Trump Umumkan 4 Poin Kebijakan Penting, Ini Rekomendasi Investasi Saham, Reksadana dan Emas
Trump berencana menerapkan tarif impor untuk memperkuat industri manufaktur domestik dan memotong pajak untuk masyarakat dan perusahaan

Trump berencana menerapkan tarif impor untuk memperkuat industri manufaktur domestik dan memotong pajak untuk masyarakat dan perusahaan
Bareksa.com - Pada 20 Januari 2025, Donald Trump kembali dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47. Dalam pidatonya, ia menekankan beberapa kebijakan utama:
Tarif Impor Barang
Trump berencana menerapkan tarif impor untuk memperkuat industri manufaktur domestik. Namun, kebijakan ini dikhawatirkan meningkatkan harga barang bagi konsumen, sementara inflasi tinggi masih menjadi tantangan besar yang belum mencapai target Bank Sentral AS The Federal Reserve yakni 2%.Pemulangan Imigran Gelap
Trump berkomitmen memulangkan imigran gelap, yang dapat mengurangi pasokan tenaga kerja. Hal ini berpotensi memicu kenaikan upah, inflasi dan menghambat upaya memperbesar industri manufaktur yang padat karya.Penurunan Pajak
Trump menjanjikan pemotongan pajak untuk masyarakat dan perusahaan, sejalan dengan kebijakan Partai Republik. Namun, ini berpotensi bertentangan dengan rencana pemangkasan defisit APBN, yang saat ini mencapai 5% PDB. Untuk mendukung penghematan anggaran, Trump membentuk badan khusus yang dipimpin oleh Elon Musk.Produksi Minyak Domestik
Trump mendorong eksplorasi minyak lepas pantai untuk menurunkan inflasi melalui harga BBM yang rendah. Namun, kebijakan ini dapat menghambat pengembangan pasar mobil listrik domestik, meskipun Tesla, produsen mobil listrik, merupakan salah satu pendukung kampanyenya.
Kebijakan-kebijakan ini memiliki implikasi ekonomi yang kompleks dan memunculkan berbagai tantangan bagi pemerintahan Trump. Tim Analis Bareksa melihat pasar saham merespons positif pidato pelantikan Donald Trump, ditandai dengan penurunan harga minyak global dan ekspektasi inflasi yang lebih rendah.
Kondisi ini meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS, yang diperkirakan bisa dimulai pada Mei 2025. Peluang pemangkasan suku bunga tersebut dapat menjadi dorongan bagi kenaikan aset berisiko sepanjang tahun ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Probabilitas Pemangkasan Suku Bunga AS
Sumber: CME FedWatch, per 21 Januari 2025
Setelah Donald Trump memaparkan visi jangka pendeknya, Indeks Dolar AS melemah ke level 108, sementara imbal hasil US Treasury naik ke 4,55%. Kenaikan ini diperkirakan mendukung kinerja Obligasi Negara Indonesia.
Rekomendasi Reksadana Pilihan
Tim Analis Bareksa merekomendasi reksadana berbasis obligasi korporasi yang berpotensi mendapat valuasi lebih baik seiring prospek pemangkasan suku bunga. Janji Trump sebagai pemimpin yang mencintai perdamaian diharapkan meredakan konflik global, memperbaiki rantai pasokan, dan mendukung perdagangan internasional.
Daftar Reksadana Pilihan Usai Pelantikan Donald Trump
Reksadana Rekomendasi Bareksa | Imbal Hasil | |
---|---|---|
1 Januari-20 Januari 2025 | 1 Tahun | |
I-Hajj Syariah Fund | 0,37% | 7,51% |
Insight Renewable Energy Fund | 0,35% | 7,47% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 0,38% | 7,79% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 0,49% | 7,37% |
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 0,6% | 8,11% |
Sumber : Bareksa, kinerja per 20/1/2025
Daftar 5 reksadana pilihan yang direkomendasikan Tim Analis Bareksa berhasil mencatatkan imbal hasil hingga 8,11% setahun terakhir dan hingga 0,6% dalam 20 hari terakhir.
Adapun untuk reksadana saham dinilai cukup prospektif. Menurut Tim Analis Bareksa, seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meraih sentimen positif terkait kebijakan Trump yang diperkirakan tidak seagresif dan hawkish seperti sebelumnya. Utamanya untuk produk reksadana yang mengacu pada saham-saham penghuni indeks MSCI, yang punya potensi kenaikan nilai aktiva bersih (NAB) seiring prospek kenaikan IHSG.
Salah satu contohnya ialah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mulai mencatatkan arus dana asing masuk (inflow) mencapai Rp1,03 triliun dalam 4 hari terakhir. Bobot saham BBRI yang mencapai 30% terhadap indeks MSCI bisa jadi indikator penting bagi investor yang ingin berinvestasi di reksadana MSCI.
Beberapa contoh reksadana berbasis saham yang bisa dipertimbangkan ialah Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A dan Reksa Dana Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A yang berhasil mencatat return masing-masing 0,84% dan 3,19% sebulan terakhir.
Rekomendasi Saham Pilihan
Untuk investasi saham, Tim Analis Bareksa merekomendasikan sektor konsumsi, ritel, perkebunan minyak sawit mentah (CPO), perbankan, properti serta tambang dan pengolahan emas yang bisa menjadi fokus utama. Sektor-sektor ini bisa mendapatkan sentimen positif dari prediksi potensi pemangkasan suku bunga
AS yang masih berlanjut seiring kebijakan Trump yang dinilai tidak akan
terlalu agresif.
Saham-saham sektor ritel dan konsumsi rekomendasi Tim Analis Bareksa usai pelantikan Trump di antaranya PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
Saham tambang dan pengolahan emas yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), saham perbankan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), hingga saham properti seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Potensi kenaikan harga saham-saham tersebut hingga mencapai 64% dibandingkan harga kemarin, dengan rasio PBV antara 0,5x hingga 7,44x, rasio PE 5,4 hingga 183x, serta ROA dan ROE masing-masing hingga 12,1% dan 24,1%. Daftar saham rekomendasi Tim Analis Bareksa usai pelantikan Donald Trump selengkapnya ialah sebagai berikut:
Daftar Saham Pilihan Usai Pelantikan Donald Trump
Kode Saham | Harga Terakhir (Rp) | Target Harga (Rp) | Potensi Kenaikan | Rasio PBV (x) | Rasio PE (x) | EV / EBITDA (x) | Return on Assets | Return on Equity |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
ACES | 745 | 1.100 | 47.65% | 2,08 | 14,97 | 9,35 | 11,1% | 14% |
AMRT | 2.800 | 3.545 | 26,61% | 7,44 | 31,96 | 18,08 | 10,6% | 24,1% |
BRMS | 406 | 490 | 20,69% | 2,94 | 183,29 | 73,35 | 1,8% | 2% |
DSNG | 995 | 1.140 | 14,57% | 1,14 | 8,89 | 5,19 | 7,2% | 13,4% |
ERAA | 384 | 600 | 56,25% | 0,77 | 5,4 | 5,11 | 5,4% | 14,6% |
ICBP | 11.175 | 14.000 | 25,28% | 2,66 | 15,19 | 8,87 | 8% | 15% |
MYOR | 2.460 | 3.175 | 29,07% | 3,48 | 17,28 | 10,46 | 12,1% | 21,5% |
BBRI | 4.220 | 5,750 | 36,26% | 2 | 10,8 | - | 3,2% | 19,4% |
BMRI | 6.000 | 8.250 | 37,5% | 2,1 | 10,1 | - | 2,9% | 22,5% |
BSDE | 940 | 1.380 | 46,81% | 0.5 | 5,5 | 3,3 | 4,8% | 7,7% |
CTRA | 960 | 1.575 | 64,06% | 0,9 | 10,7 | 5 | 4,6% | 9,6% |
Sumber : BEI, harga terakhir per 20/1/2025
Rekomendasi Investasi Emas
Harga emas melampaui US$2.700 per ons pada perdagangan kemarin. Menurut Tim Analis Bareksa, harga emas diproyeksikan mencapai USD3.000–3.100 per ons pada tahun 2025. Dalam konversi ke rupiah, harganya diperkirakan berada di kisaran Rp1,55–1,6 juta per gram. Prediksi ini didukung oleh:
Meredanya konflik global, termasuk ketegangan di Timur Tengah dan antara Rusia-NATO, yang berdampak positif pada rantai pasokan dan ekonomi dunia.
Janji Donald Trump untuk memprioritaskan perdamaian global, yang memberikan sentimen positif bagi perdagangan internasional dan aset safe haven seperti emas.
Emas tetap menjadi pilihan menarik bagi investor di tengah ketidakpastian global.
Price to book value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio price to book value yang lebih kecil dari 1 dapat mengindikasikan saham perusahaan adalah murah karena masih lebih rendah dari nilai buku.
Price earning ratio (PER) adalah rasio yang digunakan untuk menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih. Laba bersih dalam hal ini adalah laba bersih per saham . Price earning ratio yang tinggi mengindikasikan investor mengharapkan pertumbuhan laba bersih yang tinggi dari perusahaan.
EV to EBITDA adalah singkatan dari enterprise value to EBITDA (earning earning before interest tax, depreciation, and amortization) adalah rasio valuasi yang digunakan untuk menilai mahal murahnya suatu perusahaan berdasarkan kemampuannya menghasilkan laba usaha atau kas operasi.
Return on asset (ROA) adalah ukuran kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Perhitungan ROA adalah laba bersih dibagi dengan total aset rata-rata selama dua periode tertentu.
Return on Equity (ROE) adalah imbal hasil yang dicetak perusahaan untuk pemegang saham. ROE ditentukan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas atau margin keuntungan, produktivitas aset untuk menghasilkan pendapatan, serta pengelolaan penggunaan utang secara optimal oleh perusahaan.
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.109,75 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.096,82 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.871,21 | ||||||
Insight Renewable Energy Fund | 2.309,13 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.072,25 | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.