BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Ekonomi akan Positif, Ini Pandangan Schroders ke Pasar SBN

Abdul Malik11 Januari 2021
Tags:
Ekonomi akan Positif, Ini Pandangan Schroders ke Pasar SBN
President Director PT Schroder Investment Management Indonesia (''Schroders Indonesia''), Michael T. Tjoajadi, saat acara Seminar Economic Outlook 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (10/12/2019). (Bareksa/A Malik)

Schroders mulai menambah posisi di SBN seri tenor panjang untuk meningkatkan posisi durasi

Bareksa.com - Ekonomi diperkirakan pulih dan mendorong kinerja pasar keuangan. Pasar obligasi atau surat berharga negara, serta reksadana pendapatan tetap yang punya portofolionya, juga memiliki prospek cerah pada 2021.

Sepanjang 2020, pasar obligasi telah berkinerja positif dan memberikan keuntungan 14,5 persen setahun (year on year). Imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun telah turun dari 7,1 persen menjadi 5,9 persen di akhir tahun.

Illustration
Grafik Pergerakan Imbal Hasil SBN Tenor 10 Tahun
Sumber: Bareksa.com

Schroders dalam Market Outlook 2021 menjelaskan bahwa ekonomi global perlahan akan pulih pada tahun ini. Demikian juga dengan ekonomi Indonesia yang diperkirakan kembali positif pada 2021.

Promo Terbaru di Bareksa

"Kami perkirakan pemulihan pada konsumsi swasta seiring ekonomi mulai membaik meski dalam tingkat yang rendah. Dengan pengesahan Omnibus Law, pemerintah berharap investasi langsung asing masuk kembali dan mendorong investasi," tulis Schroders dalam risetnya yang sudah dibagikan kepada nasabah.

Illustration
Tabel Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber: Kemenkeu, ADB, IMF, World Bank OECD, Schroders

Karena ekonomi membutuhkan waktu untuk pulih, inflasi juga diperkirakan rendah pada semester pertama 2021. Maka, dengan inflasi rendah dan dolar AS yang tertekan, Schroders menilai Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sekali lagi di 2021 bila diperlukan.

Schroders memandang bahwa pasar obligasi telah menguat lebih cepat daripada pasar saham, dan melampaui level sebelum Covid-19. Pada saat ini, selisih antara imbal hasil obligasi negara Indonesia tenor 10 tahun dan obligasi Amerika Serikat (US Treasury) 10 tahun sekitar 500 basis poin (bps).

"Kami yakin masih ada potensi selisih menyempit menjadi 400 bps karena investor asing yang lebih berani ambil risiko, dolar AS yang lemah, dan imbal hasil riil yang menarik. Selain itu, kepemilikan asing di SBN juga telah anjlok dari 39 persen ke 25 persen di akhir 2020. Maka, kami yakin pasar obligasi juga memiliki potensi naik, meski terbatas bila dibandingkan dengan pasar saham," tulis Schroders.

Schroders memandang positif pasar obligasi dan pendapatan tetap, dengan strategi durasi yang relatif netral. Reli yang telah terjadi di pasar obligasi menjadikan potensi peningkatan harga obligasi terbatas.

"Namun, dengan imbal hasil riil SBN yang atraktif, rupiah stabil, dan kepemilikan asing di SBN yang rendah, kami pikir masih ada dukungan untuk pasar obligasi. Seiring investor asing mulai mengambil risiko, sedangkan pemerintah akan menerbitkan banyak SBN di awal 2021 (frontload), kami lihat ada ruang bagi imbal hasil obligasi untuk turun lagi meski terbatas."

Saat ini, permintaan untuk SBN tenor panjang telah pulih. Maka, Schroders mulai menambah posisi di SBN seri tenor panjang untuk meningkatkan posisi durasi. "Namun, kami belum sepenuhnya overweight karena ketidakpastian kasus Covid-19 dan valuasi yang sudah tinggi," tutup Schroders.

(Hanum K.D)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Empty Illustration

Produk Belum Tersedia

Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua