CEO Danareksa IM, Marsangap Tamba : Alasan Reksadana Pasar Uang Masih Diminati
Pada Juli 2020, dana kelolaan reksadana pasar uang melonjak 9,56 persen.
Pada Juli 2020, dana kelolaan reksadana pasar uang melonjak 9,56 persen.
Bareksa.com - Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (Danareksa IM), Marsangap P Tamba menilai reksadana pasar uang bisa menjadi opsi investasi untuk horizon investasi jangka pendek. Sebab reksadana pasar uang memiliki likuiditas tinggi dan tingkat risiko yang rendah.
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020, menyebutkan sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD) hingga Juli 2020, dana kelolaan reksadana pasar uang naik 9,56 persen. Kinerja positif AUM reksadana pasar uang ini membantu mengurangi persentase penurunan AUM industri reksadana menjadi tinggal minus 7,18 persen year to date.
Peningkatan dana kelolaan ini seiring dengan bertambahnya unit penyertaan reksadana pasar uang, yang mencapai 57,05 miliar unit per akhir Juli 2020. Angka ini merupakan pertumbuhan 23 persen dalam sebulan terakhir, dan 8,17 persen secara year to date.
Promo Terbaru di Bareksa
Adapun jumlah produk reksadana pasar uang bertambah 23 produk secara year to date, atau naik 7,3 persen menjadi 245 produk per akhir Juli 2020.
Pertumbuhan Dana Kelolaan dan Unit Penyertaan Reksadana Pasar Uang
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report July 2020
Marsangap menjelasan penilaiannya mengenai reksadana pasar uang, berdasarkan pertimbangan bahwa Bank Indonesia (BI) yang akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi tetap rendah dalam sasarannya 3 persen plus minus 1 persen pada 2020 dan 2021.
Menurut dia langkah itu akan berdampak pada suku bunga acuan BI yang juga akan tetap dijaga di level rendah sehingga pada akhirnya akan berimbas kepada rendahnya suku bunga simpanan perbankan.
"Prospek reksadana pasar uang masih cukup diminati oleh investor ke depannya. Kami melihat investor masih akan tetap memilih reksadana pasar uang dalam pengelolaan dana jangka pendek dan dana darurat untuk dapat mengoptimalkan hasil investasi," kata Marsangap, dilansir Kontan, Senin (24/8/2020).
Investasi Jangka Panjang
Marsangap mengatakan jika investor dengan tujuan investasi jangka panjang, maka kondisi saat ini dapat dijadikan momentum melakukan strategi investasi buy on weakness di reksadana saham untuk memaksimalkan hasil investasi dalam jangka panjang. Ke depan, dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Menurut dia, ketidakpastian dimaksud akibat kekhawatiran terhadap terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19, prospek pemulihan ekonomi global, dan kenaikan tensi geopolitik Amerika Serikat (AS) - China yang membuat investor cenderung untuk memilih instrumen investasi dengan tingkat risiko dan fluktuasi harga yang rendah. Makanya, reksadana pasar uang dan reksadana terproteksi bisa jadi pilihan.
Sementara itu Danareksa IM sendiri dalam kondisi saat ini mengatur portofolio reksadana pasar uang mereka dengan semakin menitikberatkan pemilihan underlying yang berkualitas tinggi. Underlying yang dipilih yakni yang memiliki likuiditas tinggi dan risiko rendah sebagaimana karakteristik utama dari reksa dana pasar uang.
"Kami memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang akhir tahun 2020 ada di kisaran 5,1 persen-5,3 persen per tahun," kata Marsangap.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2020. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.383,98 | 0,33% | 4,11% | 7,65% | 8,53% | 19,56% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,17 | 0,43% | 4,30% | 7,08% | 7,44% | 3,35% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.081,97 | 0,62% | 3,99% | 7,30% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,33 | 0,56% | 3,87% | 6,86% | 7,41% | 17,86% | 40,92% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.277,74 | 0,87% | 3,97% | 6,86% | 7,35% | 20,27% | 35,71% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.