BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Prospek Perbankan Syariah Dinilai Positif di 2022, Peluang Reksadana Saham Syariah

Abdul Malik07 Desember 2021
Tags:
Prospek Perbankan Syariah Dinilai Positif di 2022, Peluang Reksadana Saham Syariah
Ilustrasi pegawai Bank Syariah Indonesia sedang melayani nasabah. (dok. BSI)

Industri perbankan syariah dinilai akan melanjutkan pertumbuhan positif di 2022, baik dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga maupun penyaluran pembiayaan

Bareksa.com - Industri perbankan syariah dinilai akan bertumbuh positif tahun depan dengan ditopang oleh pemulihan ekonomi dan pengembangan ekonomi syariah. Pertumbuhan positif ini bisa menjadi peluang bagi produk investasi yang memiliki portofolio saham bank syariah.

Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan, industri perbankan syariah akan melanjutkan pertumbuhan positif pada 2022, baik dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) maupun penyaluran pembiayaan.

"Kinerja perbankan syariah utamanya didorong oleh pemulihan ekonomi, tren halal lifestyle, serta kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan ekonomi syariah," jelas Banjaran dalam keterangan resmi, Selasa (7/12).

Promo Terbaru di Bareksa

Pertumbuhan ini diharapkan juga bisa terjadi di BSI. Pasalnya, hingga kuartal III-2021, BSI bisa membukukan pertumbuhan tabungan sebesar 11,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho optimistis pertumbuhan tersebut akan berlanjut tahun depan. Hal ini didukung oleh banyaknya masyarakat Indonesia yang bersedia untuk mendapatkan layanan perbankan syariah. Sementara di sisi lain, baru 7 persen yang bisa dilayani oleh perbankan syariah.

Di sisi lain, BSI juga berperan aktif dalam penyaluran pembiayaan ke sektor riil. Hal ini terlihat dari penyaluran pembiayaan di sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai Rp14,72 triliun, sektor konstruksi Rp13,74 triliun, sektor industri pengolahan Rp9,75 triliun, sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan Rp8,62 triliun, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi Rp4,64 triliun serta sektor riil lainnya Rp26,23 triliun.

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

Optimisme ini juga tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang mulai bergerak ke arah positif. "Pemerintah cukup berhasil dalam mengendalikan pandemi Covid-19 dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui stimulus yang tepat," kata Ade.

Banjaran juga melihat penanganan kasus Covid-19 setelah gelombang kedua telah menunjukan hasil positif yang tercermin dari kasus yang terus melandai, vaksinasi yang meningkat, dan keterisian kamar rumah sakit oleh pasien terpapar Covid-19 yang menurun. Kondisi tersebut mendorong pemerintah melakukan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sehingga kuartal III tahun 2021 ekonomi kembali menggeliat.

Banjaran menilai, dengan pengalaman pemerintah yang baik dalam penanganan pandemi dan stimulus yang tepat di sektor ekonomi, jika ada gelombang krisis berikutnya ekonomi Indonesia tidak akan terlalu terguncang.

“Kalau kita melewati minggu ketiga dan keempat Desember ini tanpa adanya shock, insyaAllah Januari 2022 kita akan flying, sehingga kita bisa recovery seperti yang kita mau,” ujar Banjaran.

Baca : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood

Menurutnya, pulihnya konsumsi, investasi, serta kinerja positif ekspor akan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia pada 2022. Pertumbuhan PDB diperkirakan dapat kembali ke level sebelum pandemi pada kisaran 5 persen. Namun meningkatnya risiko global seperti mutasi varian Covid-19, inflasi, dan normalisasi kebijakan moneter global tetap perlu diwaspadai dampaknya terhadap pemulihan ekonomi.

Reksadana dengan Portofolio Saham Bank Syariah

Bertumbuhnya perbankan syariah tentunya bisa mendukung perkembangan saham bank syariah dan investasi dengan portofolio bank syariah.

Berdasarkan daftar reksadana di Bareksa, setidaknya ada 4 produk reksadana yang memiliki portofolio saham bank syariah.

Produk pertama adalah Simas Syariah Unggulan dari PT Sinarmas Asset Management. Kemudian, Mandiri Investa Atraktif Syariah dari PT Mandiri Manajemen Investasi, Principal Islamic Equity Growth Syariah dari PT Principal Asset Management dan BNP Paribas Pesona Syariah dari PT BNP Paribas Asset Management.

Empat reksadana tersebut memiliki portofolio saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPS).

(K09/AM)

Baca : Promo Beli Tabungan Emas Pegadaian di Bareksa, Bisa Raih Hadiah Rp50 Ribu

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua