BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Reksadana Saham Masih Menarik Lho, Ini Alasannya

Abdul Malik28 Mei 2021
Tags:
Reksadana Saham Masih Menarik Lho, Ini Alasannya
ilustrasi investasi di reksadana saham. (Shutterstock)

Investor reksadana saham cenderung tidak melakukan redemption pada saat pasar turun

Bareksa.com - Reksadana saham dinilai masih memiliki daya tarik sepanjang tahun ini. Tak hanya itu, menariknya meskipun pasar bergejolak sepanjang tahun ini, ternyata belum nampak ada tren investor reksadana saham melakukan pencairan (redemption).

Fenomena ini cukup menarik, karena terkadang sebagian investor menjadi panik dan melakukan penjualan saat pasar sedang tertekan. Equity Fund Manager Avrist Asset Management (Avrist AM), Billy Nugraha menilai masih menariknya reksadana saham antara lain mengingat progres pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berjalan.

"Tentunya positif terhadap pertumbuhan penerimaan bagi emiten-emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kami juga masih yakin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa ditutup di atas 6.300," ujar Billy dilansir Bisnis (27/5/2021).

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut Billy, daya tarik saham Indonesia juga masih lebih tinggi dibandingkan negara berkembang (emerging market) lainnya. Dari sisi valuasi, pasar saham Indonesia juga dinilai masih terbilang masih murah (undervalue), sehingga potensi masuknya investor akan lebih tinggi.

Billy menyampaikan Avrist AM belum melihat adanya tren kenaikan redemption seiring dengan penurunan kinerja reksadana saham. Ia mengatakan investor reksadana saham di Avrist AM justru giat melakukan pembelian.

Prospek Reksadana Saham

Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) menyampaikan prospek instrumen reksadana saham ke depannya masih cukup baik. Ia memprediksi level wajar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini berada di kisaran 6.700.

Dengan mengacu pada IHSG saat ini yang berada di 5.800 – 5.900, reksadana saham masih menyisakan potensi capital gain yang signifikan.

"Hanya saja, perkembangan kasus virus corona yang sedang naik juga akan menjadi salah satu perhatian utama pada investor," imbuh Rudiyanto.

Hasil riset Infovesta Utama menyebutkan pada penutupan periode 11-21 Mei 2021, reksadana saham membukukan koreksi terdalam dengan kinerja -2,31 persen. Pada periode waktu yang sama, IHSG turun 3,71 persen dan bahkan sempat menyentuh level terendahnya sepanjang tahun 2021 di level 5.761 pada 19 Mei 2021.

Pelemahan IHSG ikut menekan kinerja indeks reksadana berbasis saham. Infovesta Equity Fund Index tercatat mencatatkan kinerja -2,64 persen secara month to date (mtd) dan Infovesta Balanced Equity Fund Index -1,15 persen.

Rudiyanto menyampaikan penurunan reksadana saham tidak menimbulkan dampak besar terhadap kenaikan redemption investor. Investor pada reksadana saham cenderung tidak melakukan redemption pada saat pasar turun.

"Mereka lebih banyak menjual pada saat harga sedang naik. Sejauh ini kami juga masih mencatatkan net subs di reksadana saham," ujar Rudiyanto.

Strategi Manajer Investasi

Avrist AM menyampaikan masih berfokus mempertimbangkan valuasi saham yang dinilai menarik dan memiliki prospek positif. Billy mengatakan pihaknya juga terus memantau emiten-emiten pada sektor-sektor potensial. Salah satu kriteria yang dicari adalah emiten yang menjadi pionir dalam ekonomi digital (digital economy).

Sementara itu untuk mengurangi paparan volatilitas, Avrist AM melakukan perdagangan jangka pendek pada saham-saham berkapitaliasasi pasar jumbo atau big caps. Hal ini dilakukan guna memanfaatkan momentum penguatan yang sewaktu-waktu terjadi.

"Untuk sementara waktu, selain melakukan short term momentum trading, kami juga meningkatkan porsi cash dalam portofolio," katanya.

Menurut Billy minimnya katalis positif baru yang mampu mendorong pergerakan bursa secara signifikan membuat kinerja reksadana saham pada Mei 2021 melemah.

Hal tersebut juga ditambah dengan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter di AS dengan cara tapering off yang akan berujung pada kenaikan suku bunga di Amerika.

Menurutnya ekspektasi ini semakin menguat beberapa waktu belakangan mengingat perdebatan terkait outlook angka inflasi ke depannya.

"Satu hal lain yang membuat pasar cenderung sepi adalah sikap investor yang mengantisipasi gebrakan baru BEI untuk menyambut IPO emiten-emiten teknologi dan digital seperti GoTo dan Bukalapak," tambahnya.

Sementara itu Panin AM akan terus melakukan penyesuaian strategi guna menyikapi volatilitas yang tinggi pada pasar saham. Salah satu upaya yang dilakukan adalah masuk pada saham-saham yang valuasinya sedang turun.

Adapun reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas atau saham. Karena mayoritas portofolionya ada di efek saham, maka sifat dan pergerakan reksadana ini mirip dengan sifat dan pergerakan saham.

Reksadana saham ini memiliki fluktuasi tinggi, artinya bisa naik dan turun dalam jangka waktu cepat. Akan tetapi, dalam jangka waktu panjang, reksadanajenis ini berpotensi tumbuh lebih tinggi dibandingkan jenis produk lain.

Mengingat sifatnya yang high risk high return, tentu saja jenis reksadana ini cocok untuk investor yang memiliki profil risiko tinggi atau agresif. Pemilik profil risiko agresif sangat siap untung dan juga siap rugi (risk taker).

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua