Reksadana Obligasi Korporasi Berpotensi Cuan, Efek Penyaluran Dana Pemerintah Rp200 T
Setahun terakhir, produk-produk reksadana ini berhasil mencatatkan imbal hasil 8,9-9,8%

Setahun terakhir, produk-produk reksadana ini berhasil mencatatkan imbal hasil 8,9-9,8%
Bareksa.com - Reksadana obligasi korporasi layak dipertimbangkan seiring rencana pemerintah menyalurkan dana Rp200 triliun ke perekonomian lewat bank Himbara. Sebab, reksadana ini mayoritas berinvestasi di obligasi tenor 2–5 tahun yang berpotensi diuntungkan dari turunnya yield (imbal hasil) Surat Berharga Berharga Negara (SBN) jangka pendek.
Selain kuponnya lebih tinggi, obligasi korporasi juga berpeluang memberi total return reksadana lebih besar. Dengan dorongan pemerintah pada perekonomian, kinerja emiten penerbit obligasi bisa membaik, risiko gagal bayar menurun, dan peringkat utang berpotensi naik.
Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa produk reksadana pendapatan tetap unggulan berbasis obligasi korporasi yang bisa dipertimbangkan investor. Setahun terakhir, produk-produk reksadana ini berhasil mencatatkan imbal hasil 8,9-98%. Selengkapnya dalam tabel berikut:
Promo Terbaru di Bareksa
Tabel: Daftar Reksadana Obligasi Korporasi Unggulan
Reksadadana | Imbal Hasil 1 Bulan | Imbal Hasil 1 Tahun |
|---|---|---|
Kisi Fixed Income Fund Plus | 1,24% | 9,83% |
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 0,95% | 9,49% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1,13% | 8,95% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 0,75% | 8,95% |
Sumber: Bareksa, kinerja per 11/9/2025
Dampak ke Pasar Obligasi
Tercatat, kepemilikan bank terhadap seluruh SBN yang beredar mencapai 21%, sedangkan asing memegang 15%. Operasi moneter Bank Indonesia juga memengaruhi pergerakan likuiditas, baik melalui penyerapan maupun penyaluran dana ke pasar. Kombinasi aktivitas bank, asing, dan BI ini menjadi faktor utama yang menggerakkan yield SBN 10 tahun sepanjang 2025.
Sumber: Kemenkeu, BI diolah Tim Analis Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa, dampak penyaluran dana pemerintah Rp200 triliun ke bank Himbara cenderung netral bagi pasar SBN. Pasalnya, dana tersebut diwajibkan untuk disalurkan ke sektor riil, bukan dibelikan SBN. Efeknya, bank BUMN tidak menambah permintaan terhadap SBN.
Jika penyaluran kredit mampu menggairahkan ekonomi, maka bank-bank lain justru terdorong lebih aktif menyalurkan pembiayaan dibanding menambah portofolio SBN. Sebaliknya, investor asing yang melihat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik berpeluang masuk ke SBN untuk profil konservatif, atau ke saham bagi yang lebih agresif.
Sumber: Kemenkeu, BI diolah Tim Analis Bareksa
Grafik: Pergerakan Yield SBN 10 Tahun (%)
Sumber: Investing.com
Grafik: Pergerakan Yield SBN 5 Tahun (%)
Sumber: investing.com
Secara teknikal, ruang penguatan SBN tenor 10 tahun relatif terbatas. Penurunan yield dari 6,4% ke kisaran 6,2-5,9% hanya memberi peluang capital gain sekitar 1,4-3,5%. Untuk tenor 5 tahun, yield berpotensi turun dari 5,6% ke 5%, yang setara dengan capital gain sekitar 2,4%.
Untuk diketahui, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (11/9) menyatakan akan menyalurkan Rp200 triliun dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) negara yang selama ini disimpan di Bank Indonesia ke sistem perekonomian melalui bank-bank Himbara. Dana ini diminta tidak ditempatkan di SBN/SRBI, melainkan disalurkan ke sektor riil melalui kredit.
(Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.