BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Begini Cara Diversifikasi Investasi di Reksadana Syariah

Abdul Malik29 April 2021
Tags:
Begini Cara Diversifikasi Investasi di Reksadana Syariah
ilustrasi dua mahasiswi yang berbeda latar belakang agama yang berinvestasi di reksadana syariah dan SBN syariah serta melakukan diversifikasi investasi. (Shutterstock)

Reksadana syariah dapat dibeli oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa dilihat latar belakang agamanya

Bareksa.com - Meski berlabel syariah, bukan berarti reksadana syariah hanya diperuntukan bagi umat Muslim. Reksadana syariah bisa dijadikan pilihan berinvestasi bagi semua kalangan. Makanya, bagi Anda yang ingin melakukan diversifikasi investasi dapat memilih reksadana syariah, apapun latar belakang kepercayaan atau agama.

Melansir lama resmi Schroders Indonesia, seperti halnya reksadana konvensional, reksadana syariah juga merupakan wadah investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi (MI), namun dana kelolaannya hanya diinvestasikan ke efek syariah berupa saham syariah, sukuk atau instrumen syariah lainnya.

Seperti halnya reksadana konvensional, reksadana syariah juga banyak bentuk atau jenisnya yakni:

Promo Terbaru di Bareksa

1. Reksadana Syariah Pasar Uang : hanya melakukan investasi pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri dan atau efek syariah berpendapatan tetap yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan/atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari 1 (satu) tahun.

2. Reksadana Syariah Pendapatan Tetap : melakukan investasi paling sedikit 80 persen dari nilai aktiva bersih atau dana kelolaannya dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap.

3. Reksadana Syariah Campuran : melakukan investasi pada efek syariah bersifat ekuitas, efek syariah berpendapatan tetap dan atau instrumen pasar uang dalam negeri yang masing-masing tidak melebihi 79 persen dari nilai aktiva bersih.

4. Reksadana Syariah Saham : melakukan investasi paling sedikit 80 persen dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek syariah bersifat ekuitas.

5. Reksadana Syariah Indeks : melakukan investasi minimal 80 persen dari NAB dalam efek syariah yang merupakan bagian dari suatu indeks syariah yang menjadi acuannya.

6. Reksadana Syariah Sukuk : melakukan investasi plaing sedikit 85 persen dari NAB ke sukuk, SBSN atau surat berharga komersial Syariah yang jatuh temponya 1 tahun atau lebih dan masuk kategori layak investasi.

7. Reksadana Syariah Terproteksi : melakukan investasi paling sedikit 70 persen dari NAB dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap dan paling banyak 30 persen dari NAB dalam bentuk saham syariah dan atau sukuk yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri.

8. Reksadana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri : melakukan investasi paling sedikit 51 persen dari NAB ke efek syariah luar negeri yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh pihak penerbit DES.

9. Exchange Traded Fund (ETF) Syariah : reksadana syariah berbentuk KIK yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek.

Tips Diversifikasi Investasi

Salah satu kegunaan diversifikasi investasi ialah untuk mengurangi risiko investasi dari instrumen berikut jenis investasi yang Anda pilih. Maka, sebaiknya jangan menempatkan seluruh dana investasi (eggs/telur) Anda dalam satu jenis instrumen investasi (basket), karena jika instrumen investasi Anda (basket) jatuh, seluruh dana (eggs/telur) Anda akan turun nilainya (pecah).

Tempatkanlah dana Anda dalam beberapa jenis instrumen investasi dengan melakukan diversifikasi. Dengan begitu, jika salah satu keranjang investasi Anda jatuh, maka Anda masih memiliki cadangan keranjang investasi di tempat lain, yang harapannya dapat menopang keseluruhan jenis investasi Anda agar tidak jatuh nilainya secara keseluruhan.

Berikut tips agar Anda bisa menentukan bentuk-bentuk diversifikasi investasi, salah satunya di reksadana :

1. Tujuan Investasi

Investasi bisa dikatakan menyisihkan sejumlah "uang nganggur" atau idle money, untuk kebutuhan jangka panjang dan bukan merupakan uang yang digunakan untuk kebutuhan lainnya, apalagi kebutuhan sehari-hari. Di sisi lain pada kenyataannya, banyak orang yang ingin berinvestasi jangka pendek dengan tingkat likuiditas yang tinggi, namun mengharapkan tingkat imbal hasil yang optimal.

Sebagai gambaran, bagi Anda yang baru memulai investasi reksadana, maka sangat penting untuk menentukan tujuan investasi yang akan dicapai. Jika tujuan investasi jangka panjang, maka komposisi reksadana saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, yang nilai imbal hasilnya tidak sebesar reksadana saham.

Tapi, jika tujuan investasi untuk jangka pendek hingga menengah, maka komposisi reksadana pasar uang dan pendapatan tetap akan lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana saham, agar mampu tumbuh stabil dan likuiditas terjaga.

2. Kenali Karakter Risiko

Berkaitan dengan tujuan yang telah dipilih, profil risiko sangat menentukan komposisi pembagian investasi reksadana. Sebagai informasi, terdapat empat jenis kategori profil risiko yakni :

- Konservatif, profil risiko ini investor sangat mengutamakan keutuhan nilai pokok investasi dengan risiko fluktuasi yang sangat rendah, terutama untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bulanan. Komposisi yang tepat untuk profil risiko ini ialah reksadana pasar uang di kisaran antara 80 persen hingga 90 persen, kemudian sisanya pada reksadana pendapatan tetap antara 10 persen hingga 20 persen.

- Konservatif moderat, pada profil risiko ini, investor masih tetap mengutamakan tingkat keutuhan nilai pokok investasi, namun masih bersedia menerima fluktuasi investasi jangka pendek untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih baik dibandingkan dengan produk perbankan. Komposisi yang tepat untuk profil risiko ini ialah 60 persen hingga 70 persen pada reksadana pasar uang, dan 30 persen hingga 40 persen pada reksadana pendapatan tetap.

- Moderat agresif, pada profil risiko ini, ciri utamanya adalah investor mulai berani mencoba alternatif untuk mendapatkan hasil investasi yang relatif tinggi, dan bersedia menerima risiko fluktuasi investasi yang juga relatif tinggi. Jenis profil risiko moderat agresif, komposisi yang tepat adalah 40 persen hingga 50 persen pada reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap, dan 50 persen hingga 60 persen pada reksadana campuran atau saham.

- Agresif, pada profil risiko ini, ciri utamanya ialah investor sangat mengutamakan hasil investasi yang tinggi dalam jangka panjang dan siap menerima tingginya risiko investasi. Jenis profil risiko agresif, komposisi yang tepat ialah 70 persen hingga 80 persen pada instrumen reksadana saham, dan 20 persen hingga 30 persen pada reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran.

Bagaimana, sudah siap melakukan diversifikasi? Sebelum melakukan diversifikasi investasi, pastikan lebih dulu jenis reksadana yang Anda pilih sesuai dengan profil risiko Anda.

(Martina Priyanti/AM)

​***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,21

Down- 0,04%
Up3,59%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,25%
-

Capital Fixed Income Fund

1.767,05

Up0,56%
Up3,40%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,17%
Up43,56%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,79%
Up3,43%
Up0,01%
Up3,97%
Up18,39%
Up46,82%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,45%
Up1,56%
Up0,01%
Up2,14%
Down- 2,42%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua