Saham BBCA Koreksi Saatnya Beli? Ini Ramalan Kinerja dan Dividen 2025
Dengan prospek kinerja yang solid, saham BBCA tetap direkomendasikan beli di target harga Rp11.600

Dengan prospek kinerja yang solid, saham BBCA tetap direkomendasikan beli di target harga Rp11.600
Bareksa.com - Bank swasta terbesar Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA berhasil mencatat kinerja cemerlang sepanjang 2024 sesuai ekspektasi pasar. Namun harga saham bank milik Grup Djarum itu justru melemah 7,58% sepanjang tahun berjalan (YTD) hingga Senin (10/2/2025) jadi Rp9.150 per saham.
Salah satu penyebabnya karena investor asing melego saham BBCA. Sepekan terakhir periode 3-7 Februari 2025, asing net sell Rp839,9 miliar di saham BBCA, sehingga harga saham turun 1%. Sejak awal 2025 hingga 7 Februari saham BBCA turun 3,35% dan asing mencatat jual bersih sekitar Rp3,68 triliun.
Tekanan di saham BBCA awalnya diduga akibat sentimen negatif serangan siber yang menargetkan bank swasta nomor wahid itu. Namun gertakan serangan siber ke BBCA ternyata dinilai janggal para pakar. Manajemen BBCA juga sigap nemastikan data nasabah tetap aman dan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan bank.
Promo Terbaru di Bareksa
Ramalan Dividen BBCA 2025
Menurut Tim Analis Bareksa, keluarnya asing dari saham BBCA bukanlah akibat rumor soal serangan siber atau kinerja perseroan yang dikhawatirkan melambat. Sebab BBCA mencatat kinerja solid pada 2024 dan diperkirakan akan berlanjut pada 2025 ini. Apalagi BBCA memiliki riwayat pembagian dividen jumbo, sehingga bisa menarik minat investor di saham bank dengan julukan bank capek antri ini.
BBCA membagikan dividen interim Rp50 per saham atau total Rp6,1 triliun pada Desember 2024 lalu. Nilai ini naik 17,85% dibandingkan dividen interim 2023 yang senilai Rp42,5 per saham. Pada 25 Maret 2024, BBCA juga menggelontorkan dividen final 2023 senilai Rp227,5 per saham atau total Rp33,2 triliun.
Tim Analis Bareksa menilai, secara historis BBCA tak pernah absen membagi dividen. Sehingga dividen BBCA 2025, yang merupakan hasil kinerja 2024 berpeluang tidak akan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Ini karena BBCA mampu mencatat keuntungan yang tumbuh berkelanjutan. Sejak 2011 lalu hingga saat ini, laba BBCA belum pernah turun, kecuali saat pandemi Covid-19.
Dengan rasio pembayaran dividen terhadap laba bersih (dividend pay out ratio/POR) pada 2024 di 68,2%, maka rasio dividen 2025 juga akan tinggi setidaknya di atas 60%.
Dua Pertimbangan Asing
Menurut Tim Analis Bareksa, preferensi asing dalam berinvestasi karena mempertimbangkan dua faktor, yakni makro ekonomi Tanah Air dan imbal hasil Obligasi Negara Amerika Serikat (US Treasury yield).
Penguatan dolar AS menyusul kebijakan perang dagang Presiden Donald Trump yang mengakibatkan Rupiah tertekan. Hal ini diperparah oleh daya beli masyarakat yang melemah yang tercermin pada angka inflasi tahunan 2024 yang rendah, hanya 1,57%.
Prediksi Kinerja BBCA Tetap Solid
BBCA diprediksi masih akan mencatatkan kinerja fundamental solid karena memiliki likuiditas yang cukup dengan rasio LDR 78% dan kualitas pinjaman yang tergolong baik dengan rasio NPL 1,8% sehingga mampu mengejar target pertumbuhan kredit 6%-8%.
Tim Analis Bareksa menilai, di antara big banks lainnya, total pendapatan dan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP/pre-provision operating profit) BBCA tumbuh baik. Kondisi ini membuat laba bersih perseroan pada 2024 nelesat 12%.
Rasio Keuangan BBCA | 2023 | 2024 | ΥΟΥ | Q3 2024 | Q4 2024 | QOQ |
---|---|---|---|---|---|---|
NIM | 5,5% | 5,8% | 0,3% | 5,9% | 6% | 0,1% |
COC | 0,3% | 0.3% | 0,0% | 0,6% | -0,1% | -0,7% |
Risk Adjusted NIM | 5,3% | 5,6% | 0,3% | 5,3% | 6,1% | 0,8% |
Cost to Income | 34,1% | 31,5% | -2,6% | 30,1% | 35,1% | 5% |
ROA | 3,6% | 3,9% | 0,3% | 4% | 4,1% | 0,1% |
ROE | 23,5% | 24,6% | 1,1% | 24,6% | 24,2% | -0,4% |
CAR | 29,4% | 29,4% | 0,0% | 29,3% | 29,4% | 0,1% |
CASA to Total Funding | 81,1% | 82,4% | 1,3% | 82,2% | 82,4% | 0,2% |
LDR | 70,2% | 78,4% | 8,2% | 75,1% | 78,4% | 3,3% |
NSFR | 166,6% | 155,9% | -10,7% | 162,2% | 155,9% | -6,3% |
LCR | 357,8% | 306% | -51,8% | 334,9% | 306% | -28,9% |
ECL to Total Loans | 4,2% | 3,6% | -0,6% | 4% | 3,6% | -0,4% |
NPL - gross | 1,9% | 1,8% | -0,1% | 2,1% | 1,8% | -0,3% |
NPL Coverage | 234,1% | 208,5% | -25,6% | 193,9% | 208,5% | 14,6% |
LAR | 6,9% | 5,3% | -1,6% | 6,1% | 5,3% | -0,8% |
LAR Coverage (incl. off B/S) | 69,7% | 76,9% | 7,2% | 73,5% | 76,9% | 3,4% |
Sumber : BBCA
Neraca keuangan bank yang mempunyai aset senilai Rp1.449 triliun itu sangat solid. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) BBCA cukup longgar, yang menunjukkan likuiditas perseroan memadai. BBCA mencatat rasio kecukupan likuiditas (LCR) 306% dan rasio pendanaan stabil bersih (NSFR) 156%, yang tergolong sangat aman buat perseroan.
LAR BBCA Turun Signifikan
BBCA mencatat rasio kredit bermasalah (NPL) gross 1,8% di 2024, sedikit turun 0,1% dibandingkan 2023 yang di 1,9%. Tak hanya itu, rasio pembiayaan berisiko BBCA (LAR) juga turun 1,6% dari 6,9% pada 2023 menjadi 5,3% di 2024. LAR merupakan NPL ditambah pinjaman yang direstrukturisasi dan tergolong lancar.
Tim Analis Bareksa melihat catatan LAR BBCA yang sempat melonjak jadi 19% saat pandemi Covid-19, kini sudah turun signifikan jadi 5,3% di 2024. Penurunan ini bukan karena BBCA melakukan write off, tetapi karena bisnis kembali normal dan debitur kembali sehat, sehingga mencerminkan kualitas kredit perseroan semakin sehat. Untuk diketahui, pandemi Covid-19 telah mengerek LAR industri perbankan Tanah Air, tak hanya BBCA.
BBCA yang dikenal prudent dalam pengelolaannya, menargetkan penyaluran kredit 2025 bisa tumbuh 6-8% dengan mempertimbangkan prediksi pertumbuhan ekonomi 5%, atau 6-7% mempertimbangkan GDP nominal. Target ini tergolong konservatif karena pada 2024 laju pertumbuhan kredit BBCA mencapai 13,8%.
Tim Analis Bareksa menilai langkah BBCA yang konservatif dalam memasang target pertumbuhan kredit karena perseroan ingin menjaga kualitas aset di masa mendatang. Sehingga perseroan membidik pertumbuhan sesuai pertumbuhan ekonomi.
Ringkasan Kinerja Keuangan BCA 2024:
1. Laba bersih: Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% YoY
2. Penyaluran kredit: Rp922 triliun, tumbuh 13,8% YoY
3. Kredit korporasi: tumbuh 15,7% YoY menjadi Rp426,8 triliun
4. Kredit komersial: naik 8,9% YoY menjadi Rp137,9 triliun
5. Kredit UKM: tumbuh 14,8% YoY menjadi Rp123,8 triliun
6. Kredit konsumer: naik 12,4% YoY menjadi Rp223,7 triliun
7. CASA: tumbuh 4,4% menjadi Rp924 triliun
8. Rasio kredit berisiko (LAR): 5,3%
9. Rasio kredit bermasalah (NPL): 1,8%
Prospek Saham BBCA
Selain itu, Tim Analis Bareksa melihat perbaikan ekonomi bisa membuat NIM perbankan termasuk BBCA bisa menurun. Ini karena margin bunga biasanya sejalan dengan kondisi ekonomi. Ekonomi memburuk, maka bunga kredit bisa meningkat untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet. Sebaliknya, seiring membaiknya ekonomi, maka bunga kredit akan menurun.
BBCA mencatat net interest margin (NIM) 5,8% pada 2024. Menurut Tim Analis Bareksa, jika ekonomi terus membaik, NIM BBCA bisa tertekan. Namun, pertumbuhan ekonomi juga berpotensi mendorong peningkatan volume penyaluran kredit, sehingga kinerja kredit BBCA tetap positif. Dengan prospek ekspansi kredit yang kuat, saham BBCA bisa tetap menarik bagi investor jangka panjang.
Saham BBCA tetap direkomendasikan beli dengan target harga Rp11.600 per saham yang mencerminkan rasio harga saham terhadap nilai buku (PBV) 4,3x di 2025. Dibandingkan penutupan harga saat ini, maka saham BBCA punya potensi kenaikan 26,77%.
Financial Highlights BBCA
Year to 31 Dec | 2025F | 2026F |
---|---|---|
Net Interest Income (Rpbn) | 89.543 | 97.746 |
Net Profit (Rpbn) | 59.813 | 65.093 |
EPS (Rp) | 485,7 | 528,6 |
EPS growth (%) | 9,6 | 8,8 |
BVPS (Rp) | 2.325,5 | 2.518,2 |
PER (x) | 20,7 | 19,1 |
PBV (x) | 4,3 | 4 |
ROA (%) | 3,8 | 3,8 |
ROE (%) | 21,7 | 21,8 |
Dividend Yield (%) | 3 | 3,3 |
Sumber : BBCA, estimasi Ciptadana
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Adam Rizky Nugroho/Ni Putu Kurniasari/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.116,84 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.104,94 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.884,67 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.079,43 | - | - | ||||
Insight Renewable Energy Fund | 2.327,37 |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.