Reli SBN Kerek Return Reksadana Pendapatan Tetap Melesat hingga 2,28% Sebulan
Reli SBN dongkrak kinerja reksadana pendapatan tetap. Obligasi Negara unggul jangka pendek, korporasi lebih stabil jangka panjang

Reli SBN dongkrak kinerja reksadana pendapatan tetap. Obligasi Negara unggul jangka pendek, korporasi lebih stabil jangka panjang
Bareksa - Reli pasar Surat Berharga Negara (SBN) turut kerek kinerja obligasi korporasi, sehingga mendongkrak kinerja reksadana berbasis dua jenis obligasi tersebut.
Tim Analis Bareksa menyarankan investor bisa mempertimbangkan reksadana Obligasi Negara untuk booster jangka pendek 3 bulan seiring kenaikan likuiditas di pasar. Sedangkan reksadana obligasi korporasi bisa dipilih investor yang tidak ingin fluktuasi harga.
Kinerja reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara berhasil mencatatkan imbal hasil hingga 2,28% sebulan dan 7,61% setahun. Adapun reksadana obligasi korporasi mencatat cuan hingga 1,7% sebulan dan 10,23% setahun.
Promo Terbaru di Bareksa
Kinerja itu menunjukkan reksadana berbasis Obligasi Negara unggul untuk jangka pendek seiring bergairahnya pasar SBN. Namun jangka panjang reksadana obligasi korporasi lebih unggul. Selengkapnya tertera dalam tabel berikut:
Tabel: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Unggulan di Bareksa
Per 18 Sept 2025 | 1 Bulan | 1 Tahun |
|---|---|---|
RDPT Basis Obligasi Negara | ||
Bahana Obligasi Kehati Lestari Kelas G | 2,28% | 6,52% |
BRI Melati Pendapatan Utama | 1,95% | 6,91% |
Mandiri Investa Dana Syariah | 1,88% | 7,61% |
RDPT Basis Obligasi Korporasi | ||
Kisi Fixed Income Fund Plus | 1,42% | 10,23% |
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1,7% | 10,18% |
Avrist Emerald Stable Fund | 1,48% | 9,98% |
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 0,94% | 9,68% |
Sumber: Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa, turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) jadi 4,75% (17/9), ditambah katalis pemerintah menggelontorkan dana Rp200 triliun ke bank BUMN mendorong peningkatan likuiditas di pasar obligasi. Sehingga Obligasi Negara yang paling sensitif terhadap suku bunga kembali mengalami kenaikan lebih tinggi dari obligasi korporasi.
Mengutip bisnis.com (19/9), reli pasar Surat Berharga Negara (SBN) terjadi seiring derasnya aksi beli investor asing. Hingga akhir Agustus 2025, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp77,21 triliun di pasar SBN. Masuknya dana asing dalam jumlah besar ini menjadi salah satu pendorong utama penguatan harga SBN.
Kenaikan harga SBN berdampak pada turunnya imbal hasil (yield). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), yield SBN tenor 10 tahun turun dari 6,98% di awal tahun menjadi 6,33% per Kamis (18/9/2025), yang hampir menyentuh level terendahnya sepanjang 2025. Sementara itu, Indeks Obligasi Komposit Indonesia (ICBI) sudah membukukan return 9,33% sejak awal tahun.
(Ni Putu K/Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)
***
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.