BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

CEO Manulife AM Indonesia, Afifa : Pasar Reksadana Tetap Prospektif

Hanum Kusuma Dewi08 April 2022
Tags:
CEO Manulife AM Indonesia, Afifa : Pasar Reksadana Tetap Prospektif
Afifa, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). (Dok. Manulife)

Potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di 2022 dapat menjadi katalis bagi investor untuk berinvestasi di reksadana

Bareksa.com - Tiga bulan pertama tahun ini baru saja berlalu, bagaimana perkembangan industri reksadana nasional hingga akhir tahun, Afifa, CEO & Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menyampaikan pandangan kepada Bareksa, Jumat (8/4/2022).

Afifa menyampaikan mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksadana industri turun dari sekitar Rp580 triliun per akhir Desember 2021, menjadi Rp571 triliun per akhir Februari 2022. Sementara itu catatan Bareksa yang juga mengutip data OJK, dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana per akhir bulan lalu atau Maret 2022, tercatat Rp568,19 triliun.

Illustration


Promo Terbaru di Bareksa

Sumber: OJK, diolah Bareksa

Menurut Afifa penurunan dana kelolaan reksadana lebih disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed.

"Namun hingga akhir tahun, kami melihat potensi pasar reksadana masih positif, didukung tingkat suku bunga domestik yang rendah dan likuiditas tinggi. Reksadana jadi salah satu opsi untuk mencari return yang lebih optimal," kata Afifa.

Baca juga Sepanjang Tahun Berjalan Kelolaan Reksadana Turun Tapi Diprediksi Tumbuh Semester II

Ia menjelaskan dari segi outlook ekonomi, potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di 2022, juga dapat menjadi katalis bagi investor untuk berinvestasi reksadana. Lebih lanjut Afifa mengatakan momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih berlanjut di 2022, dan hal ini akan menopang pasar finansial dan minat investor.

"Hal ini membuat pasar reksadana tahun ini akan tetap prospektif," imbuhnya.

Afifa menilai, Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang tahun ini diperkirakan akan mengalami anomali, yaitu kenaikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih tinggi dibanding dengan tahun 2021. Hal ini berkebalikan dengan banyak negara lain yang justru di 2022 ini mengalami normalisasi.

Menurutnya momentum akselerasi ini terjadi ditopang oleh penanganan pandemi yang cukup baik, tingkat vaksinasi yang tinggi dengan populasi target masyarakat usia produktif yang menjadi penggerak aktivitas ekonomi, anggaran belanja pemerintah di sektor infrastruktur yang kembali meningkat setelah dua tahun sebelumnya sangat berat terfokus pada pandemi, serta sektor new economy (baik e-economy maupun green economy) yang sedang bergairah.

"Semua ini akan menopang reksadana, di mana reksadana akan menjadi opsi investor untuk dengan mudah memiliki bauran berbagai aset investasi seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Diolah sedemikian rupa untuk mencapai titik optimum dari segi potensi imbal hasil dan risiko yang diemban," kata Afifa.

Baca juga Saham Big Caps Diincar Asing, Masuk Portofolio Reksadana Ini

Bulan Puasa dan Investasi Reksadana

Di sisi lain mengenai apakah bulan puasa Ramadan mendorong reksadana jenis tertentu berpotensi tumbuh lebih besar? Afifa mengatakan tidak melihat adanya tren tertentu untuk kinerja pasar di bulan Ramadan. "Pergerakan pasar relatif acak mengikuti dinamika pasar dan sentimen investor yang terjadi saat itu," kata dia.

Lalu apakah bulan puasa Ramadan juga mengubah pola investasi oleh investor reksadana? Menurutnya khususnya bagi pekerja, mempunyai tambahan pemasukan dari adanya THR. Hanya saja, ia mengingatkan THR harus dikelola secara bijak.

"Tidak hanya untuk kebutuhan-kebutuhan selama Ramadan, tapi juga untuk amal (zakat dan infak), serta bisa untuk menambahkan porsi investasi yang sudah kita tetapkan sebelumnya," kata dia.

Baca juga Waspada THR Trap, Ini Cara Atur THR 2022 dan Bonus Tahunan ala Prita Ghozie

(Martina Priyanti/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua