonjak 78% dan laba bersih meroket 177%. Senada, laba bersih ANTM melesat 794,1% dengan penjualan meroket 203%. INCO membukukan laba bersih meroket 268% meski pendapatan melemah, serta laba bersih CPIN melambung 116%.

Saham
Rekomendasi
Target Harga 2025
Harga Terakhir
Potensi Kenaikan
Prediksi PER 2025
Prediksi PBV 2025

ARTO

Buy

Rp2.800

Rp1.930

45%

59x

2,2x

ANTM

Buy

Rp3.100

Rp2.550

21,5%

8,1x

1,8x

INCO

Hold

Rp2.700

Rp2.840

-

41,6x

0,6x

CPIN

Buy

Rp5.400

Rp4.910

9,9%

19,5x

2,4x

Sumber: Ciptadana Sekuritas, harga terakhir per 15/5/2025

Beli Saham di Sini

Investasi Saham di Bareksa

Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.

Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.

Beli Saham di Sini

(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/Adimas Eko. P/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.141,03

Up0,89%
Up4,15%
Up4,02%
Up8,47%
Up15,16%
Up10,93%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.126,17

Up0,69%
Up3,85%
Up3,62%
Up8,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund

1.103,77

Up0,94%
Up5,22%
Up4,95%
Up8,93%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.925,33

Up1,04%
Up3,93%
Up3,69%
Up8,00%
Up24,26%
Up42,54%

Capital Regular Income Fund

Dividen

1.044,12

Up0,92%
Up3,83%
Up3,58%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua