BeritaArrow iconSahamArrow iconArtikel

Kinerja Positif, Central Proteina Prima (CPRO) Lunasi Lebih Awal Utang US$51,51 Juta

Hanum Kusuma Dewi29 Januari 2024
Tags:
Kinerja Positif, Central Proteina Prima (CPRO) Lunasi Lebih Awal Utang US$51,51 Juta
Ilustrasi investor analis manajemen emiten sedang melihat laporan keuangan perusahaan untuk menganalisis utang. (Shutterstock)

Pendapatan Perseroan naik sebesar 9,5% year-on-year menjadi Rp6,76 triliun per September 2023

Bareksa.com - PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) pada tanggal 15 Desember 2023 telah melunasi seluruh utang Tranche A dari Senior Facility Agreement (SFA) hasil restrukturisasi obligasi tahun 2021 yang lalu. Emiten yang bergerak di bidang budidaya udang terpadu, ikan dan pakan ternak serta investasi ini melunasi senilai US$51,51 juta atau sekitar Rp814,8 miliar dari fasilitas Tranche A tersebut.

Hal ini dikonfirmasi oleh Madison Pacific selaku wali amanat para pemegang obligasi berdasarkan surat pernyataan tanggal 17 Januari 2024.

"Pelunasan utang ini lebih cepat dua tahun dari masa jatuh tempo utang yang jatuh pada tahun 2025, terutama disebabkan oleh kinerja Perseroan yang semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir, ditopang oleh tingginya animo para petambak budidaya perikanan, tumbuhnya konsumsi makanan boga bahari, serta berkembangnya komunitas pencinta hewan kesayangan," kata Hendri Laiman, Presiden Direktur Central Proteina Prima dalam keterangannya yang diterima, Senin (29/1/2024).

Promo Terbaru di Bareksa

Sepanjang Januari hingga September 2023, Perseroan berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 12,5% menjadi Rp321,43 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pendapatan Perseroan naik sebesar 9,5% year-on-year (YoY) menjadi Rp6,76 triliun didorong oleh peningkatan penjualan dari bisnis pakan dan segmen makanan. Walaupun beban pokok penjualan Perseroan naik sebesar 11,8% menjadi Rp5,49 triliun, Perseroan dapat membukukan pertumbuhan laba kotor sebesar 0,7% YoY menjadi Rp1,27 triliun.

Namun, beberapa pos biaya juga mencatatkan kenaikan seiring dengan peningkatan penjualan dan program penetrasi pasar Perseroan dalam segmen makanan olahan. Beban penjualan Perseroan naik sebesar 17,0% menjadi Rp315,57 miliar dan beban umum dan administrasi juga naik tipis sebesar 0,9% menjadi Rp347,29 miliar YoY.

Berdasarkan pencapaian YoY, Perseroan optimis dapat mencapai target pertumbuhan penjualan tahun 2023 yang diproyeksikan mencapai sekitar Rp9 triliun.

Hendri menegaskan, setelah pelunasan utang Tranche A dari SFA, tersisa utang Tranche B dari SFA dengan total sekitar US$16 juta atau kurang lebih setara dengan Rp250 miliar yang akan jatuh tempo pada tahun 2026.

Pada tahun 2024, Perseroan tetap fokus untuk meningkatkan penjualan di kedua segmen utama bisnis Perseroan, yaitu segmen produk makanan boga bahari dan segmen bisnis pakan, baik pakan budidaya perikanan dan makanan hewan kesayangan. Realisasi rencana capex Perseroan yang mencakup kedua lini bisnis utama Perseroan menjadi kunci pertumbuhan Perseroan karena kapasitas produksi yang terbatas.

Pelunasan utang SFA lebih dini mengurangi beban keuangan Perseroan, sehingga penghematan biaya ini dapat digunakan untuk mendanai capex ekpansi Perseroan di bidang pengolahan makanan boga bahari dan pabrik pakan.

Dalam waktu dekat, Perseroan juga telah merencanakan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSLB) terkait dengan pengunduran diri Komisaris Perseroan, Mr. Michael Nacson dan Mr. Tobias Damek. Kedua Komisaris Perseroan ini sebelumnya diangkat melalui RUPSLB pada tahun 2018 untuk mengemban tugas khusus agar Perseroan dapat menyelesaikan kewajiban finansial pasca restrukturisasi obligasi.

"Dengan lunasnya utang Tranche A dari SFA, Perseroan menghormati keinginan Mr. Nacson dan Mr. Damek dan merencanakan RUPSLB untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku mengenai perubahan pengurus Perseroan," tutup Hendri Laiman.

Sebagai tambahan informasi, PT Central Proteina Prima (CPRO) meneken senior facilities agreement (SFA) senilai US$76,51 juta. Pinjaman itu, untuk restrukturisasi utang anak usaha yaitu Blue Ocean Resources Pte. Ltd (BOR). Fasilitas yang diteken pada Rabu, 15 September 2021 terdiri dari dua bagian.

Fasilitas tranche A dengan nilai US$51,51 juta. Itu merupakan jumlah dari para pemegang surat utang yang memilih mengubah surat utang menjadi pinjaman terhadap BOR. Fasilitas itu, memiliki jangka waktu hingga 31 Desember 2025. Fasilitas tranche B senilai US$25 juta, pinjaman baru kepada BOR dan memiliki jangka waktu hingga 31 Maret 2026.

Beli Saham, Klik di Sini

(IQPlus/02850711/hm)

* * *

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.317,1

Up0,19%
Up3,37%
Up0,02%
Up5,62%
Up18,27%
-

Capital Fixed Income Fund

1.770,56

Up0,58%
Up3,37%
Up0,02%
Up6,89%
Up17,19%
Up44,49%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.749,49

Down- 0,88%
Up2,77%
Up0,01%
Up3,89%
Up18,26%
Up46,70%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,44

Down- 0,02%
Up2,04%
Up0,02%
Up2,98%
Down- 2,22%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.035,35

Up0,51%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua