Kinerja Pasar Buyar Sepanjang Januari 2021, Reksadana Ini Mampu Bertahan
Indeks Harga Saham Gabungan menutup Januari 2021 dengan koreksi 1,95 persen sepanjang tahun berjalan (YtD)

Indeks Harga Saham Gabungan menutup Januari 2021 dengan koreksi 1,95 persen sepanjang tahun berjalan (YtD)
Bareksa.com -Mengakhiri perdagagan bulan pertama di 2021 yakni bulan Januari, bursa saham Tanah Air harus rela mengalami koreksi. Periode di mana biasanya menguntungkan bagi pelaku pasar atau biasa dikenal dengan January Effect, justru berakhir dengan kekecewaan akibat anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan terakhir Januari 2021.
Padahal di awal bulan lalu, IHSG sempat tancap gas dengan penguatan yang menyentuh 7,63 persen sepanjang tahun berjalan/year to date (YtD) pada 13 Januari 2021. Namun semuanya buyar karena IHSG mengalami penurunan beruntun selama 7 hari perdagangan sejak 21 Januari 2021. Alhasil, IHSG menutup Januari 2021 dengan koreksi 1,95 persen YtD.
Di awal bulan ini, kabar positif datang dari rilis Purchasing Managers' Index (PMI) sektor manufaktur Indonesia versi Markit untuk periode Desember 2020 yang cukup memuaskan. PMI manufaktur RI mengalami ekspansi 0,7 poin menjadi 51,3 dari sebelumnya di angka 50,6.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menjanjikan menggelontorkan stimulus tambahan senilai US$1,9 triliun, di luar stimulus US$ 900 miliar yang diteken pada Desember lalu juga menjadi sentimen positif lain yang mendorong bursa saham melesat di tiga pekan pertama bulan lalu.
Adapun sentimen negatif yang muncul yaitu terkait diperpanjangnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di kota-kota utama di Jawa dan Bali hingga 8 Februari 2021 mendatang.
Keputusan perpanjangan PPKM tersebut itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/1/2021)
Selain itu, sentimen dari lonjakan kasus positif virus corona (Covid-19) di Tanah Air yang sudah tembus 1 juta kasus juga menjadi penekan IHSG di akhir bulan.
Sementara dari global, ambrolnya bursa saham Wall Street juga ikut memiliki andil atas penurunan IHSG selama 7 hari beruntun akhir bulan lalu. Depresiasi bursa saham Negeri Adidaya jelas merupakan kabar negatif bagi pasar saham Asia, termasuk Indonesia.
Mayoritas Reksadana Tertekan
Kondisi IHSG yang mengalami tekanan pada bulan lalu terutama di pekan terakhirnya, membuat mayoritas kinerja reksadana saham ikut mengalami pelemahan, terutama reksadana berbasis saham.
Sumber: Bareksa
Berdasarkana data Bareksa, indeks reksadana saham mencatatkan kinerja paling buruk pada bulan lalu dengan pelemahan 5,23 persen, disusul indeks reksadana campuran (yang juga punya alokasi pada instrumen saham) dengan penurunan 2,49 persen.
Kemudian indeks reksadana pendapatan tetap juga ikut mencatatkan kinerja negatif dengan penurunan 0,86 persen dikarenakan yield SUN tenor 10 tahun yang bergerak naik 32,7 basis poin (0,327 persen) sepanjang bulan lalu.
Alhasil hanya indeks reksadana pasar uang yang mampu bertahan dengan kinerja positif 0,22 persen.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,57 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,86 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,16 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,96 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.